
Hewan dan tumbuhan kerap menjadi tokoh utama dalam sebuah dongeng. Apabila ingin membaca dongeng tumbuhan, cerita Bunga Mawar Sombong yang ada di artikel ini bisa menjadi salah satu pilihan.
Dongeng yang mengisahkan tentang bunga memang ada banyak. Salah satu contohnya adalah cerita Bunga Mawar yang Sombong.
Sesuai judulnya, dongeng ini mengisahkan tentang sekuntum mawar merah yang indah menawan, tapi sombong. Ia tinggal di sebuah padang pasir bersama dengan kedua teman kaktus.
Lantas, peristiwa menarik apa sajakah yang terjadi di antara mereka? Kalau penasaran, tak perlu berlama-lama lagi, langsung saja simak cerita Bunga Mawar yang Sombong di artikel ini. Uraian tentang unsur intrinsik, pesan moral, dan fakta menariknya juga telah kami paparkan. Selamat membaca!
Cerita Bunga Mawar yang Sombong
Alkisah, di sebuah gurun pasir yang tak berpenghuni, hiduplah secara ajaib bunga Mawar yang masih belum mekar. Meski masih kuncup, ia tetap terlihat cantik dan memukau.
Bunga bernama Rosi ini memiliki dua sahabat yang tumbuh bersebelahan dengannya. Mereka adalah kaktus bernama Kaka dan Tutu. Kaka merupakan kaktus yang tumbuh lebih tinggi dari Rosi. Sementara Tutu dan Rosi memiliki tinggi yang sama.
Mereka bertiga sangatlah dekat. Kaka dan Tutu sangat menyayangi Rosi. Tiap kali Rosi haus, secara bergantian Kaka dan Tutu memberinya air. Sebab, para kaktus tersebut memiliki penyimpanan air yang sangat banyak.
Rosi pun sangat sayang kepada dua sahabatnya. Ia kerap membuat lelucon untuk menceriakan suasana. Tak jarang, Rosi menggoda Kaka dan Tutu. Berkat Rosi, persahabatan mereka diwarnai dengan suka cita.
Seiring berjalannya waktu, mahkota Rosi mulai mekar. Ia tampak semakin cantik karena mahkotanya berwarna merah merekah. Kaka dan Tutu pun sangat mengagumi keindahannya.
“Rosi, mahkotamu sudah mekar dengan sempurna. Kini, kamu tampak semakin cantik dan memukau,” ucap Kaka.
“Benarkah? Apakah aku benar-benar secantik itu? Sedih sekali aku tak bisa memandangi keindahanku sendiri,” jawab Rosi.
“Percayalah, Rosi. Tak ada satu pun orang yang bisa menandingi keindahanmu. Kau adalah bunga terindah di sini,” ucap Tutu.
“Terima kasih, teman-teman,” jawab Rosi terharu dengan pujian teman-temannya.
Baca juga: Dongeng Anak-Anak Terbaik, Serigala dan Tujuh Anak Domba Beserta Ulasan Lengkapnya
Kedatangan Seorang Pria
Pada suatu pagi, datanglah seorang pria yang sedang melewati gurun pasir dengan menunggangi seekor unta. Ia terkesima dengan keelokan bunga mawar. Kemudian, ia mendekati bunga tersebut.
“Bagaimana bisa bunga seelok kamu tumbuh di gurun pasir? Lihatlah mahkotamu, warnanya sungguh indah,” ucap pria itu sambil memandangi Rosi dari dekat.
Tak berselang lama, pria itu mengambil mangkuk berisi air. Ia lalu meletakkan mangkuk itu di depan bunga mawar. Sebab, dirinya hendak menyiram sedikit demi sedikit air ke bunga cantik itu.
Untuk pertama kalinya, Rosi memandang dirinya dari pantulan air di mangkok. Ia tak menyangka jika dirinya secantik itu.
“Ternyata aku memiliki kelopak berwarna merah merekah. Aku tampak sangat cantik. Selama ini, kupikir diriku sama jeleknya dengan Kaka dan Tutu,” ucap Rosi dalam hati.
