
Tak mati terbakar api. Tak segan menyembelih sang putra demi menjalankan perintah Tuhan. Itulah kisah Nabi Ibrahim as lengkap yang semuanya terangkum dalam cerita berikut ini! Simak sampai selesai untuk menambah wawasan!
Berbicara mengenai kisah nabi-nabi, cerita lengkap Nabi Ibrahim as sebagai salah satu rasul ulul azmi tentu tidak dapat dilewatkan. Ya, ia merupakan satu dari lima nabi dan rasul yang termasuk ke dalam ulul azmi selain Nabi Nuh, Musa, Isa, dan Muhammad.
Melalui artikel ini, kami tidak hanya akan menyinggung mengenai hal tersebut. Kami juga memaparkan secara rinci kehidupan kerasulan Ibrahim sejak lahir hingga wafat, di mana beberapa kisahnya diungkap di sejumlah ayat dalam Alquran.
Penasaran seperti apa kisah lengkap Nabi Ibrahim as yang kami paparkan dalam artikel cerita berikut? Kalau sudah tak sabar, langsung saja simak penjabaran seputar kehidupan, mukjizat, serta keteladanan sifat Sang Nabi di bawah ini, yuk!
Cerita Nabi Ibrahim dan Raja Namrud, Sebuah Perlawanan terhadap Kebatilan!
Kamu mungkin sudah pernah mendengar kisah Nabi Ibrahim dan Raja Namrud. Akan tetapi, sudah tahukah kamu seperti apa cerita lengkap Nabi Ibrahim as berdakwah di negeri yang dipimpin raja ...
Cerita Nabi Ibrahim dan Ayahnya yang Menolak Beriman kepada Allah Taala
Ayah Nabi Ibrahim tak bergeming, apalagi berpaling dari berhala meski sudah mendengar peringatan dari anaknya. Seperti apa kisah Nabi Ibrahim dan ayahnya tersebut? Intip cerita lengkap ...
Cerita Cinta Nabi Ibrahim dan Istrinya yang Mengharukan dan Penuh Pengorbanan
Kedua istri Nabi Ibrahim sama-sama melahirkan putra yang menjadi salah satu nabi dan rasul Allah. Siapa mereka? Kisah keduanya kami paparkan dalam cerita Nabi Ibrahim dan istri berikut ini!
Cerita Nabi Ibrahim dan Ismail yang Penuh Pengorbanan dan Kesabaran
Seperti apa sebenarnya kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as yang kemudian menjadi permulaan bagi Hari Raya Kurban? Kalau kamu ingin tahu jawabannya, simak informasi yang kami rangkum ...
Inilah Cerita Nabi Ibrahim Mencari Tuhan yang Wajib Kamu Pahami Riwayatnya!
Dikelilingi dengan para penyembah berhala, termasuk sang ayah sendiri, Nabi Ibrahim pun bertanya-tanya siapakah Tuhan sebenarnya? Jika kamu ingin tahu kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhan, ...
Cerita Mukjizat Nabi Ibrahim yang Akan Membuatmu Terheran-heran!
Apa saja cerita mukjizat Nabi Ibrahim yang sudah kamu tahu selain tidak terbakar dilalap api? Berikut kami paparkan kisah Nabi Ibrahim dan mukjizatnya yang perlu kamu ketahui sebagai ...
Kisah Lengkap Nabi Ibrahim As Sejak Lahir hingga Wafat
Sejak lahir sampai wafat, kisah hidup Nabi Ibrahim as seolah tak pernah luput dari ujian. Saat tumbuh dewasa, ia bahkan tidak hanya berjuang untuk menyadarkan orang-orang jahiliyah agar menyembah Allah, tetapi mesti berdakwah kepada ayahnya sendiri.
