Setiap daerah tentu memiliki legenda atau dongeng yang memiliki pesan indah di dalamnya, begitu pula di Sumatera Barat. Salah satunya adalah cerita rakyat tentang Sabai Nan Aluih. Kalau ingin mengetahui kisahnya, cek ulasannya di artikel berikut!
Kalau membahas tentang dongeng yang berasal dari Sumatera Barat, biasanya orang-orang hanya mengetahui Malin Kundang yang terkenal. Padahal ada juga cerita rakyat lain yang memiliki tujuan dan pesan moral yang tak kalah indahnya, seperti Sabai Nan Aluih.
Sabai Nan Aluih adalah seorang gadis cantik yang lembut hatinya dan selalu menuruti perintah orang tuanya dengan baik. Namun, selain itu ia rupanya juga bisa menggunakan senapan dengan baik. Kira-kira untuk apa, ya?
Semakin penasaran dengan cerita rakyat Sabai Nan Aluih? Langsung saja simak ulasan yang telah kami siapkan berikut!
Cerita Rakyat Sabai Nan Aluih
Alkisah pada zaman dahulu kala, hiduplah keluarga Rajo Babanding yang tinggal di sekitar hilir sungai Batang Agam, Padang Tarok. Di rumah bersudut empat tersebut, ia tinggal bersama istrinya, Sadun Saribai, beserta dua anak mereka, Sabai Nan Aluih dan Mangkutak Alam.
Sama seperti namanya, Sabai Nan Aluih (Sabai yang lemah lembut) merupakan gadis yang berparas cantik, berbudi pekerti baik, santun dalam berbicara, dan patuh kepada kedua orang tuanya. Konon, kecantikan dan kebaikan hatinya terkenal hingga ke kampung lain.
Kebalikan dengan sang kakak, Mangkutak Alam memiliki sifat pemalas dan suka seenaknya sendiri. Meskipun berwajah tampan, tapi karena selalu main layangan setiap hari, kulitnya lama kelamaan menjadi hitam karena terbakar sinar matahari.
Rajo Babanding memiliki seorang sahabat dekat yang merupakan saudagar kaya raya di Kampung Situjuh. Sang sahabat tersebut memiliki nama Rajo Nan Panjang. Sayangnya, Rajo Nan Panjang memiliki sebuah perangai buruk, yakni suka memeras warga secara halus.
Lho, kok bisa? Rupanya, ia sering meminjamkan uang kepada warga sekitar. Namun, bunga yang ia bebankan kepada sang peminjam sangatlah tinggi. Walau begitu, warga kampung Situjuh tidak ada yang berani melawan Rajo Nan Panjang. Alasannya karena ia memiliki tiga orang pengawal bernama Rajo Nan Konkong, Lompong Bertuah, dan Palimo Banda Dalam.
Lamaran untuk Sang Putri
Kecantikan dan kelembutan Sabai Nan Aluih rupanya juga terdengar hingga telinga Rajo Nan Panjang. Bahkan, ia sampai berkeinginan untuk meminang putri sulung sahabatnya itu. Dengan penuh keyakinan kalau Rajo Babanding akan menerima pinangannya, ia mengirimkan beberapa utusan ke Padang Tarok.
Setelah sampai di Padang Tarok, utusan Rajo Nan Panjang itu langsung menyampaikan pinangan kepada Rajo Babanding. Namun, pinangan tersebut ditolak. Alasannya, Rajo Nan Panjang merasa malu memiliki menantu yang sepantaran dengannya, tak peduli meski menantunya itu kaya raya sekalipun.
Penolakan itu kemudian disampaikan oleh para utusan kepada Rajo Nan Panjang di Kampung Situjuh. Betapa geram dan kesalnya Rajo Nan Panjang mendengar pinangannya ditolak. Ia merasa direndahkan oleh Rajo Babanding.
