
Kalau kamu sedang mencari cerita yang kisahnya menarik dan mengandung nilai moral, dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon adalah salah satu pilihannya. Yuk, simak artikel ini bila kamu ingin membaca kisah lengkapnya. Selamat membaca!
Dongeng pada umumnya memiliki pesan moral sehingga cocok tuk diceritakan pada anak-anak. Tak terkecuali dengan dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon. Pernahkah kamu membaca kisahnya?
Kalau belum, secara singkat dongeng ini menceritakan dua orang pria pengembara yang sedang berjalan di daerah gurun pasir. Mereka lalu beristirahat di bawah pohon besar yang tak berbuah. Karena tak berbuah, pohon ini tidak dianggap berguna oleh kedua pengembara itu.
Lantas, apa yang kan terjadi selanjutnya? Untuk mengetahui kisah selengkapnya dari dongeng Pengembara dan sebuah pohon langsung saja simak artikel ini. Selain kisahnya, ada pula unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya. Selamat membaca!
Cerita Dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon
Alkisah, pada suatu hari yang sangat panas, ada dua orang pengembara bernama David dan Dani yang hendak mencari barang dagangan. Saat berjalan melewati daerah gurun pasir yang teramat panas, mereka merasa kelelahan. Akhirnya, kedua pengembara itu pun memutuskan tuk beristirahat sejenak.
“Udaranya panas sekali. Matahari tampak sangat dekat dengan kita. Bagaimana kalau kita beristirahat sejenak? Aku sudah lelah dan tak kuat berjalan,” ucap David.
“Baiklah, aku juga sudah tak tahan dengan cuaca panas ini. Rasanya sangatlah melelahkan,” jawab Dani.
Mereka pun melihat sekililing tuk mencari tempat untuk beristirahat yang paling enak. Lalu, David melihat sebuah pohon besar yang rimbun, “Dani, bagaimana kalau kita istirahat di bawah pohon itu?”
“Ide yang bagus,” jawabnya. Sesampainya di bawah pohon, mereka bersandar dan meletakkan barang masing-masing “Rasanya nyaman sekali bersandar di pohon ini. Daunnya yang rimbun membuat kita tak kepanasan,” ucap David.
“Benar sekali, aku malah merasa ngantuk. Sebelum makan, bagaimana kalau kita tidur dulu saja?” jawab Dani. Lalu, mereka pun memutuskan tuk tidur di bawah pohon itu. Mereka tidur dengan sangat nyenyak.
Pohon berdaun rimbun itu pun tersenyum melihat dua pengembara tertidur pulas di bawahnya. Ia lalu berkata pada bunga matahari yang tumbuh di sebelahnya, “Bunga, lihatlah, mereka sangat nyaman tidur bersandar padaku.” ucapnya.
“Tentu saja, kamu melindungi mereka dari panasnya sengatan matahari,” ucap Bunga Matahari.
“Aku akan sedikit menggoyangkan tangkaiku agar mereka terkena hembusan angin. Pasti tidur mereka kan semakin nyenyak,” ucap Pohon yang sangat baik.
“Kamu sangat baik, Pohon,” balas sahabatnya.
Dua Pengembara Tak Tahu Terima Kasih
Saat sore tiba, kedua pengembara itu pun terbangun karena lapar. Lalu, Dani membuka sisa bekalnya yang berisi roti tawar. Ia lalu membagi rotinya dengan sahabatnya, David. “Ini makanlah roti tawarku untuk mengganjal perut lapar. Setelah itu, mari lanjutkan perjalanan.” ucap Dani.
“Terima kasih, David!” ucap Dani.
Mereka lalu makan roti bersama-sama sambil berbincang-bincang. Lalu, Dani pun berkata, “Sayang sekali pohon sebesar ini tidak ada gunanya. Seandainya saja, pohon ini punya buah atau kacang yang bisa kita makan, pasti lebih bermanfaat.”
“Benar katamu. Lihatlah batang pohonnya, sangatlah besar dan tua. Pasti sudah tidak bisa digunakan lagi,” imbuh David. Mereka mengejek pohon rimbun itu tak berguna.
