Pernahkah kamu mendengar cerita tentang asal usul Karang Bolong di Banteng? Kalau belum, langsung saja cek ulasannya di artikel berikut. Selain kisahnya, kamu juga bisa mendapatkan ulasan menariknya, lho.
Kamu mungkin pernah pergi ke Karang Bolong yang merupakan nama salah satu pantai di pantai Anyer, Jawa Barat Indonesia. Namun, tahukah kamu kalau di balik Pantai Karang Bolong itu terdapat cerita asal usul yang menarik?
Selain membaca kisahnya, di artikel ini kamu juga bisa mendapatkan sedikit ulasan seputar unsur intrinsik dan fakta menariknya. Setelah itu, mungkin kamu akan semakin tertarik untuk menikmati keindahan tempat wisatanya.
Semakin tak sabar ingin mengetahui kisah asal usul Karang Bolong di Banten? Tanpa banyak berbasa-basi dan menunggu lama, langsung saja simak ulasan yang telah kami siapkan di artikel berikut!
Cerita Rakyat Asal Usul Karang Bolong Banten
Alkisah berabad-abad yang lalu, terdapat sebuah kerajaan di Jawa Barat yang bernama Kesultanan Kartasura. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang dikenal dengan nama Sultan Kartasura.
Pada suatu hari, sang sultan tengah dilanda kesedihan yang mendalam. Alasannya karena sang permaisuri tercinta saat itu tengah sakit keras. Sang sultan sudah berusaha memanggil setiap tabib terbaik dari setiap sudut daerah untuk mengobati istrinya.
Namun, tak ada satu pun tabib yang berhasil mengobati penyakit misterius itu. Hari demi hari tubuh sang permaisuri menjadi semakin lemah dan kurus kering layaknya tulang berbalut kulit saja.
Tak hanya membuat sang raja bersedih, kesehatan permaisuri juga membuat cemas seluruh rakyat Kesultanan Kartasura. Apalagi, roda pemerintahan tak lagi berjalan dengan normal sebagaimana mestinya. Para penasihat istana pun akhirnya berdiskusi dan berusaha memberikan solusi kepada raja.
“Tuanku paduka raja,” ucap salah satu penasihat istana, “hamba sarankan pada Tuanku agar mencari tempat yang sepi. Di sana, pintalah Sang Maha Agung untuk memberikan petunjuk akan kesembuhan permaisuri.”
Awalnya, sang sultan tak langsung mengindahkan saran tersebut. Namun, setelah merasa kalau ia tak lagi memiliki pilihan lain untuk menyembuhkan istri tercintanya, akhirnya sang sultan pun memerintahkan para pengawalnya untuk menyiapkan pertapaan.
Persemedian Sang Raja
Keesokan harinya, sang sultan menuju ke sebuah tempat sepi untuk bertapa. Ia bisa dengan mudah melewati segala godaan yang datang menghampirinya selama berhari-hari. Hingga pada akhirnya suatu hari ia mendengar suara tepat di telinganya. “Hentikanlah semedimu ini, Raja. Kalau memang ingin menyembuhkan permaisuri, ambillah bunga karang di Pantai Selatan dan gunakanlah sebagai obat.”
Setelah mendengar suara itu, sang raja pun kembali pulang ke kerajaannya. Tanpa menunggu lama, ia langsung menemui penasihat istana dan menanyakan perihal suara yang ia dengar itu. Sang penasihat meyakini kalau suara itu adalah petunjuk yang baik. Namun, tetap saja ada satu masalah yang harus dipikirkan.
“Masalahnya, Pantai Selatan itu sangat luas, Yang Mulia. Tak akan mudah menemukan bunga karang itu,” ucap sang penasihat. “Namun, hamba menduga kalau yang dimaksudkan adalah bunga yang banyak tumbuh di dalam gua karang.”
Keesokan harinya, sang raja langsung mengutus orang kepercayaannya, Adipati Surthi untuk pergi ke gua karang yang ada di Pantai Selatan. Tugasnya adalah memetik bunga karang yang diyakini bisa mengobati penyakit permaisuri. Untuk bisa menyelesaikan tugas itu, Adipati Surthi tidak pergi sendiri. Ia ditemani dengan dua abdi yang paling ia percaya, yaitu Sanglar dan Sanglur.
