Di Indonesia, ada banyak sekali legenda atau cerita rakyat yang menarik untuk disimak. Salah satunya adalah cerita rakyat Siamang Putih asal Provinsi Sumatra Barat. Kalau penasaran bagaimana kisahnya, mending langsung cek saja kisahnya berikut ini, ya!
Kalau membicarakan tentang legenda dari Sumatera Barat, pikiranmu mungkin akan langsung tertuju pada kisah Malin Kundang. Namun, sebenarnya masih banyak sekali kisah dari daerah tersebut yang menarik untuk dibaca. Contohnya saja yang akan kamu simak dalam artikel berikut, yaitu cerita rakyat Siamang Putih.
Kisahnya kurang lebih menceritakan tentang pentingnya menjaga janji dan kesetiaan dalam menjalin hubungan. Nanti, kamu juga bisa memetik pesan moral lain dalam cerita yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Gimana? Sepertinya kamu sudah tidak sabar ingin segera menyimak kisahnya, kan? Daripada kelamaan, mending langsung saja simak kelanjutaan ringkasan, unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari cerita rakyat Siamang Putih asal Sumatera Barat ini, ya! Selamat membaca!
Cerita Rakyat Siamang Putih Asal Sumatera Barat
Pada zaman dahulu kala, di Kampung Alai yang terletak di pesisir utara Pantai Tiku Sumatera Barat, ada sebuah kerajaan yang bernama Pagaruyung. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang juga merupakan saudagar kaya bernama Tuanku Raja Kecik.
Tuanku Raja Kecik memiliki seorang putra yang sudah berumah tangga, yaitu Nahkoda Baginda. Putranya tersebut sudah memiliki seorang putri berparas rupawan bernama Puti Juilan.
Gadis tersebut sebenarnya sudah memasuki usia untuk menikah. Hanya saja, tidak ada pemuda yang berani mendekatinya karena status sosialnya yang begitu tinggi.
Para pemuda yang mendekatinya merasa sangat minder. Pasalnya, kebanyakan dari mereka hanyalah berprofesi sebagai nelayan. Hal tersebut tentu saja membuat hati gadis itu begitu sedih.
Melihat cucunya yang setiap hari melamun dan bersedih membuat Tuanku Raja Kecik menjadi cemas. Ia kemudian memanggil Nahkoda Baginda dan istrinya untuk membicarakan mengenai kondisi anaknya.
Dari pertemuan tersebut, disepakati bahwa keluarga akan mengadakan pesta guna mendapatkan jodoh untuk Puti Juilan. Pesta tersebut akan diadakan selama satu bulan penuh.
Mendapatkan Sebuah Mimpi
Tepat satu hari sebelum pesta diadakan, Puti Juilan bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang akan menjadi jodohnya. Pemuda tersebut merupakan keturunan bangsawan bernama Sutan Rumandung.
Setelah mendapatkan mimpi itu, ia kemudian bangun. Baginya, mimpi tersebut terlihat begitu nyata dan perasaannya menjadi begitu bahagia.
Ia jadi tidak bisa berhenti memikirkan sang pemuda yang singgah dalam mimpinya. Maka dari itu, ia kemudian menemui kakek dan orang tuanya untuk menceritakan semuanya.
Pesta tetap diadakan dan Tuanku Raja Kecik menyuruh para pengawalnya untuk mencari seorang pemuda yang bernama Sutan Rumandung. Sayangnya, meski sudah menggelar pesta selama sebulan, pemuda yang dimaksud tidak pernah ditemukan.
Hal tersebut membuat hati Puti Julian semakin sedih. Pasalnya, ia benar-benar menyukai Sutan Rumandung, meskipun tak pernah sekalipun bertemu.
Baca juga: Kisah Nabi Yusuf As dan Mukjizatnya yang Akan Membuatmu Semakin Kagum pada Sosoknya!
Bertemu dengan Pemuda yang Singgah di Mimpinya
Tak mau melihat cucunya bersedih terus-terusan, Tuanku Raja Kecik kemudian mendatangkan seorang ahli nujum atau peramal. Entah bagaimana caranya, ia meminta agar sang peramal bisa membuat Sutan Rumandung datang ke Kampung Alai.
Sepertinya, ajian dari sang peramal berhasil. Beberapa hari kemudian, para pengawal melihat sebuah kapal besar yang berlabuh di dermaga milik Kampung Alai.
