
Indonesia memang kaya akan legenda di tiap daerahnya yang seru banget untuk dibaca. Salah satunya adalah cerita rakyat Si Penakluk Rajawali asal Sulawesi Selatan ini. Kira-kira gimana, ya, kisah lengkapnya? Kalau penasaran, langsung saja dicek, yuk!
Tiap daerah di Indonesia memiliki legenda masing-masing yang sayang sekali jika dilewatkan. Contohnya adalah cerita rakyat Si Penakluk Rajawali asal Sulawesi Selatan yang bisa kamu simak kisah lengkapnya berikut ini.
Kisah yang bertemakan ketulusan hati ini layak untuk dibaca. Tak hanya dapat menghibur, tetapi cerita ini juga memiliki pesan moral yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tak hanya pesan moral, di sini kamu juga bisa menyimak penjelasan singkat mengenai unsur-unsur intrinsik yang membangun cerita rakyat Si Penakluk Rajawali beserta fakta-fakta menariknya. Gimana? Daripada semakin nggak sabar, mending langsung simak saja selengkapnya di bawah ini, yuk!
Cerita Rakyat Si Penakluk Rajawali asal Sulawesi Selatan
Pada zaman dahulu kala, di sebuah daerah di Sulawesi Selatan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang adil dan bijaksana. Sang raja memiliki tujuh orang putri yang semua cantik-cantik.
Di kerajaan tersebut masih berpegang teguh pada adat yang tentunya harus dipatuhi semua orang, termasuk raja. Adatnya adalah jika seorang keluarga memiliki tujuh orang putri, maka salah satunya harus diserahkan pada seekor Rajawali raksasa. Hal itu dilakukan supaya keluarga tersebut terhindar dari malapetaka.
Kenyataan ini tentu saja membuat raja dan sang permaisuri sangat sedih. Orang tua mana yang rela menyerahkan anaknya untuk dimangsa oleh burung raksasa? Tentu saja tidak ada.
Sang raja menjadi gelisah sepanjang waktu. Ia berusaha mencari cara supaya anaknya tidak ada yang harus dikorbankan.
Hingga kemudian, terbesit di benaknya untuk mengadakan sebuah sayembara. “Apa sebaiknya aku mengadakan sayembara? Siapa tahu ada di antara rakyatku yang memiliki berilmu tinggi dan mampu mengalahkan Rajawali raksasa itu.”
Setelah itu, raja menyuruh para penasihatnya untuk menghadap dan menyatakan apa yang ada di benaknya. Para penasihat tersebut tentu saja menyetujui asal sang raja mengadakan sayembara.
Mengadakan Sayembara
Keesokan harinya, raja mengumpulkan seluruh rakyatnya di depan istana guna mengumumkan sayembara. Tak peduli tua-muda atau kecil-dewasa, semuanya berduyun-duyun memenuhi aula istana.
“Wahai rakyatku. Karena sebuah hal mendesak, aku akan mengadakan sebuah sayembara,” katanya.
“Barang siapa di antara kalian berhasil mengalahkan Rajawali raksasa, jika ia laki-laki maka akan kunikahkah dengan putriku. Sementara itu bila perempuan, ia akan kuangkat menjadi keluarga istana,” lanjutnya.
Lantas, seorang warga menimpalinya dengan berkata, “Ampun, Baginda. Sekiranya kapan sayembara tersebut akan dilaksanakan?”
“Kata para penasihat, burung raksasa akan datang satu minggu lagi. maka dari itu, persiapkanlah diri kalian sebaik mungkin,” jawabnya.
Setelah mendengar titah raja, orang-orang kemudian membubarkan diri. Mereka yang ingin mengikuti sayembara pun bersiap dan berlatih memperdalam ilmunya supaya dapat mengalahkan si Rajawali raksasa.
Sebuah Persiapan
Sementara di sebuah tempat yang agak jauh dari istana, para pengawal sedang bekerja untuk membuah sebuah baraga atau pendopo. Nantinya, bangunan tersebut akan digunakan untuk memancing kedatangan sang Rajawali raksasa.
Tak terasa, seminggu telah berlalu. Tibalah saatnya, saatnya salah satu putri raja bersiap-siap di antara ke baruga dan dijadikan sebagai “pancingan”. Selain putri, tempat tersebut juga sudah dipenuhi berbgai macam kue, nasi ketan, dan minuman sebagai sesaji untuk si burung raksasa.
