
Apakah kamu sedang mencari dongeng si itik buruk rupa dan ulasan lengkapnya? Kalau iya, pas banget, nih, karena kamu bisa menemukannya di bawah ini. Daripada semakin penasaran, mending langsung saja disimak, yuk!
Selain Tiga Anak Babi dan Serigala, dongeng Si Itik yang Buruk Rupa ini juga seru dan menarik untuk dibaca. Karya dari Hans Christian Andersen tersebut begitu populer dan sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Dongeng yang mengisahkan tentang seekor itik atau bebek yang penampilannya berbeda dari yang lain ini tak hanya menghibur, tetapi juga memiliki pelajaran kehidupan yang berharga. Cocok juga untuk diceritakan kepada adik, sepupu, keponakan, atau anakmu.
Tak hanya sinopsisnya, kamu juga bisa menyimak unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari dongeng Si Itik Buruk Rupa di sini. Nah, daripada kebanyakan basa-basi, mending langsung cek cerita selengkapnya di bawah ini, yuk! Selamat membaca!
Dongeng Si Itik Buruk Rupa
Pada waktu itu, saat musim panas di sebuah peternakan, ada seekor Induk Itik yang sedang mengerami telur-telurnya. Ia sungguh tidak sabar dan berharap agar anak-anaknya segera menetas.
Beberapa waktu kemudian, harapannya itu terkabul. Dari tujuh telur yang dieraminya, ada enam yang menetas. “Peep… peep… peep,” begitulah kira-kira bunyi keenam Anak Itik itu.
Sang induk merasa sangat bahagia sekali dan menjawabnya dengan, “Kwek… kwek… kweek.” Anak-anaknya sangat lucu dan memiliki bulu yang cantik.
Namun, kebahagiannya itu terasa belum sempurna karena masih ada satu telurnya yang paling besar malah belum menetas. Ia kemudian memutuskan untuk mengeraminya lagi selama beberapa hari.
Dengan sabar si Ibu Itik mengerami telurnya. Sembari mengerami, ia juga memperhatikan anak-anak lainnya yang sudah bermain ke sana ke mari menikmati dunia barunya.
Tak berapa lama kemudian, datanglah seekor Itik tua yang mengunjunginya. Bukannya mendukung dan menyemangati, ia malah mengatakan kalau telurnya yang belum menetas itu adalah telur Kalkun.
Ia juga menyuruh Induk Itik untuk meninggalkannya saja dan fokus pada anak-anaknya yang lain. Namun, hal itu tidak digubris oleh si induk. Ia bertekad akan tetap mengerami telur terakhirnya.
Menetas Menjadi Itik Buruk Rupa
Selang beberapa hari kemudian, telur yang paling besar itu akhirnya menetas juga. Saat si anak Itik terakhir keluar dari cangkangnya, Induk Itik merasa sangat terkejut.
Pasalnya, wujud bungsunya ini berbeda sekali dengan saudara-saudaranya. Baru menetas saja, badannya sudah lebih besar. Selain itu, ia juga memiliki warna bulu yang berbeda, yaitu abu-abu.
Anak itik tersebut tidak terlihat seperti itik atau bebek. Melainkan, ia lebih terlihat seperti Burung Kalkun. Untuk meyakinkan dirinya bahwa si bungsu bukanlah Kalkun, induk tersebut mengajaknya beserta yang lain untuk berenang di danau.
Anak-anak itik tersebut berenang dengan begitu gembira. Dan, mata sang induk tertuju pada anaknya yang berbeda.
Dalam hati, si induk berkata, “Benar ia anakku dan bukan Kalkun. Ia pandai sekali menggunakan kakinya untuk berenang. Setelah dilihat-lihat lagi, ia juga tidak jelek. Ia adalah anakku yang sangat tampan.”
Setelah dirasa cukup, Ibu Bebek kemudian mengajak anak-anaknya untuk bertemu dengan hewan-hewan lain di peternakan. Ia juga memperingatkan mereka supaya waspada dengan kucing yang bisa saja tiba-tiba menerkam.
