
Tidak tahu banyak tentang kisah lengkap Nabi Idris as? Kalau benar begitu, kamu perlu menyimak cerita seputar kehidupan lengkap Nabi Idris as yang kami paparkan di artikel ini. Ada riwayatnya menurut Alquran, hadis, bahkan yang tertulis dalam Alkitab, lho. Simak uraian lengkapnya, yuk!
Dibandingkan dengan kisah lengkap para rasul seperti Adam, Nuh, Musa, atau Yusuf, cerita tentang Nabi Idris as barangkali kurang populer. Meski begitu, bukan berarti tidak masalah jika kamu tidak mengetahui riwayat hidupnya secara mendalam.
Justru, kamu perlu mengetahui riwayatnya agar wawasanmu akan para nabi dan rasul semakin luas. Dengan begitu, kamu dapat menceritakannya kepada anak cucu kelak supaya mereka dapat meneladani sifat-sifat mulia dan akhlak terpuji dari para rasul utusan Allah SWT.
Tertarik membaca kisah lengkap Nabi Idris as, bukan? Daripada semakin penasaran, mending langsung saja kamu simak keterangan lengkap seputar Sang Rasul yang kami rangkum dari berbagai sumber sebagai berikut! Selamat membaca.
Cerita Nabi Idris dan Malaikat Maut Masuk Surga Beserta Hikmahnya Bagi Hidup Manusia
Apa yang dilakukan Nabi Idris dan malaikat maut di surga? Kalau kamu penasaran ingin tahu kisah lengkapnya, simak uraian cerita perjalanan Nabi Idris dan malaikat maut mengunjungi neraka ...
Cerita Mukjizat Nabi Idris As, Mulai dari Soal Kuda hingga Surga dan Neraka
Sebelum Nabi Muhammad, Idris telah terlebih dulu tahu seperti apa penampakan surga dan neraka. Kisah tentang mukjizat Nabi Idris tersebut terungkap dalam artikel ini, lho. Yuk, simak ...
Kisah Lengkap Nabi Idris As dari Lahir sampai Wafat
Sebelum membahas lebih lanjut kisah lengkap Nabi Idris as, kamu perlu tahu latar belakang yang membuat kita perlu mempelajari riwayatnya. Bahwasanya, Allah berfirman dalam Surah Maryam ayat 56–57 yang berbunyi, “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Alquran. Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”
Di antara 25 nabi dan rasul, nama Idris berada di urutan kedua, yaitu setelah Adam dan sebelum Nuh. Namanya hanya disebutkan dua kali di Alquran, tetapi ia dipuji sebagai sosok yang sabar, jujur, dan orang yang diangkat derajatnya oleh Allah.
Konon, ia bekerja sebagai penjahit sebagaimana diriwayatkan oleh Al Hakim bahwa Ibnu Abbas berkata, “Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit, dan Musa adalah penggembala.” Berikut kisahnya!
Baca juga: Kisah Nabi Yusuf As dan Mukjizatnya yang Akan Membuatmu Semakin Kagum pada Sosoknya!
Asal Usul Nabi Idris As
Menurut pendapat populer, Sang Rasul lahir dan hidup di Babilonia. Akan tetapi, ia kemudian hijrah ke Mesir bersama pengikutnya lantaran mendapati banyak penduduk Babilonia yang melakukan perbuatan yang tergolong ke dalam dosa, baik dosa kecil maupun besar.
Namun, sebagian ulama meyakini pendapat berbeda. Pasalnya di dalam buku Nabi-Nabi dalam tulisan karya Afif Abdul Fatah, yang mengutip sejumlah keterangan ulama, disebutkan Nabi Idris as dilahirkan di Munaf (Memphis), Mesir. Ia kemudian berdakwah menyiarkan agama ke wilayah Irak kuno.
Di Alquran, riwayat hidupnya memang bisa dibilang tidak dijelaskan secara rinci seperti nabi dan rasul yang lain. Oleh sebab itu, di kalangan ulama dan ahli tafsir, terdapat perbedaan pendapat mengenai siapa sebenarnya Idris. Ia bahkan kerap dikaitkan dengan tokoh-tokoh tertentu yang terkenal dalam Alkitab.