Rupanya, itu adalah kapal milik Sutan Rumandung. Ia terpaksa berhenti sejenak karena tiang-tiang milik kapalnya patah dihantam badai.
Setelah menyampaikan kabar tersebut kepada sang raja, para pengawal kemudian diperintahkan untuk membawa sang pemuda ke istana. Setibanya di sana, Sutan Rumandung disambut baik oleh keluarga istana.
Puti Juilan merasa begitu bahagia. Jantungnya berdegup kencang serasa mau copot ketika akhirnya bisa bertemu dengan pujaan hatinya.
Berjanji untuk Saling Menunggu
Setelah yakin kalau pemuda yang datang adalah Sutan Rumandung, ibu Puti Juilan kemudian menyuruh anaknya untuk memperkenalkan diri.Tidak disangka meski pertemuan keduanya begitu singkat, ternyata pemuda tersebut juga tertarik dengan Puti Juilan.
Sang kakek kemudian menawarinya untuk menikahi cucunya. Sutan Rumandung tentu saja menerima tawaran tersebut. Namun, ia memberikan sebuah syarat.
Dirinya akan kembali lagi untuk menikahi Puti Juilan ketika telah sukses. Karena saat ini, ia masih merasa belum pantas untuk meminang sang putri cantik karena baru merintis usahanya. Tuanku Raja Kecik pun memaklumi alasan tersebut.
Akan tetapi sebagai pengikat, keduanya ditunangkan terlebih dahulu. Tak berapa lama setelah acara selesai, Sutan Rumandung kemudian berpamitan untuk kembali pergi berdagang.
Sang putri tentu saja merasa sedih ditinggal sang kekasih. Sebelum benar-benar berpisah, ia bersumpah akan setia dan menunggunya sampai kembali. Apabila melanggar janji, ia bersedia berubah wujud menjadi seekor siamang putih.
Begitu pula dengan Sutan Rumandung, ia berjanji akan kembali lagi untuk menikahinya. Apabila tidak, kapalnya akan tenggelam di laut.
Baca juga: Kisah Kancil Mencuri Timun Beserta Ulasannya yang Lengkap dan Menarik
Perasaan yang Berubah
Setahun sudah berlalu semenjak sang kekasih hati pergi berlayar. Puti Juilan masih tetap setia menunggu meskipun tak diberi kabar.
Hingga dua tahun berikutnya, wanita tersebut masih menunggu tunangannya untuk segera kembali dan menikahinya. Tak lama berselang, dirinya mendengar kabar ada sebuah kapal yang berlabuh di dermaga.
Ia berpikir kalau itu adalah Sutan Rumandung. Tak mau membuang-buang waktu lagi, dirinya segera bergegas pergi ke dermaga untuk menemui kekasihnya.
Setibanya di sana, perempuan itu harus menelan pil pahit karena ternyata yang datang bukanlah sang tunangannya, melainkan orang lain. Namun, perasaan kecewa itu tak berlangsung lama. Karena ternyata, pria yang yang datang tidak kalah tampan jika dibandingkan dengan tunangannya.
Ia juga merupakan saudagar kaya keturunan bangsawan. Tak butuh waktu yang lama, Puti Juilan kemudian jatuh cinta dengan pemuda yang baru ditemuinya itu.
Janji yang Tak Ditepati
Puti Juilan lalu pulang dan mengatakan pada ibunya kalau dirinya mencintai orang lain. Kemudian, sang ibu mengundang si pemuda tampan untuk ke istana.
Setelah saling memperkenalkan diri, sang ibu kemudian bertanya kepada pemuda tersebut. “Apakah kamu bersedia menikahi putriku?”
Ternyata, pemuda itu juga merasa tertarik pada Puti Juilan. Maka dari itu, dirinya mengiyakan dan menyatakan kesediaannya untuk menikahinya.
Mendengar jawaban tersebut, ibunya merasa lega. Ia kemudian menyampaikan hal tersebut kepada suami dan mertuanya.
Keluarga Putri Juilan pun menyambut gembira berita tersebut. Mereka lega karena sang putri akhirnya dapat menikah. Sebagai rasa syukur, mereka mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakannya.
Baca juga: Cerita Rakyat Asal-Usul Gunung Semeru Beserta Ulasan Menariknya
Berubah Menjadi Siamang Putih
Keesokan harinya, kedua mempelai kemudian menjalani proses ijab qabul. Sebelumnya, sang penghulu bertanya terlebih dahulu mengenai kesediaan Puti Julian untuk menikah dengan calon suaminya.