Tak hanya itu saja, mereka juga mengejek bunga matahari yang berada di sebelah pohon. “Bunga ini juga tak bisa kita makan, sama sekali tak berguna sama seperti pohon ini,” ucap David.
“Iya benar, mereka tak ada gunanya,” ucap Dani.
Pohon dan bunga matahari tentu saja mendengar ejekan David dan Dani. Si Pohon sangat marah, ia lalu menggerakkan tangkainya dengan sangat kencang. Sehingga, angin besar pun menghempaskan barang-barang kedua orang itu.
David dan Dani pun terkejut dan bergegas membereskannya. Lalu, Pohon pun berkata, “Dasar manusia tidak tahu diri. Berani-beraninya kau mengejekku dan sahabatku bunga Matahari.”
“Kau bisa bicara?” ucap Dani dan David terkejut.
“Tak hanya bisa bicara! Aku pun bisa mendengar! Sedari tadi, aku mendengar semua ejekan kalian! Dasar kalian tidak tahu terima kasih!” teriak Pohon murka.
Pohon Memberi Pelajaran
“Benar kata Pohon! Kalian memang manusia tak tahu terima kasih. Saat kalian kepanasan, ia memberi tempat untuk berteduh! Saat kalian tidur, ia memberi angin agar kalian tidur nyenyak! Bisa-bisanya kalian berkata pohon ini tak berguna!” ucap bunga Matahari.
“Benar juga, ya. Maafkan kami, Pohon. Kami tak bermaksud untuk mengejekmu. Terima kasih karena telah membuat kami nyaman berteduh di tempat ini,” ujar David dan Dani.
“Kalau tidak ada pohon sepertiku, gurun ini pasti terasa lebih panas. Dan lagi, bunga Matahari juga punya manfaat! Kamu pikir bumi ini bakal terasa indah bila tak ada bunga sama sekali?” bentak Pohon itu.
“Iya, Pohon dan Bunga Matahari. Kami minta maaf karena telah mengabaikan manfaat kalian. Kami berjanji tak akan mengulanginya lagi,” ucap David dan Dani.
“Baiklah, aku akan memaafkanmu. Tapi, jika aku mendengar kalimat buruk lagi, aku tak segan-segan menghempaskan kalian dengan tangkaiku yang kuat ini,” ucap Pohon.
“Aku juga memaafkan kalian. Tapi, aku tak akan ragu memukul kalian dengan tangkaiku ini jika kalian berani mengejek makhluk hidup di dunia ini!” ucap bunga Matahari.
“Terima kasih telah memaafkan kami,” ucap David.
Setelah mendapatkan maaf dari bunga Matahari dan Pohon, David dan Dani pun membereskan barang-barangnya. Mereka menyesal telah menghina Pohon dan bunga Matahari. Sejak saat itu, mereka tak lagi mengejek makhluk ciptaan Tuhan.
Unsur Intrinsik
Setelah membaca dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon, apakah kamu penasaran dengan unsur intrinsiknya? Kalau iya, langsung saja simak ulasan seputar tema hingga pesan moral yang ada di bawah ini;
1. Tema
Tema atau inti cerita dari dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon adalah tentang manusia yang tidak tahu terima kasih. Setelah mendapat pertolongan dari sebuah pohon, bukannya berterima kasih, mereka malah menghina pohon tersebut tak berguna.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh utama dalam dongeng ini. Mereka adalah Pohon, bunga Matahari, David, dan Dani. Tokoh protagonis dalam kisah ini adalah Pohon dan Bunga Matahari. Mereka mempunyai sifat yang baik hati dan pemaaf. Buktinya, mereka mau memaafkan David dan Dani yang telah mengejek mereka.
David dan Dani adalah karakter antagonis dalam kisah ini. Setelah mendapatkan tempat istirahat yang teduh di bawah sebuah pohon, mereka malah mengejeknya tak berguna. Tak hanya itu, mereka juga mengejek bunga Matahari tak bermanfaat karena tidak bisa dimakan.