Pendapat tentang Sosok Idris
Pertama, ia dikaitkan dengan tokoh bernama Henokh atau Akhnukh di Alkitab. Sebagian ulama seperti Ibnu Jarir Ath Thabari dan Al Baizawi menyetujui pendapat tersebut. Bahkan, Al Baizawi menuturkan, “Idris berasal dari keturunan Syits dan moyang Nuh, dan namanya adalah Henokh.”
Dari pernyataan itu, dapat disimpulkan bahwa Idris merupakan keturunan Nabi Adam as. Alkitab menyebutkan kalau ia adalah keturunan keenam dengan silsilah, Henokh bin Yared bin Mahalaleel bin Kenan bin Enos bin Syits bin Adam.
Pendapat kedua menolak bahwa Idris dan Henokh merupakan orang yang sama dengan dasar hadis isra’ mi’raj. Di dalam hadis itu dikatakan, Nabi Muhammad sempat bertemu Idris dalam perjalanan isra’ mi’raj ketika ia menginjakkan kaki di surga.
“Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, di sana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku), ‘Ini adalah Idris; berilah dia salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya, dan ia mengucapkan, ‘Selamat datang, wahai saudaraku yang alim dan nabi yang saleh,’ sebagai balasan salamnya kepadaku.” (Hadis Sahih Bukhari)
Di sana, Idris menyapa Muhammad dengan sebutan “saudaraku”, bukan “anakku yang saleh”. Jika memang Idris dan Henokh adalah orang yang sama, mestinya ia disapa sebagai anak. Dan karena bukan orang yang sama, maka disebut saudara lantaran Idris bukan nenek moyang Muhammad.
Di dalam Syarah Arba’in An Nawawi, Syekh Muhammad bin Shalil Al Utsaimin menerangkan, Sang Rasul merupakan nabi dari Bani Israel keturunan Ibrahim sehingga ia bukanlah moyang dari Muhammad. Kendati demikian, ada sebagian yang menafsirkan kalau alasan Idris memanggil Muhammad sebagai saudara hanya sebagai bentuk kerendahan hati.
Sosok Henokh dalam Alkitab yang Diduga sebagai Idris
Berdasarkan sumber tradisi Kristen, tokoh Henokh diceritakan dalam Kitab Kejadian pada Alkitab dan Perjanjian Lama. Di sana diterangkan bahwa ia adalah salah satu putra Yared, dan namanya disinggung 19 kali.
Pada salah satu ayat dikatakan, “Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi sebab ia telah diangkat oleh Allah.” Dikatakan pula, melalui Henokh lahirlah Nuh, Abraham, Daud, hingga kemudian menurunkan Yesus.
Ada pun yang diungkapkan dalam Perjanjian Baru adalah, “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.” (Ibrani: 5)
“Juga tentang (orang-orang fasik tersebut) Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ‘Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan’.” (Yudas: 14)
Baca juga: Cerita Nabi Daud Melawan Jalut Demi Membela Bani Israel dan Tanah Airnya
Benarkah Nabi Ilyas Adalah Idris?
Selain pendapat yang sudah kamu baca seputar kisah lengkap Nabi Idris as di atas, ada pula pandangan lain. Yaitu terkait pendapat yang menyebut bahwa Sang Rasul diangkat ke surga, kemudian muncul pandangan mengenai dirinya merupakan orang yang sama dengan Nabi Ilyas as.
Sebagian ulama sependapat kalau Idris dan Ilyas atau Elia adalah nabi dari Bani Israel yang hidup pada abad ke-9 sebelum Masehi. Pendapat ini merujuk pada Hadis Bukhari yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas, di mana dikatakan kalau Ilyas ialah Idris.
Sementara itu, ada pula yang beranggapan Sang Rasul bukanlah Henokh maupun Ilyas, melainkan tokoh lain. Sejumlah sejarawan menuturkan, tokoh yang disebutkan dalam Alquran ini sebenarnya bernama Andreas, yaitu juru masak dari Syria yang mencapai keabadian.
