Begitu banyak dongeng anak-anak dari daerah-daerah di Indonesia, salah satunya adalah cerita rakyat Pak Lebai Malang. Jika belum tahu, kamu bisa menyimak kisahnya lebih lengkap dalam artikel ini. Yuk, langsung cek saja!
Cerita rakyat Pak Lebai Malang telah diceritakan secara turun-temurun dari Sumatera Barat. Kisahnya yang sarat akan pesan moral yang bermakna patut disampaikan kepada anak-anak.
Nah, dalam artikel ini terdapat ulasan mengenai dongeng Pak Lebai Malang yang lengkap. Kamu juga akan menjumpai pembahasan unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menarik yang berhubugan dengan cerita rakyat itu.
Bagaimana? Tertarik untuk mengetahui cerita rakyat Pak Lebai Malang lebih jauh? Kalau iya, mari simak informasi lengkapnya dalam pembahasan berikut!
Cerita Rakyat Pak Lebai Malang
Pada zaman dahulu kala di daerah Sumatera Utara, hiduplah seorang laki-laki bujang bernama Pak Lebai. Ia tinggal di pinggiran sungai dan setiap harinya pergi ke sungai untuk memancing ikan.
Pak Lebai mendayung sampannya hingga ke tengah sungai ditemani bersama anjing peliharaannya. Biasanya, ikan hasil tangkapan Pak Lebai dijual ke pasar di pinggir sungai dan dibelikan berbagai kebutuhan hidup.
Suatu hari, ketika Pak Lebai tengah sibuk memancing, ada sebuah sampan yang menghampirinya. Pengemudi sampan itu ternyata adalah tetangganya yang tinggal di hulu sungai.
“Pak Lebai, besok datanglah ke rumah saya di hulu sungai. Saya akan mengadakan pesta dan akan dihadiri oleh banyak orang,” ujar tetangganya itu. Pak Lebai tanpa pikir panjang langsung mengiyakan ajakan sang tetangga.
Tak lama setelah kepergian sang tetangga hulu sungai, tiba-tiba datanglah tetangga Pak Lebai yang rumahnya berada di hilir sungai. Ternyata, laki-laki itu juga mengajak Pak Lebai untuk datang ke pestanya di esok hari.
Pak Lebai yang mendapatkan dua undangan pesta sekaligus merasa sangat bahagia. Ia sudah membayangkan beragam makanan enak yang bisa ia santap dan bawa pulang. Namun, karena kedua pesta dilaksanakan pada hari yang sama, laki-laki ini bimbang.
Kebimbangan yang Dirasakan Pak Lebai
Selanjutnya dalam cerita rakyat Pak Lebai Malang, Pak Lebai pada keesokan harinya sudah siap dengan baju terbaiknya yang ia kenakan untuk acara-acara spesial. Laki-laki ini kemudian pergi ke arah hulu sungai dengan menaiki sampannya. Ia ditemani oleh anjing peliharaannya.
Namun, ketika sampai di tengah perjalanan, Pak Lebai tiba-tiba berhenti mengayuh dayungnya. Ia kembali menimbang-nimbang berapa banyak makanan yang bisa ia dapatkan. Bila datang ke pesta di hulu sungai, maka ia akan mendapatkan dua kepala kerbau.
Pak Lebai melanjutkan mendayung sampannya. Sayangnya, ia tiba-tiba teringat bahwa tetangganya yang tinggal di hilir sungai masakannya lebih enak daripada yang di hulu sungai. Laki-laki ini pun membalikkan sampannya ke arah hilir.
Baru beberapa kali mendayung, Pak Lebai kembali merasa ragu. Meskipun masakan tetangganya di hilir sungai itu enak, ia hanya akan mendapatkan satu kepala kerbau. Sementara itu, jika ia mendatangi pesta di hulu sungai, ada dua kepala kerbau yang sudah menanti.
Pak Lebai kembali memutar sampannya dan mendayung ke arah hulu sungai. Ia sudah tak sabar ingin membawa pulang dua kepala kerbau. Dengan begitu, ia tidak perlu susah-susah memancing ikan selama dua hari dan bisa bersantai di rumah.
