
Setiap daerah memiliki legenda yang menarik untuk disimak. Nah, salah satunya yang bisa kamu baca di sini adalah cerita rakyat Cindelaras dari Jawa Timur. Selain kisahnya, kamu pun dapat menambah wawasan dengan menyimak ulasan lengkapnya berikut ini.
Di Indonesia, ada banyak sekali cerita rakyat yang begitu populer dan asyik untuk dibaca. Tak hanya ceritanya yang bagus, tapi juga mengandung pesan moral yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya saja cerita rakyat Cindelaras asal Jawa Timur ini.
Bagi yang ingin membaca ulang atau sebelumnya belum pernah membaca sama sekali, kamu bisa langsung menyimaknya di artikel ini. Kalau misalnya mau kamu gunakan untuk mendongengi adik, sepupu, atau keponakanmu yang masih kecil juga boleh, lho.
Selain kisahnya, kamu pun dapat menyimak ulasan singkat mengenai unsur intrinsik dari cerita rakyat Cindelaras asal Jawa Timur ini beserta fakta-fakta menariknya. Gimana? Kamu sepertinya udah nggak sabar pengin baca, ya? Kalau gitu, langsung saja cek artikel lengkapnya di bawah ini!
Cerita Rakyat Cindelaras dari Jawa Timur
Pada zaman dahulu, Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja bernama Raden Putra. Sang raja memiliki dua orang istri.
Yang pertama, sang permaisuri adalah wanita yang memiliki hati dan berkepribadian baik. Sementara itu, sang selir memiliki paras yang cantik. Sayangnya, perilakunya tak secantik hatinya.
Kedua istri raja tersebut tidak akur. Sang selir selalu merasa iri terhadap permaisuri.
Terlebih lagi, istri pertama raja tersebut sedang mengandung yang berarti anak tersebut akan menjadi pewaris tahta. Ia pun merasa begitu takut kalau posisinya akan tersingkir di hati raja.
Hingga pada suatu hari, ia merencanakan sesuatu untuk mengusir permaisuri. Dirinya mengajak tabib istana untuk bekerja sama. Tabib tersebut akan dijanjikan hadiah yang besar jika berhasil menjalankan rencananya.
Kedua orang jahat tersebut memulai rencananya, selir pun berpura-pura jatuh sakit. Hal itu tentu saja mengundang perhatian sang raja. Kemudian raja bertanya pada tabib, “Wahai tabib, sakit apa yang diderita oleh istriku?”
Tabib menjawab kalau selir jatuh sakit akibat memakan makanan yang sudah diberi racun. “Paduka, ada seseorang yang tega telah menaruh racun di makanan selir,” kata sang tabib.
“Bagaimana mungkin? Siapa yang tega-teganya melakukan hal tersebut kepada istri cantikku?” tanya sang raja dengan nada tinggi.
“Ampun, Paduka. Tetapi, Hamba melihat sendiri kalau yang memasukkan racun tersebut adalah sang permaisuri,” jawabnya lagi.
Tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu, hati raja yang telah dibutakan amarah kemudian menyuruh patihnya mengusir permaisuri dari kerajaan dan membunuhnya.
“Hai Patih! Permaisuriku telah berbuat jahat dengan meracuni selir. Bawalah permaisuri ke hutan. Jika telah sampai di sana, maka bunuhlah ia,” katanya. Pada saat mengatakan hal itu, sang raja tidak mengetahui fakta kalau istrinya itu tengah hamil.
Permaisuri Menjalani Pengasingan di Hutan
Sang permaisuri hanya bisa pasrah menerima nasibnya. Mau membela bagaimana pun, sang raja pasti tak akan mempercayainya. Bersama dengan patih kerajaan, ia pun pergi ke hutan.
Sesampainya di sana, sang patih menyuruh permaisuri untuk istirahat setelah melakukan perjalanan yang jauh. Ia juga tak menjalankan perintah raja untuk membunuh wanita itu. Di dalam hatinya masih ada yang mengganjal karena tidak mungkin orang sebaik permaisuri bisa mencelakakan orang lain.
Ia malah kemudian mulai membangun tempat tinggal untuk permaisuri dan mencarikan beberapa bahan makanan untuknya. Ia juga menangkap kelinci kemudian menyembelihnya. Diusapkannya darah tersebut pada kerisnya sebagai bukti untuk ditunjukkan pada raja bahwa ia telah membunuh permaisuri.