Manusia Pertama yang Menulis Pakai Pena
Konon dikenal sebagai seorang penjahit, ternyata menurut kisah lengkap dirinya berdasarkan pendapat sejarawan muslim Ibnu Ishaq, Nabi Idris as juga merupakan orang pertama yang mengenalkan tulis-menulis dengan menggunakan pena. Hal ini dibuktikan dengan temuan potongan naskah kuno terkait Idris dari para ilmuwan.
Naskah kuno itu disebut Kitab Henokh. Di dalamnya berisi sebuah riwayat tentang peradaban tertua di Lemuria, Atlantis, yang hilang ditelan bumi. Di naskah tersebut terdapat pula prediksi mengenai banjir besar yang terjadi di masa Nabi Nuh as. Diduga, Kitab Henokh itu ditulis oleh Idris atau yang dikenal dengan nama Akhnukh.
Tak cuma dianggap menjadi orang pertama yang menggunakan pena, ia juga seorang ahli perbintangan. Konon, ia adalah sosok yang pertama kali menggunakan bintang sebagai penunjuk arah, untuk memperkirakan kondisi cuaca, termasuk dalam menentukan waktu yang tepat untuk bercocok tanam, dan sebagainya.
Baca juga: Dongeng Abu Nawas Merayu Tuhan Beserta Ulasannya, Kisah yang Sarat akan Makna
Orang Pertama yang Menyaksikan Surga dan Neraka
Di sebuah riwayat berisi kisah lengkap Sang Rasul, dikatakan bahwa suatu hari Nabi Idris mengajukan permintaan unik kepada Malaikat Izroil sewaktu keduanya beribadah bersama. Sang Rasul meminta agar Izroil membawanya melihat surga dan neraka. “Bisakah engkau membawaku melihat surga dan neraka, wahai Malaikat Izroil?” tanyanya.
Sang malaikat menjawab, “Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaan darimu sungguh aneh. Mengapa engkau meminta itu? Bahkan para malaikat pun takut melihat neraka.” Idris merespons, “Terus terang, aku takut sekali dengan azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan imanku menjadi tebal setelah melihatnya.”
Malaikat Izroil pun meminta izin kepada Allah. Setelah mendapatkan restu, keduanya terlebih dulu pergi menuju ke neraka. Akan tetapi sebelum sampai di pintu neraka, Nabi Idris sudah pingsan melihat malaikat penjaga yang sosoknya menyeramkan. Ia juga tak sanggup melihat bagaimana malaikat penjaga neraka menyeret manusia-manusia yang durhaka kepada Allah untuk disiksa.
Sesudah itu, keduanya menuju surga, dan reaksi yang ditunjukkan hampir sama. Idris juga pingsan sesaat sebelum masuk ke dalam surga lantaran terlalu takjub pada keindahan yang ada. Di sana, ia menyaksikan sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca, dan di tepinya ditumbuhi pepohonan yang bagian batangnya terbuat dari emas dan perak.
Pemandangan tersebut membuat Sang Rasul enggan pulang ke bumi dan ingin tetap berada di surga. Namun, Malaikat Izroil berkata, “Engkau boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti. Setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah, barulah engkau bisa menghuni surga bersama para nabi dan orang-orang yang beriman.”
Sejak saat itu, utusan Allah yang satu ini berjanji pada diri sendiri untuk tekun beribadah kepada Allah hingga hari akhir (kiamat) tiba. “Kalau begitu, aku ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” ujarnya.
Baca juga: Cerita Mukjizat Nabi Daud As yang Mengagumkan dan Memperluas Wawasan
Kisah Lengkap Persahabatan Nabi Idris As dan Malaikat Izroil
Kedekatan Nabi Idris dengan Izroil sang malaikat maut bisa dikatakan bukan sebatas beribadah bersama. Bagaimana tidak, Izroil hampir selalu mengabulkan yang menjadi permintaan Idris, meski tentu ia meminta izin kepada Allah terlebih dulu.
Misalnya saja ketika Sang Rasul meminta Izroil mencabut nyawanya. Ia ingin merasakan seperti apa rasanya sakaratul maut. Begini kebersamaan keduanya dan percakapan yang terjadi sebelum Izroil mencabut nyawa Sang Nabi.