Tanpa menyerah, Rajo Nan Panjang pun berangkat bersama tiga pengawalnya ke Padang Tarok untuk meminang gadis pujaannya. Tanpa banyak berbasa-basi, setelah bertemu dengan Rajo Babanding, ia langsung mengutarakan tujuannya. Namun, Rajo Babanding justru menawarkan untuk berunding esok hari di sebuah lokasi bernama Padang Panahunan. Padahal, lokasi tersebut biasanya digunakan sebagai tempat para jagoan berkelahi.
Perseteruan Rajo Babanding dan Rajo Nan Panjang
Ada alasan jelas mengapa Rajo Babanding ingin mengajak sahabatnya itu berduel. Ia merasa kalau Rajo Nan Panjang telah melanggar sopan santun dengan meminang anak gadisnya secara langsung. Bagaimanapun juga, berdasarkan adat di Padang, pinangan seharusnya tak disampaikan kepada ayah sang gadis pujaan, melainkan kepada mamak atau adik kandung dari ibunda gadis tersebut.
Rajo Nan Panjang pun menyadari kalau pinangannya telah ditolak secara halus oleh ayah Sabai Nan Aluih. Ia juga menyadari kalau Rajo Babanding tengah menantangnya untuk berkelahi. Meskipun menyadarinya, tapi tetap saja Rajo Nan Panjang merasa marah.
Rupanya, secara diam-diam Sabai Nan Aluih mendengar percakapan ayahnya dan Rajo Nan Panjang. Ia langsung merasa khawatir karena menyadari bahwa sang ayah akan berduel dengan sahabatnya. Kemudian ia mengungkapkan kekhawatiran itu kepada Rajo Babanding.
Mendengar kekhawatiran itu, Rajo Babanding kemudian berusaha menenangkan hati putri sulungnya. Ia memastikan kalau dirinya sudah memiliki sebuah rencana matang yang akan membuatnya baik-baik saja.
Ketika hari yang ditentukan tiba, berangkatlah Rajo Babanding ke Padang Panahunan bersama pembantunya yang bernama Palimo Parang Tagok. Sementara Rajo Nan Panjang sudah menunggu terlebih dahulu bersama pengawal setianya, Palimo Banda Dalam.
Rajo Nan Panjang rupanya sengaja datang lebih awal untuk mengatur siasat licik. Dua pengawal lainnya, Rajo Nan Konkong dan Lompong Bertuah telah bersembunyi di balik semak-semak. Bahkan, salah satunya membawa senapan yang akan digunakan jika keadaan Rajo Nan Panjang terdesak.
Pertarungan antara Rajo Babanding dan Rajo Nan Panjang pun akhirnya dimulai. Dengan dibantu oleh masing-masin pengawal, mereka berduel selama beberapa jam. Para pengawal tumbang terlebih dahulu, sementara kedua pria masih melanjutkan duelnya.
Mendadak, sebuah peluru mengenai Rajo Babanding. Melihat situasi Rajo Nan Panjang yang mulai terdesak, salah satu pengawalnya keluar dari persembunyian dan menembakkan senapan.
Amarah Sabai Nan Aluih
Seorang gembala tanpa sengaja melihat kejadian tersebut. Ia pun langsung berlari sekencang mungkin ke rumah Rajo Babanding untuk memberitahukan kejadian yang baru saja ia lihat.
Betapa terkejut dan kesalnya keluarga Rajo Babanding ketika mengetahui hal tersebut. Sabai sendiri langsung merasa lemas. Tak pernah terlintas di pikirannya kalau ia akan kehilangan ayahnya secepat itu.
Ia pun mengajak Mangkutak Alam untuk melihat kondisi ayahnya di Padang Panahunan. Namun, sang adik menolak dengan alasan tak ingin mencari mati. Hal tersebut tak menyurutkan keinginannya untuk pergi ke Padang Panahunan dengan membawa sebuah senapan.
Namun, belum sampai ke tempat tujuannya, ia sudah bertemu dengan rombongan Rajo Nan Panjang bersama pengawalnya. Ketika putri Rajo Babanding menanyakan perihal kecurangan yang terjadi, Rajo Nan Panjang justru hanya menjawab dengan tertawa.
