Beginilah awalnya Daud menjadi raja bagi Bani Israel. Semua bermula dari kisah Nabi Daud melawan Jalut saat ikut serta dalam perang antara Israel dengan Filistin. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lebih baik langsung saja kamu simak uraian yang kami paparkan di bawah ini!
Nabi Daud mengalami kejadian yang luar biasa sebelum menjadi raja. Di dalam kisah yang tercantum di Alquran, diterangkan bahwa Nabi Daud melawan Jalut terlebih dulu sebelum mendapatkan separuh kerajaan Raja Thalut hingga pada akhirnya mewarisi seluruh negeri.
Semua bermula di masa kepemimpinan Thalut di mana kerajaan Israel harus melawan Filistin. Thalut dan pasukannya ternyata tak mampu mengalahkan Jalut dari Filistin yang sangat kuat, sehingga Nabi Daud pun turun tangan melawan.
Bagaimana perlawanan tersebut terjadi? Apakah Sang Rasul berhasil mengalahkan Jalut? Untuk mengetahui riwayat lengkapnya, berikut kami paparkan kisah Nabi Daud melawan Jalut secara kronologis. Baca sampai selesai, ya!
Awal Mula Pengangkatan Thalut Jadi Raja
Sepeninggal Musa, Bani Israel kehilangan sosok pemimpin yang dapat diandalkan dalam berbagai hal. Bani Israel beberapa kali berganti pemimpin, tetapi tidak ada yang lebih baik atau minimal sama seperti Musa. Lalu suatu hari, para sesepuh dan orang dari kalangan bangsawan meminta kepada seorang nabi agar ia menunjuk pemimpin bagi Bani Israel.
Riwayat ini tercatat dalam Alquran Surah Al Baqarah ayat 246, yaitu, “Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israel sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka: ‘Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah.’
Nabi mereka menjawab: ‘Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang.’ Mereka menjawab: ‘Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?’ Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim.”
Sementara itu, ada sosok Thalut yang merupakan seorang petani dan penggembala. Ia bukan keturunan raja atau bangsawan, bahkan dikategorikan sebagai orang miskin. Suatu hari ia datang menemui nabi (dikatakan nabi yang dimaksud ialah seseorang bernama Samu’il atau Samuel) untuk meminta bantuan menangkap seekor keledai yang lari saat digembalakan oleh Thalut.
Saat tiba di rumah Samuel, Thalut terkejut karena nabi itu tiba-tiba menunjuknya sebagai raja untuk Bani Israel. Kisah yang terjadi jauh sebelum Nabi Daud melawan Jalut ini terungkap dalam Surah Al Baqarah ayat 247, yang bunyinya: “Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ‘Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu.’
Mereka menjawab: ‘Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?’ Nabi (mereka) berkata: ‘Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.’ Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”
Konon karena penolakan itu, Samuel menjelaskan kepada Bani Israel bahwa Thalut cukup pandai dalam strategi perang dan luas ilmunya meski ia hanya petani biasa. Bani Israel pun setuju dan menerima Thalut sebagai raja mereka.
Baca juga: Cerita Mukjizat Nabi Isa As dan Riwayatnya dalam Alquran untuk Menambah Wawasan
Perang Thalut dengan Jalut yang Melibatkan Nabi Daud
Thalut telah memimpin beberapa lama dan membuktikan kebijaksanaannya. Bahkan, ia takkan mengajak orang-orang yang memiliki ikatan keluarga dan perdagangan ke medan perang. Ia hanya memilih orang-orang terbaik yang tidak direpotkan dengan urusan rumah tangga atau lainnya sehingga bisa memfokuskan diri pada pertempuran.
Suatu ketika, hari yang dimaksud dalam Al Baqarah ayat 246 tentang berperang di jalan Allah pun tiba. Bani Israel di bawah pemerintahan Raja Thalut harus berperang melawan Negeri Filistin yang dipimpin raja kafir bernama Jalut.