3. Latar
Di awal dongeng ini telah diceritakan bahwa latar atau tempat kejadiannya adalah di sebuah gurun yang sangat gersang dan panas. Sementara untuk setting waktu yang digunakan adalah siang dan sore hari.
4. Alur
Cerita ini memiliki alur maju. Cerita bermula dari dua orang pengembara bernama David dan Dani yang kelelahan saat berjalan di gurun pasir. Mereka lalu beristirahat dan tidur sejenak di bawah pohon yang teramat rimbun.
Pohon itu sangatlah baik. Ia bahkan menggerakkan tangkai dan rantingnya agar kedua orang itu terkena hempasan angin yang menyejukkan. Tak berselang lama, David dan Dani pun terbangun dari tidurnya.
Bukannya berterima kasih pada pohon itu, David dan Dani justru mengejeknya. Mereka mengatakan kalau pohon yang rimbun itu tidak berguna karena tidak menghasilkan buah.
Tak hanya si pohon saja, bunga matahari yang tumbuh di sebelahnya juga mereka ejek. Karena bunga itu tak bisa dimakan, mereka mengejeknya tak berguna. Mendengar ucapan tersebut, Pohon dan bunga Matahari pun marah-marah.
Bunga Matahari menjelaskan bahwa Pohon sangatlah bermanfaat. Tanpanya, kedua pengembara itu tak akan bisa tidur dengan nyenyak. Begitu pula dengan si Pohon. Ia juga menjelaskan bahwa tanpa bunga, bumi tidak akan berwarna. Setelah itu, David dan Dani menyesali perkataannya dan berjanji tidak akan mengatakannya lagi.
5. Pesan Moral dalam Cerita Dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon
Apakah kamu bisa menebak pesan yang terkandung dalam dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon? Tentu saja ada beberapa pesan moral yang bisa kamu petik. Salah satunya adalah jangan merendahkan makhluk ciptaan Tuhan.
Tuhan menciptakan segala sesuatu baik dan indah adanya. Karenanya, janganlah saling merendahkan. Karena sesungguhnya, di mata sang Pencipta, semua makhluk hidup itu derajatnya sama. Yang membedakan hanyalah amalnya.
Tak hanya itu, dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon juga memiliki pesan untuk saling memaafkan. Seperti halnya yang dilakukan bunga Matahari dan Pohon yang memaafkan David dan Dani yang telah mengejek mereka.
Tak hanya unsur-unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur ekstrinsik dari dongeng ini. Biasanya, unsur ekstrinsik meliputi latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai sosial budaya yang telah dilakukan.
Fakta Menarik
Sebelum mengakhiri artikel ini, bacalah fakta menarik dari dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon. Apa sajakah itu? Daripada penasaran, yuk, langsung saja simak ulasan singkatnya berikut ini;
1. Diadaptasi dari Dongeng Milik Aesop
Aesop adalah seorang pengarang dan penutur cerita atau dongeng asal Yunani. Karya-karyanya dikenal dengan sebutan Aesop’s Fable.
Biasanya, Aesop’s Fable memiliki kisah yang pendek dan mengandung pelajaran tentang kehidupan. Ada beragam judul Fabel Aesop yang sangat populer dan telah diterjemahkan ke beberapa bahasa, seperti Kelinci dan Kura-Kura, Semut dan Belalang, serta Singa dan Tikus.
Dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon ini diadaptasi dari Aesop’s Fable. Dalam bahasa Inggris, judulnya adalah The Travellers and The Plane Tree.
Sudah Puas dengan Dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon di Atas?
Itulah tadi cerita dongeng Pengembara dan Sebuah Pohon yang sarat akan pesan moral. Kamu sudah cukup puas dengan cerita yang kami paparkan di atas? Kalau suka dengan kisahnya, jangan ragu tuk membagikan kisah ini pada teman-temanmu.
Buat yang mau baca dongeng lainnya, langsung saja cek kanal Ruang Pena di Poskata.com. Ada cerita dongeng tentang Persahabatan Buaya dan Burung Penyanyi, Kancil dan Kura-Kura, Si Kerudung Merah dan Serigala, serta masih banyak lagi. Selamat membaca!