Baca juga: Legenda Putra Mahkota Amat Mude Asal Aceh dan Ulasan Menariknya
Tanggapan Hewan Lain
Sesampainya di halaman peternakan, Ibu bebek dan anak-anaknya disuguhi pemandangan dua keluarga hewan lain yang sedang berebut kepala belut. Ia mengingatkan anaknya untuk tidak terlalu takut hal tersebut karena itu sudah biasa terjadi.
Ia kemudian mengajak buah hatinya untuk menemui Bebek Tua yang dianggap tetua di peternakan tersebut. Sayangnya, Si Bebek Tua tidak menyukai kehadiran Itik bungsu.
Ia bahkan dengan tega menyebutnya jelek di hadapan semua orang. Tak berhenti di situ saja, ia juga berusaha mengusirnya.
Hal itu tentu saja membuat Induk Itik geram. Katanya, “Sudahlah… tinggalkan anak bungsuku sendiri. Lagi pula, ia juga tak menyakiti siapa pun.”
“Tak bisakah kamu melihatnya? Anak-anakmu yang lain begitu cantik, tapi yang satu ini jelek sekali,” kata Bebek Tua merendahkan.
“Ia mungkin tidak secantik yang lainnya, tapi ia adalah anak yang baik. Ia juga pintar berenang, malah lebih baik jika dibandingkan yang lain,” jawab sang induk.
“Ia sekarang terlihat kurang sempurna karena terlalu lama di dalam telur. Tapi suatu hari nanti, ia pasti akan tumbuh menjadi itik yang tangguh dan bisa menjaga dirinya sendiri,” lanjutnya.
Tak ingin terlalu lama berdebat, Sang induk lalu mengajak anak-anaknya untuk pergi dari sana. Namun sayang sekali, hal itu tidak menghentikan ejekan untuk Si Itik Buruk Rupa. Hewan-hewan yang lain juga tak segan untuk mengejeknya.
Kabur dari Peternakan
Keadaan tersebut rupanya tidak semakin membaik, tapi malah memburuk. Bebek-bebek yang lain mematuknya, para ayam menghajarnya, bahkan pemilik peternakan tak segan-segan untuk menendangnya.
Terlebih lagi, saudaranya juga ikut mengejek Si Itik Buruk Rupa. Katanya, “Kamu kenapa sangat jelek sekali. Semoga kamu segera dimakan kucing.”
Bukannya membela, saudara-saudaranya yang lain justru menertawakan ucapan tersebut. Bahkan sekarang, ibunya juga berharap kalau ia tidak pernah menetas.
Ia menderita sendirian dan sudah tidak kuat lagi dengan keadaan seperti ini. Tanpa pikir panjang lagi, ia memutuskan untuk kabur dari peternakan.
“Mengapa tidak ada seorang pun yang menyukaiku? Mengapa aku harus jelek seperti ini?” tangisnya.
Ia berlari dan terus berlari tanpa tujuan. Hingga kemudian, sampailah ia di sebuah ladang. Karena merasa lelah, ia beristirahat di sana sepanjang malam.
Baca juga: Cerita Mukjizat Nabi Daud As yang Mengagumkan dan Memperluas Wawasan
Bertemu dengan Kawanan Bebek Lain
Keesokan paginya, Si Itik Buruk Rupa terbangun karena suara-suara bebek liar yang tengah mengelilinya. Ya, ladang tersebut adalah tempat tinggal mereka.
“Itik jenis apa kamu ini?” tanya salah satu dari mereka. Namun, Si Buruk Rupa hanya menunduk sesopan mungkin tanpa menjawab pertanyaan tersebut.
“Kamu memang sangatlah jelek. Namun itu bukan masalah, selagi kamu tidak berniat untuk menikahi salah satu anggota keluargaku,” lanjutnya.
Ini sangat menggelikan. Ia bahkan tidak memikirkan pernikahan. Yang ada dipikirannya saat ini adalah diijinkan bergabung dan diterima apa adanya oleh kawanan bebek lainnya.
Beberapa hari kemudian, datanglah dua ekor anak angsa liar. Mereka menawari Si Buruk Rupa untuk pergi ke ladang lain yang tak jauh dari situ.