Setelah semuanya selesai, ia pun berpamitan untuk kembali ke kerajaan. “Hamba tinggalkan Gusti di tengah hutan. Hamba akan mengaku kepada raja bahwa hamba telah membunuh Gusti. Keris berlumuran darah ini akan menjadi buktinya,” katanya.
Sepeninggal patih kerajaan, permaisuri menjalani kehidupannya di hutan sendirian. Rasanya tentu saja berat, tapi ia berusaha kuat demi anak yang dikandungnya.
Baca juga: Kisah Asal-Usul Kesenian Populer Reog Ponorogo Beserta Ulasan Menariknya
Lahirnya Cindelaras
Beberapa bulan telah berlalu, tiba saatnya bagi permaisuri untuk melahirkan bayinya ke dunia. Ia melahirkan seorang anak laki-laki sehat dan tampan yang kemudian diberi nama Cindelaras.
Di tengah keadaan yang tidak mudah, wanita tersebut tetap merawat anaknya dengan penuh kasih. Sang bayi pun tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang cerdas dan tangkas. Ia juga sering membantu ibunya untuk mencari kayu bakar dan bahan makanan untuk persediaan di rumah.
Kemudian pada suatu hari saat sedang dalam perjalanan mencari kayu bakar, ia tak segaja menemukan sebuah telur. Dibawanya pulang telur tersebut dan dirawat hingga menetas.
Cindelaras merawat anak ayam tersebut hingga besar menjadi seekor ayam jago. Ternyata, ayam tersebut bukanlah ayam sembarangan karena dapat berbicara.
“Tuanku adalah Cindelaras. Rumahnya di tengah hutan belantara. Ayahnya bernama Raden Putra Raja Jenggala.” Itulah kata-kata yang selalu diucapkan oleh ayam ajaib itu.
Saat pertama kali mendengarnya Cindelaras merasa bingung. Ia kemudian bertanya pada sang ibu. Mau tidak mau, ibunya kemudian menceritakan semuanya yang terjadi. Mungkin ini memang sudah saatnya anaknya tahu.
Perjalanan Menemui Ayahnya
Setelah mendengar dan memahami semuanya, Cindelaras kemudian minta izin pada permaisuri untuk menemui ayahnya. Meski awalnya merasa ragu, sang ibu akhirnya mengizinkan juga.
Dalam perjalanan menuju Kerajaan Jenggala, ayam milik Cindelaras begitu menarik perhatian. Bahkan, ada beberapa orang yang mengajak untuk melakukan adu ayam.
“Hei kau, apakah kau berani adu ayam dengan ayam jagoku yang kuat ini?” tanya salah satu dari mereka. Pada awalnya, anak laki-laki itu tidak mau. Namun, karena terus ditawari, ia pun menjajal mengadu ayamnya.
“Baiklah, aku mau,” jawabnya. Karena merupakan ayam ajaib, ayamnya tak kesulitan untuk mengalahkan ayam-ayam lain.
Banyak orang kemudian menjadi penasaran dan menantang Cindelaras untuk membuktikan kehebatan ayam tersebut. Orang-orang itu berakhir dengan kekecewaaan karena ayamnya dihabisi oleh ayam Cindelaras.
Berita tentang kehebatan ayam itu sampai juga ke telinga raja yang juga suka mengadu ayam. Raja menjadi tertantang untuk membuktikan kesaktian ayam tersebut. Ia kemudian menyuruh sang patih untuk mengundang anak laki-laki itu ke istana.
Baca juga: Dongeng Kancil dan Buaya Beserta Ulasannya yang Akan Membuatmu Terkesan!
Pertemuan Ayah dan Anak untuk Pertama Kali
Sesampainya di istana, Cindelaras pun menghadap raja. Tanpa basi-basi, raja mengajaknya untuk adu ayam dan mengajukan syarat.
Syaratnya adalah apabila dirinya kalah, ia akan memberikan setengah kekayaannya. Sementara itu jika menang, Cindelaras harus menyerahkan ayam jantannya lalu dihukum pancung.
Setelah keduanya setuju, adu ayam pun dilakukan. Kedua ayam yang diadu bertarung dengan sengit. Hingga akhirnya, ayam milik Cindelaraslah yang menang. Orang-orang yang menonton pun dibuat begitu takjub.
Raja mengaku kekalahannya dan memuji kehebatan ayam milik anak laki-laki itu. Katanya, “Baiklah, aku mengaku kalah. Aku akan menyerahkan setengah kekayaanku padamu. Namun, sebelum itu, dari manakah asalmu?”