Perjuangan terbesarnya adalah ketika ia harus melawan Raja Namrud. Hal ini membuatnya sempat dibakar hidup-hidup, tetapi beruntung saat itu dirinya mendapat mukjizat dari Allah sehingga bara api tidak sanggup untuk melukainya. Begini kisah lengkapnya:
Cerita Kelahiran Nabi Ibrahim As
Konon, dahulu hiduplah seorang penguasa yang sangat keji bernama Raja Namrud. Tak hanya keji, ia bahkan mengaku sebagai Tuhan dan ingin disembah oleh semua orang. Ia juga tak ingin kekuasaannya digantikan oleh siapa pun.
Hingga suatu hari, Namrud melihat tanda-tanda dari bintang-bintang yang dianggap memberinya isyarat jika kelak akan ada anak laki-laki yang lahir dan menghancurkan kekuasaannya. Akibatnya, ia pun mengeluarkan perintah agar setiap bayi laki-laki yang lahir dibunuh.
Sementara itu, di tempat Namrud berkuasa juga hidup sepasang suami istri, yakni Azar dan Amilah (menurut riwayat dari ulama Ibnu Katsir). Azar ialah seorang pembuat patung yang terbiasa membuat berhala-berhala sesembahan kaum jahiliyah di masa itu.
Istri Azar, Amilah mendengar pengumuman dari Raja Namrud. Ia yang waktu itu sedang mengandung terang saja ikut was-was karena adanya pengumuman tersebut, dan memilih untuk mengasingkan diri di hutan menjelang melahirkan.
Di hutan, Amilah melahirkan Ibrahim di dalam gua dan meninggalkannya di sana. Ibrahim yang masih bayi konon diasuh oleh Malaikat Jibril, dan disebut-sebut sudah mampu berjalan dan bicara saat baru berumur 20 hari. Meski begitu, kisah tentang Nabi Ibrahim as ini tidak tercantum dalam Alquran maupun Alkitab.
Baca juga: Cerita Rakyat Asal-Usul Gunung Semeru Beserta Ulasan Menariknya
Kaum Penyembah Berhala dan Pencarian Akan Tuhan
Menurut cerita, Nabi Ibrahim as tumbuh menjadi laki-laki tangguh walau hidup seorang diri di hutan. Begitu remaja, ia kembali ke tengah masyarakat ke tempat orang tuanya berada, yakni di Kota Ur Kadim, Babilonia. Namun, pendapat lain menyebutkan bahwa tempat tersebut berada di sebuah dataran rendah di Damaskus.
Yang jelas, di sana ia mendapati semua orang menyembah patung. Di setiap sudut yang dilewatinya, mulai dari rumah penduduk hingga tempat-tempat umum dipenuhi dengan patung sesembahan.
Hal ini membuatnya bertanya-tanya, apakah patung-patung itu adalah Tuhan? Apakah bulan, bintang, dan matahari adalah Tuhan? Siapakah Tuhan itu sebenarnya? Pertanyaan Nabi Ibrahim terkait hal ini tertera dalam Surah Al An’am ayat 76–79, yaitu:
“Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: ‘Inilah Tuhanku’, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: ‘Saya tidak suka kepada yang tenggelam’.” (Al An’am: 76)
“Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata: ‘Inilah tuhanku’. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: ‘Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat’.” (Al An’am: 77)
“Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: ‘Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar’. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan’.” (Al An’am: 78)
Melihat benda-benda langit yang disangka tuhan ternyata bukanlah Maha Pencipta, Ibrahim kemudian berkata, “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (Al An’am: 79)
Kisah Ayah Nabi Ibrahim As Ingkar kepada Allah
Usai menyadari bahwa Tuhan tidak dapat dipersekutukan dengan patung atau benda-benda langit mana pun, Nabi Ibrahim mulai berdakwah. Ia mengajak orang-orang untuk meninggalkan kebiasaan mereka menyembah berhala, dimulai dari ayahnya sendiri yang seorang pematung.
Kisah lengkap Nabi Ibrahim as membujuk sang ayah untuk meninggalkan sesembahannya dan mulai meyakini keesaan Allah tertuang dalam Surah Maryam ayat 42–48. Di situ diungkap bahwa sang ayah menolak ajakan Ibrahim, sehingga ia pun meninggalkan ayahnya dan menjauhkan diri.