Setelah melakukan perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Adipati Surthi sampai di gua karang yang dimaksud. Gua itu terletak di Karang Bolong. Awalnya, sang adipati berkeliling di dalam gua mencari bunga yang dimaksud. Namun, ia tak juga menemukannya. Ia pun akhirnya mencoba untuk bersemedi di dalam gua.
Pertapaan Adipati Surthi
Sama seperti sang raja, pada awalnya ia pun berhasil melewati segala godaan yang ditemuinya. Akhirnya, beberapa hari kemudian ia mendengar sebuah suara yang lembut menyapanya.
“Hentikanlah semedimu. Aku akan mengabulkan permintaanmu asalkan kau bersedia memenuhi persyaratan yang aku buat!” ucap sang suara gaib.
Sang adipati kemudian membuka kedua matanya. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati seorang wanita cantik layaknya dewi yang turun dari kahyangan ada di hadapannya. Wanita itu kemudian memperkenalkan diri.
“Namaku adalah Suryawati,” ucap sang wanita. “Aku adalah salah satu abdi dari Nyi Roro Kidul yang menguasai Laut Selatan. Jika mau, aku bisa mengabulkan permintaan apa pun yang kamu miliki.”
“Syarat apa yang harus aku penuhi?” tanya sang adipati penasaran. Karena sebelumnya, Suryawati sudah menyebutkan akan memenuhi permintaannya asalkan mengikuti persyaratan yang telah dibuat.
“Syaratnya adalah, kamu harus bersedia menetap di Pantai Selatan bersamaku,” jawab Suryawati. Awalnya, Adipati Surthi merasa ragu menyanggupi persyaratan itu. Namun, setelah memikirkannya baik-baik, ia pun setuju.
Tak lama setelahnya, Suryawati mengulurkan tangannya ke arah sang adipati dengan tujuan untuk menunjukkan tempat di mana bunga karangnya terletak. Setelah menyentuh tangan sang wanita, Adipati Surthi merasa seperti rohnya terlepas untuk terbang mengikuti Suryawati, sementara raganya tetap dalam posisi bersemedi.
Menemukan Bunga Karang yang Berharga
Setelah terbang beberapa lama, mereka sampai di sebuah tempat yang penuh dengan sarang burung walet. “Itu adalah bunga karang yang bisa menyembuhkan sang permaisuri,” ucap Suryawati sambil menunjuk ke arah sarang itu. “Bunga karang itu bisa diolah menjadi ramuan yang berkhasiat luar biasa.”
Tanpa menunggu lama, Adipati Surthi mengambil beberapa sarang burung walet kemudian kembali ke tempatnya bersemedi. Anehnya, ketika roh Adipati kembali masuk ke dalam raganya, sarang burung walet yang tadi ia ambil masih ada di genggamannya.
Sang adipati kemudian bergegas mengajak kedua anak buahnya kembali ke kerajaan. Sultan Kartasura yang mengetahui kalau orang kepercayaannya berhasil kembali membawa bunga karang pun merasa bahagia. Ia langsung meminta para abdinya untuk segera membuat ramuan obat untuk sang permaisuri.
Para abdi pun menuruti perintah tersebut. Setelah obatnya jadi, mereka meminumkannya kepada sang permaisuri. Rupanya benar saja, setelah beberapa hari meminum ramuan sarang burung walet, kesehatan permaisuri berangsur membaik. Bahkan, lama kelamaan ia menjadi sehat dan segar seperti dahulu kala.
Suasana Kerajaan Kartasura pun akhirnya menjadi semakin ceria. Sang raja pun akhirnya mendapatkan kebahagiaannya kembali.
Janji Adipati Surthi yang Harus Ditepati
Di tengah kebahagiaan itu, mendadak Adipati Surthi teringat akan janji yang telah ia buat kepada Suryawati, abdi Nyi Roro Kidul. Sebagai seseorang yang tak suka mengingkari janji, ia pun meminta izin kepada Sultan Kartasura untuk kembali ke Karang Bolong.