Baca juga: Dongeng Semut dan Merpati yang Saling Tolong Menolong Beserta Ulasannya
Gagal Menghadiri Pesta
Sayangnya, hati Pak Lebai kembali gundah karena sadar kalau ia tidak bisa melewatkan untuk menyicipi makanan tetangganya di hilir sungai. Dikisahkan dalam cerita rakyat Pak Lebai Malang bahwa laki-laki ini jarang mendapatkan kesempatan untuk bisa menyantap masakan enak dari tetangganya itu.
Pada akhirnya, Pak Lebai hanya terus-terusan memutar balik sampannya karena tidak bisa mengambil keputusan. Tak terasa hari semakin sore dan senja mulai dekat. Ketika Pak Lebai masih berdiam di atas sampannya, ia berjumpa dengan tamu-tamu yang pulang dari pesta.
“Hei, Pak Lebai. Kemana saja kau pergi? Pesta sudah berakhir dan makanan sudah dibagikan kepada para tamu. Bukankah kau diundang untuk ikut pesta?” tanya salah satu tamu itu. Pak Lebai terkejut mendengar pertanyaan itu.
Kemudian, Pak Lebai buru-buru memutar sampannya dan mendayung dengan cepat ke arah hilir sungai. Namun, di tengah perjalanan, ia berjumpa dengan tamu-tamu pesta yang mengabarkan kalau pesta di hilir sungai sudah selesai.
Pak Lebai menyesal telah melewatkan kedua pesta karena terlalu lama mengambil keputusan. Alhasil, ia pun gagal membawa pulang kepala kerbau dan terpaksa kembali ke rumah untuk mengambil peralatan pancingnya.
Nasib Malang yang Dialami Pak Lebai
Meskipun kelelahan, Pak Lebai kembali mendayung sampannya ke area sungai di mana ia biasa memancing. Ia membawa nasi dan ditemani anjing peliharaannya menunggu ikan-ikan mendekati umpan pancing yang telah ia pasang.
Beberapa saat kemudian, kail pancingnya bergerak. Pak Lebai segera menarik tali pancingnya dan berusaha mengambil ikan yang sudah tersangkut di kailnya. Sayangnya, ikan yang tertangkap ternyata cukup besar sehingga berat untuk ditarik.
Tak mau ikan tangkapannya lepas, Pak Lebai lalu menceburkan dirinya ke dalam air sungai. Ia pun berusaha melepaskan ikan tangkapannya dan hendak membawanya ke sampan. Sayangnya, ikan tangkapannya dengan cepat menyelip dari tangannya setelah dilepaskan dari kail.
Pak Lebai kemudian kembali naik ke sampannya dan berniat untuk menyantap bekal nasi bawaannya dari rumah. Namun, betapa malang nasib Pak Lebai karena nasinya ternyata dimakan oleh anjingnya sendiri.
Setelah kejadian itu, warga yang mengenal Pak Lebai akhirnya menjuluki laki-laki ini sebagai Pak Lebai Malang. Begitulah akhir dari cerita rakyat Pak Lebai Malang yang berasal dari Sumatera Barat.
Baca juga: Kisah Sabai Nan Aluih dan Ulasan Menariknya, Sang Perempuan Pemberani dari Padang Tarok
Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Pak Lebai Malang
Dari uraian di atas, kamu telah mengetahui kisah Pak Lebai Malang dengan lengkap. Nah, sekarang saatnya kamu menyimak informasi mengenasi apa saja unsur-unsur intrinsik yang ada dalam cerita tersebut. Simak ulasannya di pembahasan berikut:
1. Tema
Tema dari cerita rakyat Pak Lebai Malang adalah tentang sifat keserakahan manusia. Jika saja Pak Lebai bisa menentukan pilihan, barangkali nasibnya tidak akan semalang seperti yang dijelaskan dalam kisah di atas.
2. Tokoh dan Perwatakan
Tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng dari Sumatera Barat ini adalah Pak Lebai, tetangga di hulu sungai, tetangga di hilir sungai, dan tamu-tamu pesta yang berpapasan dengan Pak Lebai. Selain itu, ada juga anjing peliharaan Pak Lebai.
Pak Lebai dijelaskan sebagai karakter yang plin-plan dan serakah. Ia tidak bisa dengan mudah menentukan pilihan karena terlalu lama menimbang hal mana yang lebih membuatnya untung. Anjing peliharaan laki-laki ini sendiri termasuk anjing yang setia karena mengikuti ke mana pun tuannya pergi.