Di tengah-tengah pasukan, ada Daud yang ikut serta menemani dua kakaknya. Ia berada di garis belakang dan hanya melayani serta menyiapkan makanan untuk kedua kakaknya ketika mereka lapar. Kisah keterlibatan Nabi Daud melawan Jalut menurut Alquran dimulai sewaktu pasukan Thalut diuji oleh Allah sebagaimana tercantum dalam Al Baqarah ayat 249, yaitu:
“Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: ‘Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali menciduk seciduk tangan, maka dia adalah pengikutku.’
Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: ‘Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.’
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: ‘Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar‘.”
Ayat tersebut menerangkan kalau pasukan Thalut sudah kewalahan melawan Jalut yang lebih hebat dan perkasa. Melihat pasukannya yang semakin berkurang, Thalut berujar bahwa siapa saja yang mampu mengalahkan Jalut akan mendapatkan separuh dari kerajaannya dan bakal dinikahkan dengan anak perempuannya.
Baca juga: Makam Nabi Adam dan Hawa Beserta Cerita Kontroversinya yang Perlu Kamu Tahu!
Kisah Nabi Daud Maju Melawan Jalut hingga Jadi Raja
Tak lama kemudian, Daud yang masih remaja maju menawarkan diri untuk menghadapi Jalut. Namun, ia maju bukan demi iming-iming harta dan wanita, melainkan karena ingin berjihad dan berperang untuk tanah airnya.
Raja Thalut yang semula tampak ragu karena Sang Rasul masih sangat muda, akhirnya mengizinkannya maju ke medan perang. Ia hanya melihat dari jauh bagaimana cara Daud mengalahkan raksasa yang tinggi besar seperti Jalut.
Sang raksasa sendiri tertawa melihat yang bakal menghadapinya cuma seorang remaja. Terlebih, ia sama sekali tidak membawa senjata tajam dan hanya mengantongi ketapel. Walau bersenjatakan ketapel, Nabi Daud cukup gesit untuk selalu menghindar ketika Jalut melayangkan pedangnya.
Begitu ada kesempatan, Daud menggunakan ketapelnya dan melemparkan batu tepat ke arah dahi Jalut, di antara kedua matanya. Tak disangka, batu itu tepat mengenai dahi Jalut dan membuat tengkorak kepalanya pecah lalu ia mati. Riwayat kematian Jalut ini tecantum dalam Surah Al Baqarah ayat 251, berbunyi:
“Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”
Setelah peperangan berhasil, semula Daud hanya diangkat sebagai menantu dan penasehat raja. Thalut sendiri sempat iri hati karena rakyatnya lebih menghormati Daud. Hal ini membuatnya sering mengutus Sang Rasul berperang melawan musuh dan berharap ia tewas di medan perang.
Keterangan tentang Diangkatnya Sang Rasul Menjadi Raja
Sang Nabi senantiasa berada di bawah lindungan Allah Taala. Ia selalu berhasil membawa pulang kemenangan, hingga suatu hari menggantikan takhta Thalut setelah sang ayah mertua wafat. Terkait wafatnya Thalut, ada yang menyebut karena tewas saat menyerang Daud, tetapi di sumber lain dikatakan ia meninggal lantaran usia yang sudah tua.
Keterangan mengenai kekuasaan Daud setelah menjadi raja tertera pada Alquran Surah Saba ayat 10 dan Surah Shad ayat 17–20. “Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami berfirman), ‘Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud’.” (Saba: 10)
“Dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah, dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” (Shad:17–20)
Baca juga: Cerita Anak Nabi Nuh As sebagai Pelajaran untuk Tak Durhaka pada Orang Tua
Kagum dengan Perjuangan Sang Rasul Melawan Jalut?
Demikian tadi cerita singkat tentang perjuangan Nabi Daud as melawan Raja Jalut demi membela Bani Israel dan tanah airnya tercinta. Dari kisah di atas, kiranya kita dapat belajar bahwa membela agama dan negara bukanlah sesuatu yang mudah dan mestinya membutuhkan tekad yang sangat kuat.
Kalau kamu juga ingin berjuang untuk agama maupun negara, terlebih dahulu berjuanglah untuk dirimu sendiri. Kerjakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan jangan sampai merugikan orang lain. Walau kedengarannya sederhana, semua itu juga sudah termasuk suatu perjuangan.