Namun, saat itu ia tak memberitahukan alasannya yang sebenarnya. Ia beralasan kalau tujuannya adalah untuk menjaga dan mendiami Karang Bolong yang dipenuhi oleh sarang burung walet. Sang raja pun menyetujuinya.
Meskipun begitu, tetap saja kepergian Adipati Surthi diiringi oleh isak tangis dari pada abdi istana. Bagaimanapun juga, ia adalah seseorang yang baik dan rendah hati kepada setiap orang, bahkan pada setiap abdi sekalipun.
Sang adipati mengajak kedua anak buah terbaiknya untuk pergi dan tinggal bersamanya di Karang Bolong. Untungnya, Sanglur dan Sanglar bersedia untuk memutuskan ikut bersama sang adipati.
Setelah sampai di Karang Bolong, mereka membuat sebuah rumah sederhana di dekat gua. Tanpa menunggu waktu lama, setelah rumah tersebut jadi, Adipati Surthi langsung bersemedi. Setelah jiwanya terpisah dari raga, ia dapat melihat Suryawati telah berada di hadapannya.
“Aku kembali untuk memenuhi janjiku,” ucap sang adipati. Ucapannya mendapatkan respon berupa senyuman penuh kebahagiaan di wajah Suryawati. Siapa sangka rupanya sang adipati adalah seseorang yang memenuhi janjinya? Ia pun tidak perlu melakukan hal-hal yang menyakitkan hanya demi menagih janji yang telah mereka buat.
Kemudian, mereka berdua melangsungkan pernikahan yang disaksikan oleh Sanglur dan Sanglar. Kedua pasangan itu pun hidup dengan bahagia di Karang Bolong.
Baca juga: Fabel Harimau dan Kucing yang Penuh Nilai Kehidupan Beserta Ulasan Menariknya
Unsur Intrinsik Asal Usul Karang Bolong Banten
Demikianlah cerita legenda asal usul Karang Bolong di Banten. Selanjutnya, kamu bisa juga mengetahui sedikit ulasan seputar unsur intrinsiknya. Berikut ini adalah ulasannya:
1. Tema
Gagasan utama dari cerita ini adalah tentang pantang menyerah. Ketika ada hal buruk yang terjadi padamu, teruslah berusaha menemukan penawarnya. Yakinlah bahwa segala usahamu itu pasti akan terbayar tanpa kesia-siaan.
2. Tokoh dan Perwatakan
Tokoh utama dalam cerita asal usul Karang Bolong di Banten ini adalah Raja Kartasura, Adipati Surthi, dan Suryawati. Sang raja digambarkan sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dan sangat menyayangi permaisurinya. Sehingga ketika istrinya jatuh sakit, ia rela berjuang keras melakukan apa saja demi menyembuhkan sang istri.
Adipati Surthi merupakan orang kepercayaan sang raja yang memiliki sifat baik dan rendah hati. Tak hanya itu, ia juga merupakan seseorang yang setia pada kerajaan dan rela melakukan apa saja demi sang raja. Bahkan, ia juga merupakan panglima yang selalu menepati janjinya, termasuk kepada Suryawati.
Suryawati, sang abdi Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul, merupakan sosok baik dan bijaksana. Ia berusaha membantu permintaan Adipati Surthi, meski dengan mengharpkan imbalan. Setelah permintaan sang adipati terkabul, ia juga tak langsung menagih janjinya.
Selain ketiga tokoh utama itu, ada beberapa tokoh yang turut serta disebutkan dalam kisahnya untuk lebih melengkapi cerita. Di antaranya adalah permaisuri yang tengah sakit-sakitan dan akhirnya sembuh berkat ramuan sarang burung walet, sang penasihat istana yang bijaksana dan menyarankan agar raja bertapa demi kesembuhan permaisuri, kemudian Sanglar dan Sanglur yang merupakan abdi Adipati Surthi yang setia mendampingi.
