Apakah diturunkannya Adam ke bumi adalah hukuman atau ketetapan karena ia diciptakan untuk menjadi khalifah? Pertanyaan semacam itu akan terjawab setelah kamu menyimak kisah Nabi Adam as dan Siti Hawa turun ke bumi berikut ini!
Tak hanya tentang penciptaan manusia pertama, kisah Nabi Adam as dan Siti Hawa sebagai pasangan laki-laki dan perempuan, terlebih ketika keduanya turun ke bumi bisa jadi hal menarik untuk diperbincangkan. Dan kamu mungkin tak perlu lagi penasaran pada cerita lengkapnya, karena informasi tersebut kami sediakan di artikel ini.
Melalui artikel ini, kamu akan mengerti bagaimana Hawa diciptakan setelah Adam. Kamu juga bisa menyimak penjelasan mengenai apa yang terjadi setelah keduanya tinggal bersama di surga, hingga kesalahan yang dilakukan sampai mereka diusir dari sana.
Sudah tak sabar membaca cerita lengkapnya, bukan? Daripada semakin penasaran, lebih baik langsung saja kamu simak keterangan di bawah ini. Baca sampai selesai, siapa tahu kamu dapat memetik hikmah dari kisah Nabi Adam dan Siti Hawa yang turun ke bumi!
Diciptakannya Hawa untuk Adam
Sebelum membahas lebih lanjut kisah mengenai Nabi Adam dan Siti Hawa hingga mereka turun ke bumi, kamu perlu tahu dulu bagaimana Tuhan menciptakan Hawa. Di dalam Alquran, kisah penciptaan Hawa memang tidak diriwayatkan secara detail selain disinggung bahwa ia diciptakan dari bagian diri Nabi Adam as.
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (Surah An Nisa: 1)
Selain An Nisa, terdapat pula keterangan seputar penciptaan Hawa pada Surah Al A’raf ayat 189 yang berbunyi, “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya.”
Penjelasan terkait penciptaan Hawa dijelaskan lebih detail di Alkitab. Di dalamnya disebutkan kalau Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam yang diambil oleh Tuhan ketika dirinya tidur. “Lalu Tuhan Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, Tuhan Allah mengambil salah satu rusuk daripadanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.” (Kejadian: 21)
Baca juga: Cerita Pertemuan Nabi Khidir dan Nabi Musa tentang Pentingnya Kesabaran
Kehidupan Sempurna Adam-Hawa di Surga
Hawa menjadi istri Adam di surga. Keduanya hidup sebagai pasangan manusia laki-laki dan perempuan pertama yang pernah ada. Di surga, Allah melimpahi mereka dengan segala kesenangan yang mungkin tidak akan dapat dibayangkan manusia mana pun di dunia.
Hanya satu yang Allah melarang mereka untuk mendekatinya, yakni yang kita kenal dengan buah khuldi. “Dan Kami berfirman; ‘Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim’.” (Surah Al Baqarah: 35)
Sayang, keberadaan mereka di surga seolah membuat setan terusik. Terlebih, setan sejak awal sudah tidak menyukai Adam setelah Allah memintanya untuk sujud terhadap manusia pertama itu. Setan pun mencari cara untuk menyesatkan Adam dan Hawa agar keduanya bisa keluar dari surga.
Baca juga: Dongeng Ikan dan Burung yang Saling Membantu Beserta Ulasan Lengkapnya
Kisah Ketika Adam dan Hawa Terkena Tipu Daya
Pada akhirnya, setan melancarkan rencananya dan mengelabui Adam maupun Hawa. Mereka mengiming-imingi keduanya dengan keabadian dan kekuasaan. “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata, ‘Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (kekekalan) dan kerajaan yang tidak akan binasa?'” (Surah Thaha: 120)
Menurut riwayat Ibnu Abbas yang ditafsirkan oleh Al Imam Abu Ja’far Muhammad bin Jarir At Thabari, setan semula tak mampu membujuk Adam untuk memakan buah khuldi lantaran surga dijaga ketat oleh para malaikat. Akan tetapi, setan berhasil masuk setelah masuk ke mulut ular sehingga dapat mengelabui malaikat.
“Namun, dengan tipu muslihatnya, setan kemudian mendatangi seekor ular yang waktu itu adalah hewan yang mempunyai empat kaki seperti unta, dan ia adalah hewan yang paling bagus bentuknya. Setelah berbasa-basi, setan lalu masuk ke mulut ular dan ular itu pun masuk ke surga sehingga setan lolos dari pengawasan malaikat.”
Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa sebelum turun ke bumi pun berlanjut dalam Surah Thaha ayat 121 yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, bunyinya, “Maka, keduanya memakan buah tersebut, lalu tampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.”
Terusir dan Dijadikan Khalifah di Bumi
Nabi Adam menyerah dan menuruti bujukan setan. Ia maupun sang istri sadar telah bersalah melanggar larangan Allah, lalu mengucap doa untuk memohon ampun kepada-Nya. “Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (Surah Al A’raf: 23)
Allah memberikan ampunan, tetapi tetap meminta Adam turun ke bumi untuk menjadi khalifah dan diangkat sebagai rasul pertama. ”Kemudian Tuhannya memilihnya (menjadi rasul), maka Dia menerima tobatnya dan memberinya petunjuk.” (Thaha: 122)
Sang Nabi tidak sendiri, Hawa juga diminta meninggalkan surga dan turun ke dunia sembari menunggu petunjuk lain dari Allah. “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (Al Baqarah: 38)
Selain dalam Surah Al Baqarah, kisah Nabi Adam dan Siti Hawa turun ke bumi juga diungkap dalam Surah Al A’raf ayat 24–25, yaitu berbunyi, “Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenangan sampai waktu yang telah ditentukan. Di sana kamu hidup, di sana kamu mati dan dari sana (pula) kamu akan dibangkitkan.”
Di sebuah riwayat, dikatakan Adam dan Hawa diturunkan ke bumi secara terpisah di dua tempat yang berbeda. Ada yang menyebut Adam diturunkan di India, sedangkan Hawa di Jeddah. Keduanya kemudian bertemu kembali di Jabal Rahmah, Arafah, Arab Saudi setelah terpisah selama ratusan tahun.
Baca juga: Legenda Asal Usul Munculnya Selat Bali Beserta Ulasan Menariknya
Pelajaran yang Didapat dari Cerita Adam-Hawa
Dari kisah lengkap mengenai Nabi Adam as dan Siti Hawa yang hidup di surga hingga turun ke bumi di atas mestinya memberimu pelajaran penting. Bahwasanya, setiap yang dilarang Allah tentulah demi kebaikan kita sebagai manusia.
Walau Tuhan pasti memaafkan apa pun kesalahan kita asalkan kita bertobat, bukan berarti sebagai manusia kita justru bermain-main dengan dosa, bukan? Jadi, intinya sebagai muslim, sebisa mungkin jauhilah hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.