Sementara itu, tetangga di hulu sungai adalah seseorang yang baik hati dan dermawan karena tidak segan untuk mengundang tetangga-tetangga untuk menghadiri pesta miliknya. Tetangga di hilir sungai sendiri diungkapkan sebagai seseorang yang pintar memasak dan peduli dengan tetangganya.
Tamu-tamu pesta yang berpapasan dengan Pak Lebai ditampilkan sebagai orang-orang yang peduli dan memiliki rasa penasaran yang tinggi. Alasannya, mereka menanyakan kenapa Pak Lebai tidak hadir ke pesta dan mengabarkan kalau pestanya sudah berakhir.
3. Latar
Latar atau tempat kejadian cerita dalam dongeng Pak Lebai kebanyakan terjadi di sungai dan hanya beberapa kali disebutkan di rumah Pak Lebai. Nama sungainya sendiri tidak diketahui.
4. Alur
Jalan cerita dongeng dari Sumatera Barat ini termasuk dalam alur maju atau progresif. Dongeng diawali dengan pengenalan Pak Lebai sebagai tokoh utama.
Selanjutnya, puncak konflik terjadi ketika Pak Lebai melewatkan kedua pesta sehingga ia tidak bisa membawa pulang kepala kerbau impiannya. Sementara itu, kerja kerasnya untuk mencari ikan sebagai lauk pengganti ternyata berujung sia-sia karena ikan hasil tangkapannya telah lepas.
Kisah Pak Lebai Malang diakhiri dengan nasinya yang dimakan oleh anjing peliharaannya yang barangkali telah kelaparan. Tak heran kalau Pak Lebai diberi julukan sebagai seseorang yang bernasib malang.
5. Pesan Moral
Pesan moral dari cerita rakyat Pak Lebai Malang adalah supaya tidak menjadi pribadi yang plin-plan. Usahakan untuk memiliki pendirian yang kuat sehingga tidak mudah goyah. Dengan begitu, kamu tidak akan dipenuhi perasaan menyesal karena telah membuang-buang waktu.
Selain itu, dari Pak Lebai kamu juga belajar untuk tidak menjadi seseorang yang serakah. Terima saja rezeki yang diberikan dari Yang Maha Kuasa sesuai dengan kebutuhan. Belajar mensyukuri apa yang telah kamu miliki dan jangan meminta hal yang berlebihan.
Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik yang bisa kamu jumpai dari kisah di atas. Salah satunya adalah nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, seperti nilai sosial, budaya, dan moral.
Baca juga: Legenda Siamang Putih dan Ulasannya, Pelajaran tentang Janji dan Kesetiaan
Fakta Menarik
Setelah menyimak tentang cerita rakyat Pak Lebai Malang dan ulasan unsur-unsur intrinsiknya, tak lengkap rasanya kalau kamu tidak mengatahui fakta menarik dari dongeng tersebut. Simak informasinya di bawah ini, ya!
1. Diangkat Menjadi Video Animasi
Dongeng-dongeng yang ditujukan kepada anak-anak biasanya berwujud dalam media tulisan. Namun, cerita rakyat Pak Lebai Malang menjadi salah satu dongeng populer di Indonesia yang diangkat ke media visual.
Kamu bisa menemukan banyak video animasi yang didasarkan pada kisah dari Sumatera Barat ini. Bila sekiranya memiliki anak kecil yang lebih suka media visual sebagai hiburan, video dari cerita rakyat Pak Lebai Malang bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat. Kamu bisa mencari dan mengakses videonya dengan mudah di YouTube.
Baca juga: Cerita Mukjizat Nabi Musa As yang Perlu Kamu Tahu untuk Tambah Wawasan!
Sampaikan Cerita Rakyat Pak Lebai Malang kepada Si Kecil
Begitulah kira-kira ringkasan cerita Pak Lebai Malang yang dapat kami rangkum. Kisah tersebut bisa kamu bagikan kepada si kecil agar ia kelak menjadi pribadi yang memiliki pendirian yang kuat.
Selain artikel ini, masih banyak kisah-kisah keren lainnya yang bisa kamu jumpai di PosKata. Beberapa di antaranya adalah legenda Siamang Putih, kisah Malin Kundang Sang Anak Durhaka, dan asal usul Kota Banyuwangi. Selamat membaca!