Usai menyirami Rosi, pria itu berkata, “Kamu tak layak hidup di gurun pasir wahai bunga mawar merah. Aku akan memetikmu dan kubawa ke kota. Pasti banyak orang yang menginginkanmu.”
Kaka dan Tutu Melindungi Rosi
Tentu saja Rosi merasa sangat gembira mendengar perkataan pria itu. Tapi tidak dengan Kaka dan Tutu. Mereka tahu jika Rosi dipetik, ia tak akan bisa bertahan hidup.
“Kaka, jika pria itu memetiknya, teman kita tak akan bisa bertahan hidup. Kita harus menghalanginya memetik Rosi,” ucap Tutu.
Lalu, mereka mencoba menghadangi pria yang hendak memetik bunga mawar itu. Kaka dan Tutu mengarahkan tubuh mereka ke tangan pria itu, sehingga ia kesulitan memetik bunga mawar.
Jari-jari pria itu terluka oleh duri-duri dari kaktus. Pokoknya, segala cara mereka lakukan agar si Rosi tetap bertahan hidup. Hingga akhirnya, pria itu menyerah dan meninggalkan bunga mawar.
“Kenapa kalian menghalangi pria itu? Kalian iri padaku karena ia hanya menginginkanku saja bukan kalian?” tanya Rosi.
“Aku ini cantik. Kelopakku merah merekah. Wajar saja bila pria itu inginkan aku. Aku tak seperti kalian yang buruk rupa. Selama ini, aku kira aku yang membutuhkan kalian. Ternyata aku salah. Kalian yang membutuhkanku karena aku begitu cantik,” imbuh Rosi dengan sombong.
Tak Mau Air dari Kaktus
Mendengar ucapan Rosi yang sombong, Kaka lalu berkata, “Ada atau tak ada dirimu, tak ada pengaruhnya untuk hidupku maupun Tutu.”
“Justru, kamu yang membutuhkan kami. Tanpa kami, mana bisa kamu bertahan hidup di gurun pasir ini. Selama ini kami yang memberimu air untuk bertahan hidup. Lupakah kamu akan hal itu?” ucap Tutu.
“Maka dari itu! Seharusnya kamu membiarkanku dibawa pria itu. Sehingga, aku tak lagi hidup di gurun pasir ini!” teriak Rosi marah.
“Kalau ia memetikmu, kamu tak akan bisa hidup dengan lama. Kamu mau mati begitu saja? Kau tetap butuh air Ros!” ucap Kaka kesal.
“Terserah kalian! Mulai dari sekarang, aku tak akan pernah meminta air dari kalian. Akan kubuktikan bahwa aku bisa bertahan hidup tanpa kalian,” ucap Rosi.
“Baiklah kalau itu maumu. Kami bisa apa jika kau sudah memutuskan demikian,” ucap Kaka.
Satu hari tanpa air, Rosi masih terlihat segar. Ia bahkan masih bisa bernyanyi-nyanyi. “Lihat, aku baik-baik saja, kan, tanpa air dari kalian?” ucap Rosi.
“Kau baru sehari tanpa minum air, Ros, wajar saja masih segar,” jawab Kaka.
“Kalau satu hari saja bisa, hari-hari berikutnya pasti bisa,” ucap Rosi sombong.
Dua hari tanpa air, Rosi pun masih baik-baik saja. Namun, tidak untuk hari ketiga. Cuaca kala itu sangat panas. Matahari bersinar dengan terangnya.
Badan Rosi mulai membungkuk. Itu tandanya ia sudah semakin lemah. Meski sudah disia-siakan, Kaka dan Tutu merasa kasihan dengan Rosi. Mereka khawatir jika ia layu.
“Ros, sudahlah, jangan keras kepala. Cepat minum air dari kami. Lihatlah tubuhmu, sudah lemas begitu. Kamu akan mati bila tak minum air,” ucap Kaka.
“Iya, Ros, benar kata Kaka. Tak bisakah kita bercanda tawa seperti dulu? Sekarang, minumlah air dariku,” ucap Tutu.