Pada suatu malam, Izoril turun ke bumi menyamar sebagai seorang pria. Ia datang kepada Nabi Idris dan membawa banyak sekali buah-buahan. Mereka jalan-jalan ke luar dan berbincang-bincang, konon selama sekitar empat hari. Idris pun curiga pada pria itu dan menanyakan identitasnya yang asli.
“Tuanku, siapakah engkau sebenarnya?” tanya Sang Nabi. “Maaf, wahai nabi Allah. Aku sebenarnya adalah Izroil,” jawab pria tersebut. “Malaikat Izroil? Kaukah itu? Sang pencabut nyawa?” Idris memastikan. “Benar,” kata Izroil.
“Sudah empat hari engkau bersamaku. Apakah engkau juga menunaikan tugasmu mencabut nyawa makhluk-makhluk di bumi?” utusan Allah itu masih penasaran. “Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah kucabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku mengambilnya bagaikan orang yang sedang menyuap makanan,” sang malaikat pencabut nyawa menerangkan.
Saat Sang Nabi Merasakan Sakitnya Sakaratul Maut
“Wahai Malaikat Izroil. Apakah kedatanganmu adalah hendak mencabut nyawaku?” Sang Rasul penasaran. “Tidak. Aku datang hanya untuk mengunjungimu karena merindukanmu, dan Allah memberiku izin,” tutur sang malaikat.
Idris bertanya kembali, “Wahai Izroil. Aku punya satu permintaan dan tolong kabulkanlah untukku. Tolong cabut nyawaku dan minta izin kepada Allah untuk mengembalikan nyawaku setelahnya. Aku ingin merasakan sakaratul maut yang katanya sangat dahsyat.”
Izroil menurutinya setelah mendapatkan izin dari Allah. Saat nyawanya dicabut, Sang Rasul kesakitan sehingga membuat Izroil menangis melihat sahabatnya merasakan sakaratul maut. Setelah ia wafat, Sang Nabi dihidupkan kembali.
Begitu membuka mata, ia menangis lantaran mengalami apa yang umatnya alami. Sejak itu, ia meningkatkan ibadahnya dan semakin giat mengajak umat-umatnya untuk menaati perintah Allah, senantiasa berbuat baik, dan selalu bersikap jujur.
Baca juga: Cerita tentang Mukjizat Nabi Sulaiman As sebagai Pelajaran untuk Pandai Bersyukur
Cerita Diangkatnya Nabi Idris As ke Langit Lalu Wafat
Al Mahluts dalam bukunya yang berjudul Atlas Sejarah Nabi dan Rasul menyebutkan, Nabi Idris as menurut kisah lengkap yang disepakati sebagian ulama hidup antara tahun 4.533 hingga 4.188 sebelum Masehi. Artinya, ia hidup kurang lebih selama 345 tahun.
Akan tetapi berdasarkan pendapat lain, Sang Rasul diperkirakan hidup hampir seribu tahun. Afif Abdul Fatah misalnya, dalam buku Nabi-Nabi, ia menerangkan kalau Idris meninggal di usia 865 tahun. Ada pula yang menyebut bahwa ia berusia 350 tahun saat Allah mengangkatnya ke langit (sama seperti Allah mengangkat Nabi Isa as).
Sementara itu menurut tafsir Ibnu Katsir, Nabi Idris as dicabut nyawanya di langit keempat. Konon, ia dijemput oleh malaikat untuk naik ke langit sedangkan di sana ada malaikat lain yang diperintahkan Allah untuk mencabut roh Idris.
Ibnu Katsir berkata, “Jika ia mengatakan bahwa Idris sampai saat ini belum meninggal, maka pendapatnya perlu dikaji ulang. Namun, jika ia mengatakan bahwa Idris diangkat ke langit dalam keadaan hidup, kemudian nyawanya dicabut di sana, maka pendapat tersebut tidak bertentangan dengan yang dikatakan oleh Ka’ab al-Ahbar (seorang rabbi Yahudi yang menerangkan soal diangkatnya Idris sama dengan yang tertera di Surah Maryam ayat 57). Wallahu a’lam.”