Belum sempat menjawab, tiba-tiba ia memekik lalu melompat berdiri seperti orang yang terkena sengatan lebah. “Aduh sakit sekali!” teriaknya.
Tak disangka, saat itu juga dirinya berubah menjadi seekor siamang putih. Orang-orang yang hadir tentu saja kaget melihat kejadian yang sungguh aneh ini. Suasananya pun menjadi riuh.
Sang putri dalam wujud siamang itu kemudian berlari ke atap kerajaan dan meratap sambil melihat ke arah lautan lepas. Tuanku Raja Kecik mengejarnya. Ketika memandangnya, ia langsung menyadari bahwa cucunya telah melanggar sumpahnya sendiri untuk tidak menikahi orang lain.
Keluarga besar tentu saja merasa sedih dengan kenyataan tersebut. Namun, semuanya sudah terlanjur dan tidak bisa diperbaiki lagi. Meski membutuhkan waktu yang cukup lama, akhirnya mereka menerima kenyataan kalau putri kesayangannya berubah menjadi siamang berwarna putih.
Setiap hari sebelum matahari terbenam, siamang jelamaan Puti Juilan akan naik ke atas bubungan istana, lalu menangis sambil memandangi lautan. Ia mungkin meratapi nasib dan memiliki penyesalan mendalam untuk tunangannya.
Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Sutan Rumandung tetap tak kunjung datang. Hingga pada suatu hari, keluarga menemukan siamang putih meninggal di atas pohon.
Semenjak kematian sang putri, keluarganya terus mencari keberadaan Sutan Rumandung. Mereka tidak akan tenang sampai menemukannya.
Akhirnya, pencarian tersebut membuahkan hasil. Ternyata, pemuda itu juga melanggar janjinya. Kapalnya tenggelam dihantam badai saat dalam perjalanan untuk menikahi wanita lain.
Baca juga: Kisah Legenda Putri Hijau dari Labuhan Deli Beserta Ulasan Menariknya
Unsur Intrinsik dari Cerita Rakyat Siamang Putih
Seru sekali, kan, legenda dari Sumatera Barat ini? Selanjutnya, di sini kamu pun dapat menemukan penjelasan singkat mengenai unsur-unsur intrinsik dari cerita rakyat Siamang Putih. Berikut penjelasannya:
1. Tema
Inti atau tema dari cerita rakyat Siamang Putih ini adalah tentang memegang teguh janji dan kesetiaan. Apabila tidak sanggup untuk menepatinya, maka tak usah menjanjikan apapun pada orang lain.
2. Tokoh dan Perwatakan
Pada cerita rakyat Siamang Putih ini, ada beberapa tokoh yang akan diulik lebih lanjut. Yang pertama adalah Tuanku Raja Kecik. Ia adalah seorang kakek yang begitu mencintai cucunya, yaitu Puti Juilan.
Ia mau melakukan apa saja untuk memenuhi permintaan sang cucu. Sifat orang tua Puti Juilan juga tidak jauh berbeda. Hal tersebut agaknya membuat sang putri menjadi sedikit lebih manja.
Selanjutnya, tentu saja ada Puti Juilan. Ia sebenarnya adalah perempuan yang baik. Namun, dirinya terlalu naif dan mudah jatuh cinta.
Tak jauh berbeda, Sutan Rumandung juga terlalu tergesa-gesa menerima tawaran dari gadis yang bahkan belum dikenalnya. Ia bahkan membuat janji yang tidak bisa ditepatinya.
3. Latar Cerita Rakyat Siamang Putih
Secara umum, latar tempat terjadinya legenda tersebut berada di Sumatera Barat. Namun, di dalam cerita juga disebutkan latar tempat secara spesifik. Contohnya adalah Kampung Alai, istana, dermaga kapal, dan lautan.
4. Alur
Untuk alurnya, cerita rakyat Siamang Putih asal Sumatera Barat ini menggunakan alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari Puti Juilan yang tidak kunjung menikah meskipun sudah cukup umur. Hingga kemudian, ia memimpikan seorang laki-laki bernama Sutan Rumandung yang akan menjadi jodohnya.