Pagi-pagi sekali, sang putri sudah diantar oleh rombongan kerajaan dan sampai di baruga. Tak hanya raja saja yang sedih dengan nasib sang putri, tetapi juga warganya. Mereka sangat berharap ada seseorang yang benar-benar sakti dan dapat mengalahkan burung raksasa itu.
“Putriku, maafkan Ayah, ya. Sebenarnya, Ayah tidak mau melakukan ini, tetapi adat tetap harus dilaksanakan. Namun, kamu tak perlu khawatir karena Ayah sedang berusaha menyelamatkanmu melalui sayembara ini,” ucap sang raja sendu.
Setelah itu, rombongan keluarga istana meninggalkan putri di baruga sendiran. Meskipun begitu, mereka tetap mengawasi sang putri dari jauh.
Sementara itu, para peserta sayembara juga sudah menyiapkan perlengkapannya untuk mengalahkan Rajawali raksasa. Di antara mereka ada yang menyiapkan tali untuk mengikat leher Rajawali, bambu runcing, dan ada pula yang memawa tombak yang sudah diberi racun.
Kemunculan Seorang Pemuda Misterius
Saat sang putri sedang duduk sendirian di baraga, datanglah seorang pengembara muda mendekatinya. Pemuda tersebut tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Ia kemudian bertanya pada putri, “Putri cantik, mengapa kamu duduk sendirian di sini?”
Putri cantik itu menjawab dengan lirih. Katanya, “Aku sedang menanti maut.”
“Aku tak mengerti apa maksudmu? Siapa yang tega ingin mencelakaimu?” tanya sang pemuda lagi.
Karena merasa pemuda itu adalah orang yang baik, putri raja tersebut kemudian menceritakan semuanya. Termasuk juga perihal sayembara yang sedang diadakan.
Mendengar penuturan wanita yang malang ini, pemuda pengembara tersebut kemudian menawarkan untuk menemani dan melindunginya. Meski awalnya sempat menolak, tapi akhirnya putri membiarkan lelaki itu menemaninya.
Sembari menunggu kemunculan Rajawali raksasa, sang pemuda dilanda kantuk dan kemudian tertidur. Diam-diam, putri raja itu mengamatinya. Ia berharap kalau pemuda itu nanti dapat mengalahkan Rajawali sehingga dapat menikahinya.
Baca juga: Dongeng Mentiko Betuah dari Aceh, Mustika Berharga Berkat Kebaikan Hati beserta Ulasan Menariknya
Rajawali Raksasa Berhasil Ditaklukkan
Selang beberapa waktu, dari kejauhan terlihat seekor burung raksasa terbang menuju ke baruga. Itu adalah Rajawali yang sedari tadi ditunggu-tunggu.
Putri raja kemudian membangunkan pemuda yang tertidur tadi. Ketika Rajawali mendekat, ia bersembunyi di balik laki-laki yang berjanji untuk melindunginya tersebut.
Sang pemuda lalu bersiap siaga menyiapkan sebilah badik dan seutas tali ajaib. Sementara itu, si Rajawali sedang asyik menyantap hidangan lainnya. Setelah semuanya habis, barulah ia mendekat dan bersiap memangsa sang putri.
Melihat burung raksasa itu semakin mendekat, pemuda pengembara itu lalu menyuruh tali ajaibnya untuk mengikat Rajawali. Dalam hitungan detik, tali sudah sepenuhnya melilit tubuhnya.
Sang Rajawali meronta-ronta dan berusaha untuk melepaskan lilitan tersebut. Si tali ajaib yang ternyata dapat berbicara kemudian meminta bantuan tuannya untuk membantu.
Tanpa basa-basi, sang pengembara kemudian menyuruh badik ajaibnya untuk menikam Rajawali. Badik tersebut tanpa ampun menikam si burung raksasa hingga mati.
Kejadian tersebut berlangsung begitu cepat hingga orang-orang yang tadinya mengikuti sayembara tak dapat melakukan apa-apa. Namun kemudian, mereka menggunakan kesaktiannya untuk mencincang dan memotong-motong tubuh Rajawali.
Karena semuanya sudah selesai, pemuda pengembara tersebut berpamitan pada putri raja untuk melanjutkan perjalanan. Ia kemudian diberi sebuah selendang sutra sebagai ucapan terima kasih.