3. Latar
Latar yang disebutkan dalam cerita asal usul Karang Bolong di Banten ini adalah Kerajaan Kartasura, gua sepi tempat sang raja bertapa, dan gua di Karang Bolong tempat Adipati Surthi bertapa dan mendapatkan sarang burung walet.
4. Alur
Alur yang digunakan dalam cerita asal usul Karang Bolong di Banten ini adalah alur maju atau progresif. Kisahnya dimulai dari permaisuri dari Kerajaan Kartasura yang tengah sakit keras. Karena khawatir, sang raja pun mencari beragam cara untuk menyembuhkan istri tercintanya. Salah satu caranya adalah bertapa di sebuah tempat sepi.
Dalam pertapaan itu, ia mendapatkan petunjuk bahwa di Pantai Selatan ada sebuah gua yang berisi bunga karang dan bisa digunakan untuk menyembuhkan sang permaisuri. Sang raja pun mengirimkan abdi kepercayaannya, Adipati Surthi untuk mencari bunga tersebut.
Setelah bertapa di Karang Bolong, sang adipati kemudian bertemu dengan Suryawati, abdi Nyi Roro Kidul yang bersedia menunjukkan lokasi bunga karang asalkan Adipati Surthi bersedia tinggal bersamanya. Setelah menyetujuinya, sang adipati kemudian bisa mendapatkan bunga karang yang dimaksud, yaitu sarang burung walet.
Adipati Surthi pun kembali ke Kerajaan Kartasura membawa sarang burung walet dan menyerahkannya kepada penasihat kerajaan untuk menyembuhkan permaisuri. Setelah beberapa hari mengonsumsi ramuan tersebut, sang permaisuri kembali sehat. Di lain pihak, sang adipati kembali lagi ke Karang Bolong untuk memenuhi janjinya tinggal bersama Suryawati dan hidup bahagia selamanya.
5. Pesan Moral
Ada banyak pesan moral yang bisa didapatkan dari cerita asal usul Karang Bolong di Banten ini. Jika mau, kamu bisa menjelaskannya kepada buah hati tersayang, agar ia bisa tumbuh menjadi anak yang berbudi baik.
Yang pertama adalah tentang berusaha sebaik mungkin dalam melakukan sesuatu. Sama seperti sang raja yang melakukan segala cara demi kesembuhan istri tercintanya. Kemudian jadilah seseorang yang setia dan selalu menepati janji seperti Adipati Surthi. Yakinlah kalau niat tulusmu untuk menepati janji yang sudah kamu buat itu pasti akan membawa kebahagiaan dalam hidup.
Selain unsur intrinsik, dalam cerita asal usul Karang Bolong di Banten ini kamu juga bisa menemukan sedikit unsur ekstrinsiknya. Yakni hal-hal di luar cerita yang mempengaruhi jalannya dongeng, seperti nilai sosial, budaya, dan moral.
Baca juga: Cerita Rakyat dari Lampung, Kisah Legenda Batu Kepampang dan Ulasan Lengkapnya
Fakta Menarik tentang Asal Usul Karang Bolong Banten
Kalau sudah membaca ceritanya dan mengetahui sedikit ulasan seputar unsur intrinsiknya, jangan lupa baca juga sedikit ulasan seputar fakta menariknya. Tentunya kamu juga penasaran dengan misteri yang ada di balik asal usul Karang Bolong di Banten, kan? Langsung simak, yuk!
1. Mitos Pantai Karang Bolong
Fakta menarik pertama yang perlu kamu ketahui seputar asal usul Pantai Karang Bolong yang terletak di Anyer, Banten ini adalah seputar sejarah dan mitos yang banyak beredar dimasyarakat, khususnya perihal makam keramat yang kabarnya ada di sana.
Sebelum banyak dikenal dengan nama Karang Bolong, dahulu tempat itu dikenal sebagai Pantai Karang Suraga. Nama tersebut diambil dari seorang petapa berilmu tinggi bernama Suryadilaga yang sering bersemedi di sana. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, karena adanya sebuah tebing karang besar dengan lubang di tengahnya, tempat itu dikenal dengan nama Karang Bolong.
