Banyak dongeng untuk anak-anak yang mengandung pesan bermakna, salah satunya adalah dongeng Gagak Sang Pembohong. Bila belum tahu kisahnya, kamu bisa menyimak fabel itu dalam artikel ini. Yuk, langsung cek saja ulasannya!
Dongeng Gagak Sang Pembohong merupakan salah satu fabel yang sering dibacakan untuk anak-anak. Fabel itu tentunya bisa menjadi pilihan alternatif selain dongeng tentang si Kancil.
Nah, jika belum familier dengan kisahnya, kamu bisa menyimak dongeng si Gagak dalam artikel ini. Selain cerita, ada juga pembahasan mengenai unsur intrinsik dan fakta menarik.
Bagaimana? Tak sabar ingin mengetahui lebih jauh tentang dongeng Gagak Sang Pembohong? Tanpa banyak basa-basi lagi, segera simak ulasan lengkapnya di bawah ini, ya!
Dongeng Gagak Sang Pembohong
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang gagak di sebuah hutan. Hutan itu menjadi tempat tinggal untuk beragam hewan, seperti kera, singa, gajah, burung pipit, kelinci, dan lain sebagainya.
Sang Gagak menjadi salah satu hewan yang disegani karena ia kerap kali membawa kabar peringatan apakah ada pemburu di sekitar hutan. Tak sedikit hewan yang merasa berhutang budi pada burung berwarna hitam ini.
Di hutan tempat si Gagak tinggal, terdapat tradisi pesta hutan yang dilakukan pada waktu tertentu. Biasanya, acara ini dipimpin oleh sang Singa dan dihadiri oleh berbagai hewan yang tinggal seluruh sudut hutan.
Singa sebagai raja hutan menempati singgasana yang telah disiapkan oleh hewan-hewan lainnya. Sementara itu, tempat si Gagak biasanya dekat dengan sang Singa yang menandakan posisinya sebagai tamu khusus.
Para hewan tidak merasa iri dengan posisi si Gagak mengingat jasa burung ini yang telah menyelamatkan beragam hewan. Lokasi pesta sendiri dilakukan di tengah hutan agar semua hewan bisa hadir.
Selain berpesta, perkumpulan para hewan ini juga sering dilakukan diskusi. Biasanya, tema diskusi membicarakan tentang kondisi keamanan hutan, sumber makanan, dan masalah-masalah yang dihadapi para hewan.
Terkadang, pesta hutan juga menjadi tempat untuk pemilihan raja hutan. Dalam dongeng Gagak Sang Pembohong, dikisahkan bahwa hewan yang terpilih merupakan hewan yang dirasa bisa melindungi hutan dan ditunjuk oleh hewan-hewan lainnya.
Awal Munculnya Perdebatan
Selanjutnya dalam dongeng Gagak Sang Pembohong, tiba-tiba seekor burung Pipit berbicara kepada si Gagak di tengah-tengah diskusi. Ia bertanya kenapa burung berwarna hitam ini tak menjadi raja hutan. Alasannya, berkat peringatan si Gagak, hewan-hewan lain bisa menyelamatkan diri dari para pemburu.
Ucapan si Pipit dipertimbangkan oleh sang Gagak. Ternyata, si Gajah tak sengaja mendengar apa yang dikatakan oleh si Pipit. Tak lama kemudian, si Pipit bertanya kenapa sang Gagak tak dijadikan sebagai raja hutan ke para hewan yang tengah berdiskusi.
Pertanyaan yang dilontarkan oleh si Pipit membuat suasana menjadi hening. Sang Gajah juga mendukung pendapat si Pipit. Ketika ditanya apa alasan dua hewan ini mencalonkan si Gagak, mereka berpendapat kalau burung berwarna hitam itu bisa melindungi para hewan dari pemburu.
Singa yang mendengar usulan dari Pipit dan Gajah tidak merasa keberatan bila si Gagak menjadi raja hutan. Selama Gagak bisa melindungi penghuni hutan dari para pemburu.
Gagak kemudian menimpali bahwa ia akan menyelamatkan para hewan. Jika ia tidak mengintai para pemburu, bisa saja salah satu hewan yang hadir dalam pesta itu menjadi korban.
Namun, ternyata ada hewan yang tidak setuju dengan usulan si Gagak menjadi raja hutan. Hewan itu merupakan si Kera yang menjadi pemimpin dari kelompoknya. Ia beralasan bahwa burung berwarna hitam itu sebenarnya hanya tiduran saja dan tidak mengawasi hutan.
Kebenaran yang Terungkap
Informasi datangnya pemburu sebenarnya datang dari si Pipit. Burung kecil ini meminta bantuan si Gagak karena suaranya lebih keras. Si Gagak menampik kesaksian sang Kera dan menganggap hewan yang pintar memanjat ini berbohong dengan penuh amarah.
Para rombongan kera tentu tidak terima melihat pemimpin mereka dituduh oleh si Gagak. Mereka kemudian memberikan kesaksian kalau sudah beberapa kali memergoki si Gagak bermalas-malasan dan tertidur di atas pohon.
Kesaksian para kera membuat hewan lainnya menjadi kebingungan. Salah satu hewan pun akhirnya menengahi, kenapa tidak si Pipit saja yang menjadi raja hutan. Si Pipit yang mendengar usulan itu hanya mengangguk saja.
Sayangnya, diskusi yang dilakukan oleh para penghuni hutan tidak bisa dilanjutkan lantaran mereka mendengar suara pemburu. Para hewan pun ramai-ramai meminta perlindungan kepada si Gagak supaya tidak menjadi sasaran si pemburu.