Setelah lama mencari, akhirnya keduanya bertemu dan menjalani hubungan yang serius. Namun karena situasi, mereka harus berpisah. Keduanya kemudian membuat janji yang pada akhirnya tidak bisa ditepati.
5. Pesan Moral
Ada banyak pesan moral yang dapat kamu petik dari cerita rakyat Siamang Putih ini. Salah satu contohnya adalah untuk tidak sembarangan memberikan sumpah atau janji kepada orang lain. Karena kalau tidak bisa menepatinya, kamu akan celaka seperti apa yang terjadi pada Puti Juilan dan Sutan Rumandung.
Selain itu, kamu juga jangan terlalu cepat jatuh cinta dan memberikan hatimu untuk orang yang baru dikenal. Kamu harus mengenalnya terlebih dahulu, apalagi jika ingin melangkah ke jenjang pernikahan.
Yang terakhir, jika kamu menjadi orang tua nanti, janganlah terlalu memanjakan anak. Terkadang, memenuhi semua permintaan anak bukanlah hal yang bijak.
Tak hanya unsur intrinsiknya, jangan lupakan juga unsur-unsur ekstrinsik yang membangun cerita rakyat Siamang Putih ini. Unsur ekstrinsik biasanya berhubungan dengan latar belakang penulis, masyarakat, dan juga nilai-nilai yang dipegang teguh.
Baca juga: Dongeng Kancil dan Kura-Kura yang Cocok Dibacakan Pada Si Kecil Beserta Ulasan Lengkapnya
Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Siamang Putih
Ulasan singkat mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita di atas cukup jelas, kan? Eits.. tapi tunggu dulu karena artikel ini belum selesai. Masih ada fakta menarik mengenai cerita rakyat Siamang Putih yang perlu kamu baca. Berikut ulasannya:
1. Memiliki Versi Lain
Seperti yang kamu telah ketahui, legenda atau cerita rakyat dulunya diceritakan dari mulut ke mulut atau secara lisan. Maka dari itu, suatu kisah bisa memiliki beberapa versi cerita, termasuk Siamang Putih.
Kalau dalam versi cerita yang satu ini, namanya bukan Puti Juilan melainkan Putri Julian. Dan, yang menjadi raja kerajaan Pagaruyung bukanlah sang kakek, melainkan ayahnya. Kakek dan neneknya adalah orang terpadang karena merupakan saudagar yang kaya raya.
Putri Julian sudah cukup umur untuk menikah. Sayangnya, tidak ada pemuda yang berani mendekatinya karena status sosialnya yang tinggi.
Ayahnya yang mengetahui hal tersebut kemudian mengundang banyak pemuda anak dari saudagar kaya. Siapa tahu, salah satunya bisa menjadi jodoh putrinya. Sayangnya, harapan tersebut kandas. Tetap tak ada satu orang pun yang melamar anaknya.
Kemudian, Putri Julian bermimpi tentang seorang pemuda kaya bernama Sutan Rumandung yang akan datang melamarnya. Raja menyuruh pengawal untuk mencarinya, tapi tetap tidak menemukannya.
Hingga pada suatu hari, ada sebuah kapal yang berhenti di dermaga milik kerajaan. Ternyata, di dalam kapal tersebut ada seorang pria muda yang tampan, yaitu Sutan Rumandung yang dicarinya selama ini.
Keduanya, lalu bertunangan. Sutan mengajukan syarat untuk melangsungkan pernikahan setelah ia sukses. Meski awalnya menolak, Putri Julian akhirnya menyetujuinya. Nah, untuk kelanjutan ceritanya, kurang lebih sama dengan yang telah kamu baca di atas.
Baca juga: Simak Kisah Dongeng Klasik Cinderella dan Sepatu Kaca Beserta Ulasan Menariknya di Sini, Yuk!
Sudah Puas Menyimak Kisah Puti Juilan Asal Sumatera Barat di Atas?
Itulah tadi ringkasan, ulasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik dari cerita rakyat Siamang Putih. Semoga setelah membacanya, kamu tak hanya terhibur, tetapi juga bisa mengambil pesan moralnya.
Selain kisah di atas, masih ada banyak legenda lain yang seru untuk dibaca. Contohnya adalah cerita Si Pitung, Roro Mendut, Damarwulan, dan lain-lain.
Kalau ingin menyimak dongeng dari Barat maupun kisah nabi juga ada, lho. Maka dari itu, baca terus PosKata, ya! Dijamin nggak akan nyesel, deh!