Terjadi Keributan
Mengetahui kalau putrinya selamat, raja dan segenap rakyat pun bersukacita. Sang putri lalu diantarkan oleh pengawal dan orang-orang yang ikut sayembara untuk kembali ke istana.
Sesampainya di sana, orang-orang tersebut malah membuat keributan. Di hadapan raja, masing-masing dari mereka mengaku telah mengalahkan Rajawali dengan membawa potongan-potongan tubuh burung raksasa itu.
Hal tersebut tentu saja membuat sang raja tidak percaya. Ia kemudian bertanya pada putrinya mengenai siapa sebenarnya yang berhasil membunuh Rajawali.
“Putriku, apakah benar salah satu dari mereka yang berhasil mengalahkan Rajawali raksasa?” tanyanya. Sang putri kemudian menjawab kalau pemuda yang mengalahkan Rajawali bukanlah salah satu dari mereka. Namun, ia sendiri juga tidak mengenal pemuda itu karena sepertinya bukan berasal dari daerah kerajaan.
Raja kemudian bertanya lagi dengan apa pemuda tersebut berhasil mengalahkan Rajawali. Lagi-lagi, sang putri menjawab tidak tahu.
Hal itu dikarenakan sewaktu pemuda itu bertarung, ia menutup matanya. Jadi, ia hanya mendengar apa yang sang pemuda ucapkan, yaitu untuk mengikat dan menerkam sang Rajawali.
Akan tetapi, wanita tersebut mengatakan kepada ayahnya bahwa ia dapat mengenali sang pemuda jika nanti bertemu kembali. Pasalnya, ia juga sudah memberikan selendangnya pada laki-laki itu.
Menemukan Pemuda Pengembara
Keesokan harinya, raja memberikan pengumuman kalau tidak ada seorang pun yang mendapatkan hadiah. Namun sebagai gantinya, ia akan mengadakan pesta besar-besaran dan mengundang seluruh rakyat. Semua orang tentu saja menyambut baik hal tersebut.
Pesta diadakan dengan sangat meriah. Semua orang dijamu dengan berbagai macam makanan dan minuman yang enak-enak. Raja juga menanggap berbagai pertunjukan untuk menghibur semuanya.
Selain itu, ia juga mengadakan lomba sepak raga atau bola kaki. Yang menang, nantinya tentu akan mendapatkan hadiah menarik.
Hal tersebut tentu saja menarik minat para pemuda untuk mengikuti perlombaan. Di tengah hiruk pikuk tersebut, datanglah seorang laki-laki muda gagah yang mengikuti lomba.
Ia melakukan pemanasan dan memainkan bola dengan lincahnya. Banyak orang terpukau melihat aksinya.
Selain itu, yang menarik perhatian banyak orang dari sang pemuda adalah seledang sutra yang terbebat di lengannya. Dari situ, sang putri bisa mengenali kalau pemuda itulah yang telah menyelamatkannya dari Rajawali.
Hidup Bahagia Bersama
Putri raja kemudian memberitahu ayahnya mengenai pemuda tersebut. Tak lama kemudian, raja menyuruh pengawal untuk memanggilnya.
“Ampun, Baginda. Ada apa Baginda memanggil hamba?” tanyanya ketika sudah berada di hadapan raja.
“Apakah benar kamu yang telah mengalahkan Rajawali dan menyelamatkan putriku?” tanya sang raja. “Benar, Baginda. Hambalah yang telah menyelamatkan putri,” jawabnya.
“Kalau begitu, mengapa kamu tidak menemuiku dan menagih hadiah yang seharusnya kamu menangkan?” timpal sang Baginda.
“Ampun, Baginda. Hamba memang tidak mengharapkan hadiah tersebut karena hamba benar-benar tulus untuk membantu menyelamatkan sang putri.” Jawaban dari pemuda tersebut tentu saja membuat raja puas.
Sesuai janji yang telah diucapkannya di sayembara, raja pun menikahkan putrinya dengan pemuda tersebut. Sang putri juga tidak menolak karena dirinya diam-diam menaruh hati pada lelaki yang telah menyelamatkannya.
Pesta pernikahan sang putri dan pemuda tersebut kemudian digelar dengan mewah dan meriah. Setelah itu, keduanya kemudian hidup bahagia selama-lamanya.