Belum sempat ia mengiyakan ajakan tersebut, terdengarlah suara pemburu menembakkan senjata ke arah mereka. Dua angsa liar itu pun mati seketika.
Ia kemudian lari untuk bersembunyi supaya tidak menjadi korban selanjutnya. Di persembunyiannya, ia merasa sangat ketakutan karena suara tembakan pemburu masih terdengar di luar sana.
Beberapa waktu kemudian, Si Itik Buruk Rupa merasa kalau keadaan sekitarnya sudah tenang. Setelah memastikan kalau semua aman, ia lalu lari secepat mungkin pergi dari tempat itu untuk menemukan tempat yang lebih aman.
Keadaan Belum Juga Membaik
Kemudian, tibalah Si Itik Buruk Rupa di sebuah pondok yang dihuni oleh perempuan tua, seekor kucing, dan ayam betina. Di tempat itu, ia mungkin kurang diterima baik oleh kedua hewan itu
Namun setidaknya, kedua hewan itu tidak merundungnya. Mereka hanya menyuruhnya untuk diam dipojokan dan tidak mencari masalah.
Hingga pada suatu hari, ia merasa suntuk berada di ruangan tersebut. Ia ingin berenang menikmati air segar dan udara yang sejuk. Karena kedua “teman” barunya tidak mau diajak keluar, ia pun memutuskan untuk pergi sendiri.
Tak jauh di sana, ada sebuah rawa yang cukup luas. Di sana, ia bisa berenang dan merasakan kesegeran air. Untuk sejenak, dirinya merasa begitu bahagia.
Meskipun begitu, ia tidak bisa berlama-lama di air. Ini sudah memasuki musim dingin, bisa-bisa ia mati kedinginan bila terlalu lama di dalam air.
Beberapa saat kemudian, tidak jauh darinya ada segerombolan burung yang begitu indah. Sebenarnya itu, adalah angsa. Namun ia tak tahu karena belum pernah melihat sebelumnya.
Ia tidak mengalihkan pandangannya pada angsa-angsa cantik itu. Lehernya begitu bagus dan sayapnya juga lebar. Sayap itu semakin indah saat mereka membuka dan mengepakkannya. Dalam hati, ia juga ingin menjadi seperti mereka suatu saat nanti.
Ia kemudian berenang dan terus berenang. Hingga tidak sadar jika air semakin cepat membeku. Saat ini, ia cukup jauh dari daratan dan sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk berenang. Ia diam di sana, tak berdaya.
Baca juga: Cerita Rakyat dari Papua, Legenda Putri Bungsu dari Danau beserta Ulasan Lengkapnya
Sebuah Kesalahpahaman
Di waktu yang bersamaan, ada seorang laki-laki yang melihat Si Itik Buruk Rupa terjebak di rawa. Ia pun membawanya pulang lalu memberikannya pada istrinya.
Ia tidak akan dimasak, kok. Tetapi, ia dirawat supaya tidak mati kedinginan.
Ketika sudah segar kembali, anak-anak dari pasangan yang menyelamatkannya mengajaknya untuk bermain. Sayang sekali, ia mengira kalau mereka akan menyakiti dirinya.
Itik itu kemudian kelabakan dan berlari ke sana ke mari. Ia mengacak-acak seluruh isi dapur dan membuat istri dari penyelamatnya geram.
Ia pun dikejar-kejar dan dipukul, tetapi tetap bisa berlari ke sana ke mari. Setelah mengalami drama penangkapan yang cukup melelahkan, ia akhirnya bisa pergi dari rumah itu.
Ia merasa sedih sekali, mengapa penderitaannya datang bertubi-tubi. Ia hanya berharap semuanya segera berlalu, termasuk musim dingin ini.
Akhir yang Bahagia untuk Si Itik Buruk Rupa
Musim dingin berlalu digantikan dengan musim semi. Matahari tak malu lagi untuk memancarkan sinarnya. Bunga-bunga mulai bermekaran. Pohon-pohon juga mulai berbuah.