“(Ingatlah) ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya, ‘Wahai ayahku! Mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat, dan tidak dapat menolongmu sedikit pun? Wahai ayahku! Sungguh, telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus’.” (Maryam: 42–43)
“‘Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan. Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih. Wahai ayahku! Aku sungguh khawatir engkau akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih, sehingga engkau menjadi teman bagi setan’.” (Maryam: 44–45)
“Dia (ayahnya) berkata, ‘Bencikah engkau kepada tuhan-tuhanku, wahai Ibrahim? Jika engkau tidak berhenti, pasti engkau akan kurajam, maka tinggalkanlah aku untuk waktu yang lama’.” (Maryam: 46)
“Dia (Ibrahim) berkata, ‘Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang engkau sembah selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku’.” (Maryam: 47–48)
Baca juga: Cerita Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis yang Dipenuhi dengan Keajaiban
Menghancurkan Berhala dan Mempermalukan Raja Namrud
Raja Namrud dan pengikutnya mempunyai tradisi tahunan di mana mereka terbiasa memberikan sesajen untuk berhala-berhala di tempat pemujaan. Saat tempat pemujaan sepi karena ditinggalkan Raja Namrud dan pengikutnya, Nabi Ibrahim datang dan berbicara kepada berhala-berhala tersebut walau tidak mendapat jawaban.
“Mengapa kamu tidak memakan sesajen ini? Mengapa kamu tidak menjawab?” tanyanya. Setelah mengucapkan itu, ia menghancurkan berhala-berhala yang ada, tetapi menyisakan berhala paling besar, dan meletakkan kapak yang digunakan untuk menghancurkan berhala-berhala kecil tadi di tangan berhala besar.
Raja Namrud dan para pengikutnya terkejut saat mereka kembali ke tempat pemujaan. Mereka langsung menuduh Ibrahim, mengingat dirinyalah yang selama ini mencela berhala-berhala tersebut. “Mereka berkata, ‘Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim’.” (Surah Al Anbiya: 59)
Sang Raja pun memerintahkan agar Ibrahim dipanggil. Di sana, ia ditanyai, tetapi tidak mengaku telah menghancurkan berhala-berhala yang ada. “Dia (Ibrahim) menjawab, ‘Sebenarnya (patung) besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara’.” (Al Anbiya: 63)
Seketika itu, berkatalah pengikut Raja Namrud, “Kemudian mereka menundukkan kepala (lalu berkata), ‘Engkau (Ibrahim) pasti tahu bahwa (berhala-berhala) itu tidak dapat berbicara’.” (Al Anbiya: 65)
“Dia (Ibrahim) berkata, ‘Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kamu? Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Tidakkah kamu mengerti?'” (Al Anbiya: 66–67)
Dibakar Hidup-Hidup oleh Namrud
Raja Namrud murka setelah dipermalukan oleh Nabi Ibrahim as. Ia lantas memerintahkan para pengawal untuk menghukum Ibrahim dengan seberat-beratnya, yakni dihukum mati dengan dibakar hidup-hidup.
Nabi Ibrahim diikat di tiang kayu dan di bawahnya diletakkan tumpukan kayu bakar yang sangat banyak. Api pun dinyalakan, tetapi atas kehendak Allah, nyalanya tidak mampu menyentuh kulit Sang Nabi. Bahkan, dikisahkan Ibrahim sama sekali tidak merasa kepanasan.
Di sisi lain, Namrud dan para pengikutnya tertawa senang menyaksikan api yang terlihat menjilat-jilat tubuh Ibrahim. Betapa terkejutnya mereka saat api padam, ternyata yang hancur lebur hanya kayunya, sedangkan tubuh Ibrahim tidak terluka sedikitpun. Melihat keajaiban itu, pengikut Namrud berpaling dan menjadi umat Nabi Ibrahim untuk berada di jalan Allah.