Baca juga: Legenda Putra Lokan Asal Riau dan Ulasannya, Kisah tentang Seorang Pangeran Tampan yang Dibuang
Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Si Penakluk Rajawali dari Sulawesi Selatan
Gimana cerita rakyat Si Penakluk Rajawali di atas? Seru banget untuk dibaca, kan? Selanjutnya, di sini kamu pun akan menemukan penjelasan singkat mengenai unsur-unsur intrinsik dari kisah tersebut.
1. Tema
Cerita rakyat Si Penakluk Rajawali memiliki tema tentang ketulusan. Hal tersebut tercermin dalam tindakan pemuda pengembara yang bersedia menyelamatkan putri dan tidak mengharapkan imbalan.
2. Tokoh dan Perwatakan
Selanjutnya, ada beberapa tokoh dalam cerita Si Penakluk Rajawali yang sifatnya akan dibahas. Yang pertama adalah raja yang begitu adil dan bijaksana. Ia juga sangat menyayangi putrinya.
Kemudian, ada sang putri raja yang rela berkorban supaya keluarganya tidak terkena malapetaka. Dan yang terakhir adalah pemuda pengembara yang memiliki sifat baik hati dan tulus.
3. Latar Cerita Rakyat Si Penakluk Rajawali
Secara umum, latar tempat kisah ini terjadi di Sulawesi Selatan. Namun spesifiknya, dalam cerita disebutkan bahwa tempatnya adalah di istana dan baruga.
4. Alur
Cerita rakyat Si Penakluk Rajawali ini menggunakan alur maju. Kisahnya dimulai dari salah seorang putri raja yang sesuai adat harus dikorbankan menjadi santapan Rajawali raksasa.
Beruntungnya ada seorang pemuda sakti yang mau menolongnya. Pada akhirnya, keduanya pun menikah dan hidup bahagia.
5. Pesan Moral
Amanat atau pesan moral dari cerita rakyat Si Penakluk Rajawali ini adalah kamu harus tulus kalau menolong orang lain. Selain itu, janganlah mengharapkan imbalan dari hal yang tidak kamu perbuat. Itu adalah hal yang sangat memalukan.
Selain unsur intrinsik, jangan lupakan juga unsur-unsur ekstrinsik yang membangun kisah tersebut. Unsur ekstrinsik biasanya berkaitan dengan latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai yang dipegang teguh.
Fakta Menarik dari Cerita Rakyat Si Penakluk Rajawali
Ringkasan cerita dan penjelasan singkat unsur ekstrinsik sudah kamu baca di atas. Eits.. tapi tunggu dulu karena di sini masih ada fakta menarik dari kisah tersebut yang sayang untuk dilewatkan.
1. Versi Lain
Namanya juga legenda yang dulunya diceritakan dari mulut ke mulut, sedikit perbedaan pada nama tokoh atua plot adalah hal yang wajar. Hal itu juga terjadi pada cerita rakyat ini.
Kalau di versi pertama, raja hanya mengadakan sayembara satu kali, yaitu untuk mengalahkan Rajawali raksasa. Akan tetapi di versi ini, ia mengadakan sayembara sebanyak dua kali. Nah, sayembara kedua adalah untuk menemukan si pemuda pengembara yang telah menolong putri.
Sang putri raja tidak tahu namanya dan tidak sempat memberikan apa-apa. Ia hanya mengingat wajahnya. Maka dari itu, ada banyak sekali orang yang mengaku-ngaku sebagai pemuda itu.
Namun beruntungnya, sang putri bisa dengan benar mengenali wajah penyelamat yang sesungguhnya. Keduanya lantas dipertemukan kembali dan akhirnya menikah.
Baca juga: Kisah Nenek Pakande dan Ulasannya, Legenda Wanita Tua Pemakan Manusia dari Sulawesi Selatan
Sudah Puas Menyimak Cerita Rakyat Si Penakluk Rajawali?
Itulah dia ringkasan cerita, penjelasan unsur intrinsik, dan fakta menari dari cerita rakyat Si Penakluk Rajawali yang bisa kamu simak di sini. Gimana? Semoga kamu terhibur, ya!
Selain kisah di atas, masih ada banyak legenda-legenda menarik dari berbagai daerah di Indonesia yang bisa kamu baca di sini. Contohnya adalah Bawang Merah Bawang Putih, Ande-Ande Lumut, Roro Jonggrang, dan lain-lain.
Nah, buat yang nyari kisah tentang para nabi atau dongeng dari Barat, di sini juga ada, lho. Gimana? Lengkap banget, kan? Makanya, baca terus PosKata, yuk!