Saat malaikat yang diutus mencabut nyawa Sang Rasul dan malaikat yang menggendongnya bertemu, terjadilah percakapan di antara mereka. “Idris di mana?” tanya malaikat yang hendak mencabut nyawa. “Dia ada di pundakku,” jawab malaikat yang membawa Sang Rasul.
“Aku bertanya-tanya mengapa aku diperintahkan mencabut roh Idris di langit keempat. Pada mulanya aku bertanya, ‘Mengapa aku mencabut rohnya di langit, sedangkan ia berada di bumi?’ Inilah jawabannya,” tutur malaikat tersebut sembari melaksanakan tugasnya.
Baca juga: Legenda Asal-Usul Pulau Senua dan Ulasan Menariknya, Pulau yang Berbentuk Seperti Ibu Hamil
Kisah Singkat Seputar Mukjizat Nabi Idris
Cerita lengkap mengenai Nabi Idris as ini juga merangkum kisah seputar mukjizatnya. Bahwasanya, ia mempunyai sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki manusia lain, terutama pada masa dirinya hidup dahulu.
Beberapa mukjizat yang dikaruniakan Allah Taala kepadanya adalah, menjadi manusia pertama yang pandai baca tulis dengan menggunakan pena. Ia juga menjadi orang pertama yang memotong dan menjahit sendiri pakaiannya, setelah sebelumnya manusia hanya memakai kulit binatang yang dikeringkan untuk menutupi aurat.
Ia dikaruniai pula berbagai macam pengetahuan, semisal ilmu perbintangan, berhitung, cara merawat kuda, bahkan pandai membaca tanda-tanda alam. Sang Rasul disebut rajin mengkaji fenomena alam yang di dalamnya sering kali terdapat pertanda dari Allah.
Keteladanan dari Cerita Lengkap Nabi Idris As
1. Termasuk Golongan Orang-Orang Sabar
Di dalam kisah lengkap Nabi Idris as menurut Alquran maupun hadis yang kami paparkan memang tidak tersurat tentang sikap sabar Sang Rasul. Riwayat mengenai hal ini telah tercantum dalam Alquran Surah Al Anbiya ayat 85–86, yaitu:
“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.”
2. Pandai Mensyukuri Nikmat Tuhan
Rasul utusan Allah yang satu ini bisa dibilang pandai mensyukuri nikmat. Salah satunya dapat dilihat dari caranya memanfaat pengetahuan yang dimiliki, yang notabene dianugerahkan oleh Allah padanya.
Sebut saja bagaimana ia mengaplikasikan ilmu astronomi. Pengetahuan itu dipakai untuk membantunya dan umatnya menentukan waktu terbaik untuk bercocok tanam dan kapan saat yang pas untuk memanen.
3. Rajin Beribadah dan Senantiasa Berbuat Baik
Barangkali kamu mengira bahwa Idris menjadi lebih rajin beribadah setelah mengalami sakaratul maut. Padahal, sebelum itu pun ia telah beribadah siang dan malam memuji kebesaran Allah Taala.
Saking rajinnya ibadah Sang Rasul, tak seorang pun mampu menggambarkan seberapa giatnya ia. Sampai-sampai, Malaikat Izroil yang dekat dengannya pun rindu karena kesulitan mencari waktu untuk sekadar bertemu.
Saat bertemu dan merasa akan dicabut nyawanya, ia berkata, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan ini dan itu kepadaku, maka bicaralah kamu kepada malaikat maut agar sudilah ia menangguhkan ajalku supaya amalku makin bertambah.”
Baca juga: Kisah Cincin Nabi Sulaiman yang Ajaib dan Misterius, Kamu Wajib Tahu!
Sudah Puas Membaca Riwayat Nabi Idris di Atas?
Itulah tadi kisah lengkap tentang Nabi Idris as yang perlu kamu ketahui. Kiranya, kamu juga dapat memetik hikmah dari cerita di atas dan mengambil pelajaran dari sosok Sang Rasul yang menjalani sebagian besar hidupnya dengan beribadah kepada Allah.
Jika kamu ingin belajar dari nabi dan rasul yang lain, jangan lewatkan artikel-artikel yang kami sediakan. Di sini, kami memaparkan pula kehidupan Nabi Adam, Nuh, Sulaiman, Musa, dan masih banyak lagi, lho!