Baca juga: Legenda Asal Usul Munculnya Selat Bali Beserta Ulasan Menariknya
Tamu Misterius & Perintah Membinasakan Kaum Luth
Berdasarkan kisah lengkap yang tertulis dalam Alquran, suatu hari Nabi Ibrahim as pernah kedatangan tamu asing yang misterius. Jumlah tamu itu ada tiga orang menurut tafsir sebagian ulama. Kala itu, Ibrahim menyajikan daging sapi panggang kepada ketiga tamunya.
Namun, ketiga tamu itu sama sekali tidak menyentuh sapi panggang yang dihidangkan Sang Nabi. Melihat sikap para tamunya, ia gelisah, sehingga ketiga tamu tadi menenangkannya dan menjelaskan kedatangan mereka menemuinya. Bahwasanya, mereka adalah malaikat yang diutus Allah untuk memberikannya perintah agar membinasakan kaum Luth.
Sekadar informasi, kaum Luth (kaum sodom) adalah suatu kaum yang menempati wilayah Kan’an (disebut masuk dalam kawasan Yordania). Di wilayah itu, sebenarnya telah diutus seorang rasul, yaitu Nabi Luth yang bertugas untuk berdakwah kepada orang-orang di sana. Sayang, kaum tersebut sulit “ditaklukkan” lantaran telah terkenal sebagai kaum tak bermoral dan banyak dari mereka menyalahi fitrahnya sebagai manusia.
Setelah tahu tujuan para malaikat datang padanya, Ibrahim pun berdialog mengenai kaum Luth. “Maka ketika rasa takut hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan (para malaikat) Kami tentang kaum Luth.” (Surah Hud: 74)
Awalnya, ia mengaku tidak tega membinasakan kaum Luth yang berada di Kan’an. Terlebih, ia tahu bahwa di sana juga ada Nabi Luth. Hal inilah yang membuat Nabi Ibrahim dikenal sebagai sosok santun, lembut hatinya, dan senantiasa taat kepada Allah.
Akan tetapi, para malaikat menyampaikan kalau Allah akan menyelamatkan Luth dan hanya memberikan azab kepada kaum sodom karena rusaknya moral mereka. Malaikat pun menyudahi perdebatan dan mengatakan seperti tercantum dalam Surah Hud ayat 76, berbunyi, “Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak.”
Baca juga: Kisah Dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci Beserta Ulasan Lengkapnya
Perintah Membangun Kabah
Kabah di Mekah yang menjadi kiblat peribadatan umat Islam seluruh dunia, dulunya dibangun secara bertahap oleh nabi dan rasul Allah. Dan yang memulai pendirian Kabah ialah Ibrahim bersama anaknya, yakni Ismail, atas perintah Allah yang tertera pula dalam Alquran Surah Al Baqarah ayat 127.
“Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ‘Ya Tuhan Kami, terimalah dari kami (amal kami)’.” Dari ayat tersebut, terdapat sejumlah tafsir yang menyebut kalau bangunan Kabah sudah terlebih dulu ada, dan Ibrahim hanya meninggikan atau merenovasinya.
Tafsir semacam itu diungkapkan pula oleh Prof. Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Haji dan Umrah (2012). Ia menjelaskan, bisa jadi Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi Kabah karena bangunan awalnya sudah runtuh atau boleh jadi telah rata dengan tanah.
Sang Nabi disebut meninggikan bangunan Kabah menjadi 7 hasta, dengan panjang 30 hasta dan lebar 22 hasta. Selesainya pembangunan Kabah ditandai dengan peletakan Hajar Aswad, meski tidak terdapat penjelasan pasti tentang berapa lama prosesnya berlangsung.
Penyembelihan terhadap Ismail
Barangkali, penyembelihan terhadap Ismail adalah ujian terberat dari Allah yang diberikan kepada Nabi Ibrahim as. Bagaimana tidak, suatu hari, ia pernah menerima perintah untuk membunuh putranya sendiri sebagai bukti ketaatannya kepada Allah.