Namun, usaha para hewan itu berakhir sia-sia. Si Gagak menjadi hewan pertama yang mati karena posisinya yang pas untuk ditembak dan hewan-hewan lainnya pun segera melarikan diri dari tempat pesta itu. Begitulah akhir dari dongeng Gagak Sang Pembohong.
Baca juga: Legenda Si Tanduk Panjang dari Tanah Batak dan Ulasan Lengkapnya yang Menarik untuk Disimak
Unsur Intrinsik Dongeng Gagak Sang Pembohong
Setelah menyimak kisahnya dalam penjelasan di atas, rasanya tidak lengkap kalau kamu tidak sekalian mengulik tentang unsur-unsur intrinsik dalam fabel Gagak Sang Pembohong. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Tema
Tema dari kisah si Gagak di atas adalah hewan yang berbohong demi kepentingannya sendiri. Si Gagak yang sebenarnya adalah hewan pemalas ternyata dianggap oleh hewan-hewan lainnya sebagai penyelamat penghuni hutan.
2. Tokoh dan Perwatakan
Dalam dongeng Gagak Sang Pembohong di atas, terdapat beberapa karakter hewan yang mempunyi peran dalam perkembangan jalan cerita fabel. Sebut saja si Gagak, Pipit, Gajah, Kera, dan Singa.
Si Gagak mulanya digambarkan sebagai hewan yang disegani karena membantu mengawasi gerak-gerik pemburu. Namun, di akhir cerita ternyata muncul kebenaran kalau burung berwarna hitam itu sebenarnya adalah hewan pemalas dan serakah.
Sementara itu, Pipit adalah burung kecil yang cakap tapi mudah menghasut hewan lain. Gajah sendiri menjadi karakter hewan yang mudah percaya dan gampang ditipu.
Sang Singa sebagai raja hutan menunjukkan watak yang bijaksana, peduli dengan penghuni hutan, dan tidak haus kekuasaan. Terakhir, Kera merupakan karakter hewan yang jujur, pintar mengamati lingkungan sekitar, dan berani.
3. Latar
Latar atau tempat kejadian di mana cerita di atas terjadi adalah di tengah hutan. Lokasi tengah hutan dipilih sebagai tempa diadakannya pesta supaya semua hewan bisa datang berkumpul.
4. Alur
Alur dalam fabel di atas termasuk dalam jenis alur maju atau progresif. Cerita diawali dengan betapa dihormatinya si Gagak karena telah berjasa dalam melindungi para penghuni hutan dari kejaran pemburu.
Setelah itu, puncak konflik terjadi ketika Pipit mengusulkan Gagak sebagai raja hutan yang baru, menggantikan sang Singa. Akhir cerita ditutup dengan kematian si Gagak yang ditembak oleh pemburu.
5. Pesan Moral
Pesan moral yang dapat kamu ambil dalam dongeng Gagak Sang Pembohong adalah untuk selalu berkata jujur. Jika sekali kamu ketahuan berbohong, maka kepercayaan yang dimiliki orang lain untukmu akan hilang.
Selain itu, dari si Gagak kamu dapat belajar untuk tidak serakah. Dalam cerita di atas kamu bisa menyimpulkan bahwa si Gagak sebenarnya tidak pantas menjadi raja hutan dan hanya menginginkan posisi itu supaya bisa lebih disegani oleh hewan-hewan penghuni hutan lainnya.
Baca juga: Kisah Asal Mula Nagari Minangkabau dan Ulasannya, Bukti Kalau Kekerasaan Bukanlah Segalanya
Fakta Menarik
Setelah membahas tentang unsur intrinsiknya, kini saatnya mengulik tentang fakta-fakta menarik seputar cerita Gagak Sang Pembohong. Apa sajakah itu? Langsung saja simak ulasan lengkapnya dalam pembahasan berikut:
1. Memiliki Banyak Versi
Fabel si Gagak yang suka berkata bohong sebenarnya memiliki banyak versi. Namun, pesan moral yang terkandung masih sama-sama mengajarkan untuk menjadi pribadi yang jujur. Sehingga, kamu tinggal memilih versi mana yang sekiranya lebih menarik perhatianmu.
2. Diangkat menjadi Video Animasi
Dongeng Gagak Sang Pembohong menjadi salah satu dari sekian fabel populer yang diangkat menjadi video animasi. Alasannya, cerita hewan berwarna hitam ini singkat dan mudah dipahami sehingga pengerjaan animasinya barangkali tidak memakan waktu terlalu lama.
Jika kamu memiliki anak kecil atau keponakan yang lebih suka media pembelajaran secara visual, mungkin kisah si Gagak dalam bentuk video animasi bisa menjadi pilihan yang tepat. Kamu bisa menemukan video-video animasi tersebut di YouTube.
Baca juga: Cerita Legenda Lok Si Naga dan Ulasannya, Kisah Keberanian Orangtua untuk Anak Tercinta
Dongeng Gagak Sang Pembohong sebagai Pengantar Tidur Si Kecil
Demikian ringkasan kisah Gagak Sang Pembohong yang dapat kami rangkum. Apakah kamu puas dengan ceritanya? Bila iya, mungkin kamu bisa membagikan fabel di atas kepada si kecil sebagai dongeng pengantar tidur.
Jika tertarik dengan kisah-kisah keren lainnya, kamu perlu sering-sering mengunjungi situs PosKata. Beberapa artikel menarik yang barangkali bisa kamu simak adalah kisah Nabi Ibrahim dan Ismail, legenda Batu Belah Batu Bertangkup, dan dongeng si Kancil Mencuri Timun. Selamat membaca!