Belum sempat Cindelaras menjawab, ayam jagonya sudah berkokok terlebih dahulu. “Tuanku adalah Cindelaras. Rumahnya di tengah hutan belantara. Ayahnya bernama Raden Putra Raja Jenggala.”
Sang raja begitu terkejut setelah mendengar hal tersebut. Tanyanya, “Apakah benar apa yang dikatakan oleh ayam itu?”
“Benar sekali Baginda. Hamba adalah Cindelaras, putra dari permaisuri Baginda,” jawabnya dengan sopan.
Raden Putra lalu memanggil patih yang dulunya ia tugaskan untuk membunuh permaisuri. Dari mulut sang patih, ia akhirnya mengetahui semuanya.
Ia kemudian merasa begitu menyesal karena dulu telah mengusir permaisuri. Ia juga berjanji akan memberikan hukuman yang setimpal untuk sang selir.
Raja pun minta maaf akan semua kesalahannya. Ia kemudian meminta patihnya untuk menjemput permaisuri di hutan. Sejak saat itu, mereka kembali hidup bersama dan bahagia. Setelah raja wafat, Cindelaras menggantikannya sebagai raja.
Baca juga: Kisah Si Pitung Sang Robin Hood dari Betawi Beserta Ulasannya
Unsur Intrinsik Cerita Rakyat Cindelaras dari Jawa Timur
Seru sekali, kan, ringakasan cerita rakyat Cindelaras dari daerah Jawa Timur ini? Nah, selanjutnya, di sini kamu akan menyimak ulasan singkat mengenai unsur-unsur instrinsik yang membangun cerita tersebut. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Tema
Teman dari cerita rakyat Cindelaras asal Jawa Timur ini adalah kebenaran pasti akan terungkap. Sebaik apa pun seseorang menyimpan tindak kejahatannya, suatu saat pasti akan ketahuan juga.
2. Tokoh & Perwatakan
Tokoh utama dalam cerita rakyat asal Jawa Timur ini tentu saja Cindelaras. Ia adalah seorang anak laki-laki yang cerdas, baik, dan pantang menyerah.
Selanjutnya, ada Raden Putra yang terlalu gegabah dalam mengambil keputusan. Untung pada akhirnya ia mau minta maaf dan menyesali perbuatannya.
Sementara itu, selir adalah seorang wanita yang cantik, tapi hatinya dipenuhi oleh iri dan dengki. Dirinya tega memfitnah sang permaisuri hanya karena takut tidak akan diperhatikan oleh suaminya lagi.
Terakhir adalah sang patih yang memiliki sifat bijak, baik hati, dan tidak gegabah. Ia memiliki peranan penting dalam cerita ini. Coba saja kalau ia benar-benar menjalankan perintah raja, pasti perbuatan licik selir tidak akan ketahuan.
3. Latar
Sesuai dengan judulnya, secara garis besar cerita rakyat Cindelaras ini memiliki latar tempat di Jawa Timur. Namun kalau ditilik lebih lanjut, kisah ini juga memiliki latar tempat yang spesifik seperti Kerajaan Jenggala, hutan, dan tempat adu ayam.
4. Alur Cerita
Dongeng yang seru ini diceritakan menggunakan alur progresif atau maju. Ceritanya dimulai dari Permaisuri Jenggala yang sedang mengandung difitnah oleh selir raja dan kemudian diasingkan. Bertahun-tahun berlalu, anak yang dilahirkanya, Cindelaras, tumbuh dewasa.
Hingga pada suatu hari, ia menemukan telur yang ternyata menetas menjadi ayam ajaib. Ayam itulah yang menghantarkannya untuk bertemu dengan sang ayah. Kisah ini berakhir dengan terkuaknya jati diri Cindelaras yang sebenarnya dan kejahatan selir yang terbongkar.
5. Pesan Moral
Dari cerita rakyat Cindelaras asal Jawa Timur ini ada nilai-nilai moral yang bisa kamu ambil. Salah satunya adalah jangan suka iri dengan kepunyaan orang lain, sama seperti selir yang iri dan kemudian tega memfitnah permaisuri. Meskipun kamu berusaha untuk merebutnya, pada akhirnya hal tersebut akan kembali pada pemilik aslinya.