Mendengar tawa tersebut, meledaklah amarah Sabai Nan Aluih. Ia merasa kalau Rajo Nan Panjang tengah mengejek kematian ayahnya. Saat itu juga, ia langsung menarik pelatuk senapannya hingga pelurunya mengenai dada Rajo Nan Panjang.
Tanpa mempedulikan Rajo Nan Panjang yang jatuh tersungkur dan tewas seketika, Sabai kembali berlari ke Padang Panahunan untuk melihat kondisi sang ayah. Sesampainya di sana, ia menemukan ayahnya sudah tak bernyawa. Hatinya pun hancur berantakan melihat ayah yang ia sayangi kini telah meninggal dunia demi menjaga kehormatan keluarganya.
Baca juga: Legenda Asal Mula Desa Trunyan dan Ulasan Menariknya, Alasan di Balik Cara Pemakaman yang Unik
Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Sabai Nan Aluih
Setelah mengetahui cerita rakyat Sabai Nan Aluih, kini kamu bisa mendapatkan ulasan tentang unsur intrinsiknya. Di antaranya adalah tema, tokoh dan perwatakan, latara, alur, kemudian pesan moralnya. Berikut adalah ulasannya:
1. Tema
Inti cerita atau tema dari kisah Sabai Nan Aluih ini adalah tentang kepahlawanan dan pengorbanan. Hal tersebut ditunjukan dari sikap Rajo Babanding yang rela mengorbankan dirinya sendiri demi menjaga kehormatan keluarganya. Selain itu, tema tersebut ditunjukan dari aksi Sabai Nan Aluih dalam membalaskan kematian sang ayah dengan membunuh Rajoo Nan Panjang.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada beberapa tokoh utama yang disebutkan di dalam cerita rakyat di atas, yaitu Sabai Nan Aluih, Rajo Babanding, dan Rajo Nan Panjang. Secara watak, tokoh Sabai Nan Aluih disebutkan memiliki sifat santun, baik hati, dan penurut kepada kedua orang tuanya. Namun, selain itu ia juga seorang gadis yang pemberani dan tak ragu-ragu membalaskan kematian ayahnya.
Sementara Rajo Babanding memiliki sifat penyayang dan selalu berusaha menjaga kehormatan keluarganya. Ia tidak ragu mengajak Rajo Nan Panjang berduel asalkan putrinya tidak dinikahi. Ia juga tipe ayah yang tak ingin membuat putrinya, Sabai Nan Aluih khawatir.
Di dalam ceritanya, Rajo Nan Panjang beberapa kali disebutkan memiliki sifat yang licik. Tak hanya ketika akan berduel dengan Rajo Babanding, tapi juga dalam kehidupan sehari-harinya yang memberikan pinjaman kepada warga sekitar dengan bunga yang sangat tinggi.
Selain ketiga tokoh utama tersebut, ada beberapa tokoh pendukung yang mewarnai legendanya. Seperti Mangkutak Alam adik Sabai Nan Aluih, tiga pengawal Rajo Nan Panjang, dan gembala yang menyaksikan terbunuhnya Rajo Babanding.
3. Latar
Dalam cerita rakyat Sabai Nan Aluih ini, ada beberapa latar lokasi yang disebutkan. Di antaranya adalah Padang Tarok tempat keluarga Rajo Babanding tinggal, Kampung Situjuh tempat Rajo Nan Panjang dan ketiga anak buahnya tinggal, dan Padang Panahunan tempat mereka berdua berduel.
4. Alur
Cerita rakyat Sabai Nan Aluih ini menggunakan alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari keberadaan putri Rajo Babanding yang cantik dan menawan banyak orang. Rajo Nan Panjang adalah salah satunya. Bahkan, ia sampai berniat meminang sang gadis.