Perintah tersebut diterimanya melalui mimpi, dan langsung disampaikan kepada Ismail. “(Ibrahim) berkata, ‘Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!’ Dia (Ismail) menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar‘.” (Surah As Saffat: 102)
Lantaran sang putra sendiri telah bersedia, Ibrahim pun melakukan tugasnya. Akan tetapi saat hendak menyembelih Ismail, Allah mengganti sang anak dengan domba, sehingga yang disembelih Ibrahim adalah domba dan bukan putranya.
Baca juga: Cerita Rakyat Terjadinya Gunung Merapi dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik tuk Dibaca
Menjadi ‘Bapak’ bagi Bangsa dan Agama Besar
Pernah mendengar istilah “agama Ibrahim” atau “agama samawi”? Istilah ini berkaitan dengan agama yang dianut Ibrahim sebelum nama Islam dikenal. Sang Nabi dikatakan bukanlah penganut Yudaisme maupun Nasrani, tetapi memiliki kepercayaan terhadap Allah SWT. Kepercayaan itu dikenal pula dengan istilah Millah Ibrahim atau al-Hanafiyyah.
Baik Yudaisme, Kristiani, maupun Islam disebut sebagai agama Ibrahim (samawi) lantaran ketiganya meyakini keesaan Tuhan. Untuk itu, tak heran jika Sang Nabi dianggap membawa pengaruh besar terhadap perkembangan Islam, Kristen, dan Yahudi. Namanya sendiri tidak hanya diriwayatkan dalam Alquran, tetapi juga di Alkitab dan Tanakh (Alkitab Ibrani).
Dengan nama lainnya, Abraham (menurut Kristen dan Yahudi), ia dianggap sebagai “bapak” rohani oleh bangsa-bangsa dan agama-agama samawi. Dalam Islam sendiri, ia dipandang sebagai teladan, dan ajaran yang dibawa Muhammad dianggap kelanjutan ajaran Abraham.
Sementara itu bagi orang Yahudi, mereka kerap menyebut Ibrahim sebagai “bapak kami Abraham” sebagai tanda bahwa sosok Sang Nabi punya peranan cukup besar menjadi leluhur biologis bangsa Yahudi, sekaligus ayah dari agama Yahudi. Lain halnya dengan Kristen, walau menganggap Abraham tokoh yang dihormati, mereka telah mempunyai juru selamat sendiri, yaitu Yesus.
Akhir Hayat Sang Nabi Dijemput Malaikat Maut
Suatu hari saat di usia yang menginjak 175 tahun (dalam riwayat lain disebut 200 tahun), menurut cerita, Nabi Ibrahim as didatangi oleh malaikat maut di rumahnya. Malaikat maut yang menyamar sebagai seseorang yang buruk rupa ditolak kehadirannya oleh Ibrahim.
Adapun percakapan beliau ketika mendapati orang asing berada di rumahnya, “Siapa yang memperbolehkanmu masuk?” Malaikat maut menjawab, “Dzat yang memiliki rumah ini.” Ibrahim berkata lagi, “Dzat yang memiliki rumah lebih berhak atas rumah ini.”
Malaikat maut pergi, lalu kembali lagi pada keesokan harinya. Ketika itu, ia menyamar menyerupai sosok laki-laki yang rupawan. Sama seperti sebelumnya, Ibrahim bertanya kepada orang asing ini, “Siapa kamu? Dan siapa yang mengizinkanmu masuk rumahku?”
“Yang memberikan izin kepadaku adalah dzat yang memiliki rumah ini,” jawab malaikat maut. “Dzat yang memiliki rumah ini lebih berhak atasnya. Siapa sebenarnya dirimu?” Sang Nabi bertanya lagi. “Aku adalah malaikat maut, dan akulah yang menemuimu kemarin,” tutur malaikat maut.
Kemudian, malaikat maut melanjutkan kalimatnya, “Sesungguhnya ketika Allah menghendaki yang buruk terhadap seorang hamba, maka dia akan mengutusku dalam keadaan yang kau lihat kemarin. Apabila dia menghendaki yang baik, maka dia mengutusku dalam wujud seperti ini.”