Selain itu, kamu jangan mudah terhasut dengan omongan orang lain. Cari tahu dulu kebenarannya sebelum memutuskan sesuatu. Jangan sampai kamu menyesal seperti Raden Putra. Beruntung sekali raja tersebut mendapatkan kesempatan kedua, tapi tidak semua orang akan mendapatkan hal yang sama.
Selanjutnya, kamu tentu sering mendengar kata-kata “sebaik-baiknya tupai meloncat, akhirnya akan jatuh juga”, kan? Nah, peribahasa tersebut sejalan dengan hal ini, yaitu sebaik apa pun seseorang menyembunyikan kejahatan, pada akhirnya pasti akan terungkap juga. Sama seperti selir yang diam-diam merencanakan kejahatan, pada akhirnya terbongkar juga.
Tak hanya unsur intrinsik dari cerita rakyat Cindelaras, kamu juga perlu mempertimbangkan unsur ekstrinsiknya. Biasanya, unsur-unsur ekstrinsik tersebut berkaitan dengan latar belakang penulis, masyarakat, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Baca juga: Kisah Jaka Tarub & Tujuh Bidadari Beserta Ulasan Menariknya
Fakta Menarik tentang Cerita Rakyat Cindelaras
Menyimak sinopsis beserta ulasan unsur instrinsiknya sudah kamu lakukan. Selanjutnya, jangan lewatkan fakta-fakta menarik tentang kisah ini. Daripada kelamaan, mending langsung saja dibaca, yuk!
1. Memiliki Versi Cerita yang Lain
Namanya juga cerita rakyat yang diceritakan dari mulut ke mulut, soal nama tokoh dan beberapa plot sering kali memang ada yang perbedaan. Kalau cerita dari versi yang satu ini, kedua istri raja sama-sama sedang mengandung.
Si selir rupanya ingin supaya anaknya yang menjadi pewaris tahta. Maka dari itu, ia tega memfitnah permaisuri supaya diusir dari kerajaan dengan harapan tahta akan jatuh ke tangannya.
Nah, kedua istri raja tersebut sama-sama melahirkan anak laki-laki. Akan tetapi, keduanya memiliki sifat yang begitu bertolak belakang. Cindelaras adalah anak yang baik, rajin, dan sopan.
Sementara itu, saudaranya adalah seorang yang pemalas dan urakan. Hanya saja, mereka memiliki persamaan, yaitu sama-sama menyukai ayam jago.
Kalau di versi pertama Cindelaras beradu ayam dengan ayahnya. Sementara di sini, ia akan melakukan adu ayam bersama dengan saudaranya.
Pertarungan pun cukup sengit. Banyak orang menjagokan sang pangeran, tapi tak sedikit pula yang mendukung Cindelaras. Akhir ceritanya hampir sama, kok. Sang raja mengetahui kebenarannya dan kemudian mengusir selir serta anaknya.
2. Diangkat Menjadi Film Pendek
Sama seperti beberapa cerita rakyat yang lain, Cindelaras juga diangkat menjadi film singkat atau drama TV. Sudah banyak rumah produksi film Indonesia yang mengangkatnya ke layar kaca.
Salah satunya adalah yang dibintangi oleh Nuri Maulida, Tengku Firmansyah, dan Baron Siregar. Film pendek ini diproduksi oleh MD Entertainment dan ditayangkan sekitar tahun 2007 lalu.
Baca juga: Legenda Timun Mas dan Raksasa dari Jawa Tengah beserta Ulasan Lengkapnya
Puas Membaca Cerita Rakyat Cindelaras Serta Ulasannya?
Demikianlah sinopsis dongeng Cindelaras dan ayam ajaib yang bisa kamu simak di PosKata. Gimana, nih? Tak hanya menghibur, tapi kamu juga mendapatkan pelajaran tentang kehidupan, kan?
Nilai-nilai kehidupan tersebut oke juga kalau kamu ajarkan kepada adik, sepupu, atau ponakanmu yang lain. Kalau mau mendongengkan pada mereka, kamu harus mem-filter mana yang pantas untuk disampaikan dan mana yang tidak. Hal tersebut tidak hanya berlaku untuk cerita yang ini, tetapi juga yang lain.
Kalau misalnya kamu masih mencari kisah atau legenda asal Indonesia yang seru, mendingan langsung saja cek artikel-artikel PosKata yang lain, deh! Contohnya ada Malin Kundang, Roro Jonggrang, Jaka Kendil, dan lain-lain. Yuk, dilanjutkan membacanya!