Melihat keadaan sekitarnya berubah menjadi lebih indah membuat perasaan Si Itik Buruk Rupa menjadi lebih baik. Ia juga merasa kalau sayapnya kini menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya.
Dari jauh, ia melihat ada tiga angsa putih yang sedang berenang di kolam tak jauh dari situ. Namun entah mengapa, hari itu ia merasa sangat tidak bahagia.
“Aku akan terbang dan menemui burung-burung itu. Dan, mereka akan membunuhku karena aku sangat jelek dan berani menemui mereka.” Ia juga berpikir kalau lebih baik dibunuh oleh mereka daripada dipatuk ayam di peternakan.
Si Itik Buruk Rupa kemudian menemui sekelompok angsa tadi. Ia kemudian beteriak, “Bunuhlah aku.”
Dirinya sudah bersiap-siap kalau angsa-angsa itu akan menghajarnya. Ia kemudian menunduk. Di saat itulah, ia menyadari dirinya sudah berubah saat melihat pantulannya di air.
Ia tidak lagi memiliki bulu berwarna abu-abu yang jelek. Melainkan, dirinya kini menjelma menjadi seekor angsa yang cantik.
Kebahagiaannya tidak berhenti di situ saja. Tiga ekor angsa tadi menerimanya dengan senang hati. Akhirnya, ia sekarang memiliki kawanan di mana memang ia seharusnya berada.
Sementara itu, tak jauh dari situ ada beberapa anak kecil yang datang ke kolam. Ia lalu menunjuk ke arah dan berkata kalau Si Itik Buruk Rupa adalah angsa tercantik yang pernah dilihatnya.
Baca juga: Cerita Rakyat dari NTB La Golo dan Ulasannya, Kisah Inspiratif tentang Mengubah Nasib
Unsur-Unsur Intrinsik Dongeng Si Itik Buruk Rupa
Dongeng Si Itik Buruk Rupa di atas memang cukup panjang, tetapi seru untuk diikuti, kan? Berikutnya, di sini kamu juga akan menemukan penjelasan singkat mengenai unsur-unsur intrinsik dari kisah tersebut. Berikut ulasannya:
1. Tema
Inti cerita atau tema dari cerita Si Itik Buruk Rupa adalah tentang seekor bebek yang merasa rendah diri karena berbeda dengan yang lainnya. Hal tersebut juga diperparah oleh lingkungan sekitarnya yang menganggapnya jelek. Nah, di kehidupan nyata, mungkin kamu juga sering menemui kasus-kasus seperti ini.
2. Tokoh dan Perwatakan
Karena ceritanya cukup panjang, sebenarnya ada banyak tokoh yang muncul. Akan tetapi, di sini yang akan dibahas hanyalah yang memiliki peranan penting dalam dongeng Si Itik Buruk Rupa.
Yang pertama tentu aja adalah Si Itik Buruk Rupa. Ia begitu rendah diri karena semenjak kecil selalu dirundung dan diejek jelek hanya karena fisiknya yang berbeda dari saudara-saudaranya. Meskipun begitu, ia adalah pribadi yang kuat, sabar, dan tabah menjalani hidup.
Selanjutnya, ada Induk Itik. Pada awalnya, ia sangat mendukung dan membesarkan hati anaknya. Namun sayang sekali, pada akhirnya ia malah sama saja seperti yang lain dan berharap kalau si bungsu ini tidak pernah lahir.
Sementara itu, ada saudara-saudara dan orang-orang di sekitar Si Buruk Rupa. Bukannya menyemangati dan mendukung, mereka malah merundungnya sehingga ia menjadi rendah diri.
Kemudian, ada seorang laki-laki tua yang baik hati mau merawat Si Buruk Rupa yang kedinginan. Sayang sekali, karena kesalahpahaman, keluarga lelaki tersebut malah akhirnya menyakiti si bungsu.
3. Latar Dongeng Si Itik Buruk Rupa
Seperti yang sudah kamu ketahui, fabel di atas berasal dari Barat. Maka dari itu, menggunakan secara umum latar tempatnya adalah di negara Barat yang memiliki empat musim.