“Siapa bilang aku tak bisa bertahan hidup? Ak masih bisa bertahan, kok. Kalian tak usah pedulikan aku. Pikirkan diri kalian masing-masing,” ucap Rosi keras kepala.
Menjelang Layu
Tibalah pada hari keempat Rosi tak meminum air. Tubuhnya hampir layu. Daunnya sudah berwarna hijau kecoklatan.
Ia jatuh tersungkur. Tangkainya tak kuasa berdiri dengan tegak. Meski begitu, ia masih menolak tawaran air dari Kaka dan Tutu.
“Jangan beri aku air. Aku yakin bisa bugar kembali,” ucap Rosi.
Melihat sahabat mereka yang hampir layu, Kaka langsung menyirami Rosi dengan air. “Aku tetap akan memberikan air padamu. Aku tak ingin kau layu! Bagaimana pun juga, kau adalah sahabat kami!” ucap Kakak.
Tak berselang lama, Rosi kembali segar. Air yang mengguyur tubuhnya membuat Rosi kembali sehat. Setelah itu, Rosi sadar, bahwa ia tak bisa hidup tanpa Kaka dan Tutu.
“Maafkan aku Kaka dan Tutu. aku sudah sombong dan lupa diri. Kini, aku sadar bahwa aku tak bisa hidup tanpa kalian. Maafkan aku, ya,” ucap Rosi sambil menangis.
“Iya, Ros. Tak mengapa. Ingatlah, kami akan selalu menjadi sahabatmu,” ucap Kaka dan Tutu. Sejak saat itu, Kaka, Rosi, dan Tutu hidup saling tolong menolong dan bahagia.
Unsur Intrinsik Cerita Bunga Mawar yang Sombong
Setelah membaca cerita dongeng Bunga Mawar yang Sombong, apakah kamu pengin tahu ulasan seputar unsur intrinsiknya? Kalau iya, yuk, simak langsung ulasan singkatnya berikut;
1. Tema
Tema atau inti cerita Bunga Mawar yang Sombong adalah tentang kesombongan seseorang yang merasa dirinya paling sempurna. Padahal, pada hakikatnya, tak ada satu pun mahluk hidup yang sempurna.
2. Tokoh dan Perwatakan
Ada tiga tokoh utama dalam cerita Bunga Mawar yang Sombong. Mereka adalah Rosi, Kaka, dan Tutu. Rosi adalah bunga mawar merah yang awalnya digambarkan sebagai sosok yang ceria dan baik hati.
Namun, sifatnya berubah menjadi sombong dan tak tahu diri. Sementara Kaka dan Tutu adalah dua kaktus yang baik hati. Meski sempat dihina dan dikhianati oleh Rosi, mereka tetap bersikap baik padanya.
Selain tokoh utama, cerita ini juga memiliki tokoh pendukung. Ia adalah seorang pria yang hendak memetik bunga mawar dan menjualnya.
3. Latar
Dongeng ini tak banyak menggunakan latar tempat. Cerita Bunga Mawar yang Sombong hanya menggunakan satu latar tempat, yaitu di sebuah gurun pasir.
4. Alur
Alur cerita bunga Mawar yang Sombong adalah maju. Kisahnya berawal dari persahabatan kaktus bernama Kaka dan Tutu dengan mawar merah berwarna Rosi.
Untuk bertahan hidup, Rosi mengandalkan air dari Kaka dan Tutu. Awalnya, hubungan mereka berjalan baik-baik saja dan penuh keceriaan.
Setelah ada seorang pria yang menghampiri Rosi dan hendak membawanya pergi, bunga mawar ini menjadi bersikap sombong. Ia bahkan merasa dirinya bisa hidup tanpa Kaka dan Tutu.
Karenanya, Rosi enggan minum air dari kedua sahabatnya untuk membuktikan bahwa ia bisa hidup tanpa mereka. Satu sampai dua hari, ia masih bisa bertahan tanpa air.
Namun, di hari ketiga, ia mulai lesu dan lemah. Bahkan, tubuhnya tak sanggup lagi menopang bunganya. Meski begitu, ia masih enggan minum air. Padahal Kaka dan Tutu sudah memintanya untuk meminum air.