Beberapa sejarah menyebutkan kalau lubang tersebut terbentuk akibat letusan Gunung Krakatau, sementara yang lainnya menyebutkan bahwa penyebabnya adalah kikisan air laut yang berlangsung dalam waktu yang lama. Meskipun begitu, tidak ada yang mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Di dekat sana, terdapat sebuah gua kecil yang jika dilihat sekilas hanya seperti gundukan batu. Kedalaman dari gua tersebut kurang lebih tiga meter dari pintu masuk. Ketika air laut tengah tinggi, bisa saja pintu gua akan tertutupi oleh air.
Biasanya, di lokasi tersebut ada beberapa orang yang melakukan wiridan atau semedi dengan memenuhi persyaratan tertentu. Salah satu syaratnya adalah bersemedi sejak jam 12 malam hingga menjelang waktu adzan subuh. Selama waktu itu, mereka tak boleh mengantuk atau ketiduran sama sekali. Beberapa orang meyakini kalau semedi itu bisa dilakukan karena adanya makam keramat di dalam guanya. Namun, faktanya, tidak ada makam itu sama sekali. Mereka yang bersemedi di tempat tersebut sebenarnya tengah meminta kepada jin.
Kabarnya, mereka yang berhasil melakukan itu akan bisa memanggil jin untuk meminta apa saja, seperti uang, emas, intan, berlian. Namun, tetap saja ada bayaran yang harus mereka lakukan untuk sang jin sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat. Oleh karena itu, jangan sekali-kali kamu mencoba hanya untuk bermain-main, ya! Karena tetap saja akan ada risiko yang harus kamu terima atau bayar.
2. Jadi Tempat Wisata Populer
Kamu mungkin sudah mengetahui kalau tempat yang disebutkan di dalam cerita asal usul Karang Bolong ini kini sudah menjadi sebuah tempat wisata di Banten yang ramai dikunjungi wisatawan. Biasanya, para pengunjung berpiknik dengan menggelar alas di tepi pantai seraya menikmati semilir angin laut dan suara deburan ombak.
Ketika air laut tengah surut, kamu bisa menyusuri karang yang tak tenggelam oleh air laut. Kalau kamu berpikiran untuk berenang di tepi pantai, lebih baik urungkan niat itu. Karena pantainya berkarang, kamu nggak akan bisa berenang di sini. Namun, tak perlu sedih atau khawatir, karena kamu tetap bisa melakukan aktivitas seru di laut, seperti menyewa perahu atau banana boat.
Nggak ingin bermain air? Tidak masalah karena kamu bisa melakukan aktivitas tracking ke puncak karang. Meskipun anak tangganya sempit dan berkelok-kelok, tapi pemandangannya sangat luar biasa indah dan dijamin akan membuatmu lupa akan rasa lelah. Sesampainya di puncak karang, kamu bisa melihat pemandangan anak Gunung Krakatau yang tampak di kejauhan.
Yang lebih menyenangkan lagi, tiket masuk ke pantai ini sangat murah yakni sekitar lima ribu rupiah saja. Kalau kamu membawa kendaraan bermotor, biasanya kendaraanmu juga akan dihitung dan dikenakan biaya parkir pula. Lalu tak perlu takut kelaparan karena lupa membawa makanan. Karena di sana kamu bisa membeli makanan di toko-toko yang terdapat di wilayah pantai Karang Bolong.
Sudah Puas Membaca Asal Usul Karang Bolong di Banten?
Demikianlah cerita asal mula ditemukannya Pantai Karang Bolong di Anyer, Banten. Sudah puaskah kamu membacanya? Apakah kamu ingin membacakannya sebagai dongeng sebelum tidur untuk buah hati tersayang? Setelah membacakannya, jangan lupa ajarkan juga pesan moral yang bisa didapatkan dari ceritanya, ya!
Kemudian, kalau masih ingin mencari legenda dan dongeng menarik lain yang dari Banten, langsung saja cek artikel-artikel di kanal Ruang Pena di PosKata ini. Di sini kamu bisa mendapatkan hikayat asal usul Tanjung Lesung, asal mula Cikaputrian, dan cerita rakyat Batu Kuwung. Selamat membaca!