Konflik terjadi ketika Rajo Babanding mengajak sahabatnya itu ke Padang Panahunan untuk berduel. Pada akhirnya, ia menghembuskan napas terakhirnya karena kecurangan yang dilakukan oleh Rajo Nan Panjang. Ketika mengetahui hal tersebut, Sabai Nan Aluih pun tak bisa menahan amarahnya dan langsung membunuh Rajo Nan Panjang.
5. Pesan Moral
Cerita rakyat Sabai Nan Aluih memiliki beberapa pesan penting yang bisa kamu lanjutkan unutk adik, keponakan, atau buah hati tersayang. Salah satunya adalah untuk tetap membela kebenaran dan melakukan kebaikan meskipun tahu bahwa nyawamu menjadi taruhannya. Hal tersebut bisa terlihat dari cara Rajo Babanding dan Sabai Nan Aluih menghadapi Rajo Nan Panjang.
Selain itu, sebagai seorang anak, jadilah seperti purti Rajo Babanding. Tak hanya memiliki sifat lemah lembut, tapi ia juga patuh dan menghormati kedua orang tuanya. Sungguh sebuah teladan yang baik untuk buah hati tersayang.
Selain unsur intrinsik, cerita rakyat Sabai Nan Aluih ini juga mengandung unsur ekstrinsik. Yakni nilai-nilai penting yang berasal dari luar kisahnya, seperti nilai moral, sosial, dan budaya.
Baca juga: Legenda Asal Mula Kota Cianjur dan Ulasan Menariknya sebagai Dongeng yang Penuh Pesan Moral
Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Sabai Nan Aluih
Sudah selesai membaca kisah dan unsur intrinsiknya? Kini kamu bisa mengetahui beberapa fakta menarik seputar cerita rakyat Sabai Nan Aluih. Di antaranya adalah:
1. Namanya Digunakan Sebagai Nama Tempat
Cerita rakyat Sabai Nan Aluih ini bisa dibilang cukup terkenal di dearah asalnya, Sumatera Barat. Bahkan, saking terkenalnya, banyak tempat yang dinamai menggunakan namanya. Di antaranya adalah taman yang terletak di depan Istana Bung Hatta di Bukittinggi, pantai yang dikenal juga dengan nama Pantai Pinus, dan sebuah panti jompo di daerah Sicincin, Padang Pariaman.
2. Diadaptasi Menjadi Sinetron dan Drama
Pada tahun 1998, kisah dari legenda ini pernah diangkat menjadi sinetron (sinema elektronik) miniseri di TVRI. Sabai Nan Aluih sendiri diperankan oleh salah satu aktris ternama Indonesia, Desy Ratnasari. Naskah dari sinetron tersebut ditulis oleh S. Dalimunthe.
Selain itu, kisahnya juga diadaptasi menjadi drama atau teater dengan judul yang berbeda, yakni Siklus Dendam Sabai. Naskah drama tersebut merupakan buah karya Ashadi Akbar, seorang alumni Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padang Panjang.
Drama yang menggunakan bahasa puisi tersebut dua kali di dipentaskan, yakni di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam STSI Padang Panjang pada tahun 2006, dan di Teater Tertutup Taman Budaya Panjang satu tahun kemudian.
Baca juga: Kisah Asal-Usul Nyi Roro Kidul Penguasa Pantai Selatan Beserta Ulasannya yang Menarik untuk Dibaca
Cerita Rakyat Sabai Nan Aluih sebagai Dongeng Sebelum Tidur
Itulah tadi cerita rakyat Sabai Nan Aluih yang bisa kamu jadikan sebagai dongeng sebelum tidur untuk adik, keponakan, atau buah hati tersayang. Semoga saja mereka bisa semakin mengenal beberapa kisah yang berasal dari negerinya sendiri.
Kalau masih ingin mencari dongeng lain yang berasal dari Sumatera Barat, langsung saja cek artikel di PosKata. Di sini kamu bisa menemukan kisah Malin Kundang, asal-usul Nagari Minangkabau, dan asal mula Danau Maninjau.