Kalau misalnya mencari latar tempat yang lebih spesifik, beberapa juga sudah disebutkan, kok. Misalnya adalah peternakan, ladang, danau, dan pondok.
Selain itu, dalam dongeng Si Itik Buruk Rupa pun disebutkan beberapa latar suasanya. Contohnya adalah bahagia, kecewa, sedih, kecewa, dan putus asa.
4. Alur
Dongeng Si Itik Buruk Rupa memiliki alur cerita maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari seekor bebek yang menetas dan memiliki wujud fisik yang berbeda dari yang lainnya. Sejak kelahirannya, ia sudah diejek dan dirundung oleh orang-orang sekitarnya karena perbedaan tersebut.
Hingga kemudian, ia sudah tidak tahan lagi dengan keadaan tersebut lalu memutuskan untuk pergi jauh. Meskipun banyak sekali halangan dan kesedihan yang dialaminya, ia mendapatkan kebahagiannya juga. Di akhir cerita, ia akhirnya dapat menemukan tempat dan keluarga yang sebenarnya.
5. Pesan Moral
Dari ringkasan cerita Si Itik Buruk Rupa di atas, kamu bisa mendapatkan banyak sekali pelajaran yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah berlatihlah untuk tidak membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Selain itu, jangan menilai dirimu lebih rendah daripada orang lain karena pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Setiap orang diciptakan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Selanjutnya, janganlah kamu seperti saudara-saudara dan orang-orang di sekitar Si Itik Buruk Rupa. Tuhan menciptakan semua makhluknya itu baik adanya. Jangan hanya karena ada orang-orang yang mungkin berbeda, lantas kamu mengejek dan merundungnya.
Dan yang terakhir adalah jika merasa lingkungan atau pertemananmu toxic, tidak apa-apa kalau kamu memilih untuk pergi daripada mengorbankan kesehatan mentalmu. Sama seperti Si Itik Buruk Rupa, kamu nanti pasti juga akan menemukan lingkungan yang baik dan bisa menerimamu apa adanya.
Nah, selain unsur-unsur intrinsik di atas, ada juga unsur ekstrinsik yang membangu dongeng Si Itik Buruk Rupa. Unsur ekstrinsik tersebut biasnaya berhubungan dengan latar belakang penulis, masayarakat, dan juga nilai-nilai yang berlaku.
Baca juga: Cerita Mukjizat Nabi Idris As, Mulai dari Soal Kuda hingga Surga dan Neraka
Fakta Menarik dari Dongeng Si Itik Buruk Rupa
Ulasan unsur intrinsik sudah kamu baca. Selanjutnya, ada fakta-fakta menarik tentang Dongeng Si Itik Buruk Rupa yang sayang sekali jika dilewatkan.
1. Diadaptasi dalam Film Animasi
Dongeng Si Itik Buruk Rupa atau The Ugly Duckling karangan Hans Christian Andersen ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1843 lalu. Kisahnya yang menarik menjadikan dongeng tersebut begitu populer, bahkan sampai sekarang.
Saking populernya, kisah tersebut kemudian diangkat menjadi sebuah film animasi hitam putih dengan judul yang sama pada tahun 1931 oleh Walt Disney. Kemudian, animasi berwarnanya dirilis pada tahun 1939.
Baca juga: Dongeng Anak-Anak, Kancil dan Musang yang Licik Beserta Ulasan Lengkapnya
Sudah Puas Menyimak Dongeng Si Itik yang Buruk Rupa di Atas?
Demikianlah ringkasan, unsur intrinsik, pesan moral, serta fakta menari dari cerita Bebek Buruk Rupa di Atas. Semoga saja tidak hanya membuatmu terhibur, tetapi pesan moralnya bisa kamu lakukan di kehidupan sehari-hari.
Tak hanya dongeng Si Itik Buruk Rupa, kamu pun dapat menyimak dongeng Barat lainnya di sini. Contohnya adalah Cinderella, Putri Tidur, Pangeran Katak, dan lain-lain.
Kalau kamu nyari kisah para nabi dan legenda nusantara juga ada, lho. Baca terus PosKata, yuk!