Tepat di hari keempat, Rosi mulai tersungkur dan hampir layu. Tak ingin kehilangan sahabatnya, Kaka menyemburkan air pada sahabat kecilnya itu. Kemudian, Rosi kembali segar dan sadar bahwa ia tak bisa hidup tanpa Kaka dan Tutu.
5. Pesan Moral
Kira-kira, pesan moral apa sajakah yang bisa kamu petik dari dongeng ini? Tentu tak hanya ada satu saja. Salah satu amanat yang bisa kamu petik adalah jangan bersikap sombong dan merasa diri paling sempurna. Setiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Selain itu, pesan moral yang bisa kamu petik adalah sesama makhluk hidup harus saling membantu satu sama lain. Seperti halnya Kaka dan Tutu yang selalu memberi Rosi air.
Tak hanya unsur intrinsik, dongeng ini juga mempunyai unsur ekstrinsik. Sebut saja seperti kepercayaan masyarakat setempat dan budaya yang berkembang di tengah-tengahnya.
Fakta Menarik
Cerita dongeng tentang bunga mawar yang sombong ini memiliki dua fakta menarik. Apa sajakah itu? Berikut ulasan singkatnya;
1. Diadaptasi Menjadi Tayangan Animasi
Karena memiliki kisah yang seru dan sarat akan pesan moral, dongeng Bunga Mawar yang sombong diadaptasi menjadi banyak tayangan animasi. Kamu bisa menontonnya di Youtube. Tak hanya dalam bahasa Indonesia, dongeng ini juga tersedia dalam bahasa Inggris.
2. Memiliki Beragam Versi Cerita
Dongeng memang biasanya memiliki beragam versi cerita. Begitu pula dengan dongeng bunga mawar ini. Kebanyakan cerita memiliki latar tempat yang sama, yaitu di gurun pasir.
Namun, ada satu yang kisahnya cukup berbeda. Menggunakan latar tempat di sebuah hutan, versi tersebut mengisahkan tentang mawar yang menyombongkan keindahannya di hadapan tumbuhan-tumbuhan lain.
Ia bahkan merasa tak ada satu pun tumbuhan yang sanggup mengalahkan keindahannya. Tak jarang ia menghina tumbuhan-tumbuhan lainnya.
Kaktus adalah tumbuhan yang paling sering ia hina. “Sudah jelek, berduri pula.” Kalimat tersebutlah yang kerap ia katakan pada kaktus. Meski begitu, kaktus tak pernah merasa sakit hati.
Lalu, datanglah musim kemarau. Banyak tumbuhan yang merasa kekurangan air, tak terkecuali bunga Mawar. Namun, tidak dengan kaktus. Sebab, ia punya tempat penyimpanan air.
Karena kebaikan hatinya, ia kerap memberi air pada tumbuhan-tumbuhan yang hampir mati dehidrasi. Namun, Mawar terlalu sungkan untuk meminta air.
Wajar saja, ia kerap menghina Kaktus. Hingga suatu hari, Mawar hampir layu. Tubuhnya tersungkur dan tak sanggup tuk berdiri.
Melihat kondisi Mawar, Kaktus merasa tak tega. Ia lalu memberi air kepada Mawar. Tak sedikit air yang ia berikan. Karena itu, bunga mawar sombong ini dapat hidup lagi.
Karena itu, Mawar pun sadar bahwa tak seharusnya ia bersikp sombong. Tak seharusnya juga ia menghina orang lain. Sebab, di dunia ini tak ada satu pun yang sempurna.
Bacakan Cerita Dongeng Bunga Mawar yang Sombong Pada Si Kecil
Inilah akhir dari ringkasan cerita dongeng Mawar yang Sombng. Kamu suka dengan cerita yang kami paparkan? Kalau iya, kini saatnya membagikan kisah ini pada si kecil.
Kalau masih butuh dongeng lainnya, kepoin saja Poskata.com kanal Rang Pena. Ada dongeng tentang Kancil dan Kura-Kura, Ikan dan Burung, Gagak dan Merak, serta masih banyak lagi. Selamat membaca!