Konon, setelah itu Nabi Ibrahim pun wafat dan jasadnya dimakamkan di perkebunan Hairun sesuai dengan wasiat yang disampaikannya. Pembaringan terakhirnya tersebut dekat dengan istri Nabi Ibrahim yang bernama Sarah.
Baca juga: Cerita tentang Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha yang Dijamin Bikin Siapa Saja Terharu
Mukjizat Nabi Ibrahim
Menurut kisah lengkap, Nabi Ibrahim as dikaruniai kecerdasan luar biasa oleh Allah. Oleh karenanya, ia tidak terpengaruh untuk ikut menyembah berhala seperti Raja Namrud dan para pengikutnya, dan menemukan sendiri keyakinan akan Tuhan Semesta Alam atas izin Allah.
Selain itu, ia diketahui memiliki beberapa mukjizat yang salah satu buktinya telah kami paparkan dalam cerita Nabi Ibrahim as di atas. Pertama, yaitu Sang Nabi kebal dari api yang membakar dirinya. Kedua, mampu menghidupkan kembali burung setelah disembelih dan dicincang. Ketiga, dapat mengubah pasir menjadi makanan.
Keteladanan di Balik Cerita Nabi Ibrahim
1. Jadilah Orang yang Sopan dan Lemah Lembut
Hal pertama yang dapat diteladani dari kisah lengkap Nabi Ibrahim as adalah, tentang bagaimana kesopanan dan kelembutan hatinya. Sikap semacam ini ditunjukkan salah satunya ketika ia menerima tamu yang tidak dikenal, tetapi tetap memuliakan mereka dan menghidangkan makanan mewah kepada mereka.
Sedangkan sifat lemah lembut dan kebaikan hatinya, terlihat sewaktu malaikat menyampaikan perintah Allah untuknya supaya ia membinasakan kaum sodom. Ia sempat tidak tega, padahal disebutkan bahwa kaum sodom telah dilaknat oleh Allah dengan azab yang amat pedih.
Kelembutan hati Sang Nabi juga diterangkan dalam Alquran, tepat di Surah Hud ayat 75, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bunyinya: “Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati, dan suka kembali (kepada Allah).”
2. Jadilah Orang yang Cerdas dan Banyak Akal
Sesuai cerita yang kami paparkan di atas, Nabi Ibrahim juga bisa dibilang cerdas dan banyak akal. Ia diberi pengetahuan dan kecerdasan oleh Allah sebagai bekal berdakwah dalam rangka menyadarkan kaum jahiliyah di masa Raja Namrud untuk meyakini keesaan Tuhan.
Salah satu bukti kecerdasannya, ialah ketika Ibrahim mengelabui pengikut Namrud dengan menghancurkan berhala-berhala kecil dan menyisakan yang paling besar. Di situ, ia mengatakan kalau berhala besar menghancurkan berhala-berhala kecil, kemudian membuat Raja Namrud merasa dipermalukan.
3. Taatlah pada Perintah Allah
Nabi Ibrahim senantiasa taat pada perintah Allah. Ia berdakwah, bahkan sampai meninggalkan ayahnya sendiri yang tidak mau beriman kepada Allah. Suatu ketika, ia bahkan nyaris menyembelih Ismail yang notabene merupakan anaknya sendiri karena diuji oleh Allah.
Baca juga: Cerita tentang Mukjizat Nabi Sulaiman As sebagai Pelajaran untuk Pandai Bersyukur
Puas Membaca Kisah Lengkap Nabi Ibrahim As?
Itulah tadi cerita mengenai kehidupan Nabi Ibrahim as yang perlu kamu ketahui. Kiranya dari kisah tersebut, kamu dapat memetik hikmah dan pelajaran tentang betapa sulitnya berdakwah di zaman jahiliyah, di mana tingkat pengetahuan manusia juga masih sangat terbatas.
Jika kamu mencari kisah-kisah nabi dan rasul lainnya untuk memperkaya wawasan, jangan lewatkan artikel-artikel kami. Di sini, kami menyediakan pula riwayat sejumlah nabi besar umat Islam, semisal Yusuf, Sulaiman, Musa, dan lain sebagainya.