• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

PosKata

Inspirasi & Literasi Kata

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Home
  • Arti Nama
  • Inspirasi
  • Ruang Pena
  • Histori
  • Arti Kata
» Ruang Pena » Cerita Rakyat » Cerita Rakyat Jawa Barat

Cerita Asal Mula Telaga Warna dan Ulasannya yang Mengandung Pesan Bermakna

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Asal Mula Telaga Warna - Villa
Sumber: Instagram - telagawarnaresortresto

Telaga Warna menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi turis lokal dan internasional. Namun, sudah tahukah kamu tentang cerita rakyat terbentuknya asal mula Telaga Warna? Kalau belum, langsung simak ulasannya di sini, yuk!

Di Indonesia, terdapat dua telaga warna yang menjadi tujuan wisata populer, yakni Telaga Warna di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat dan Telaga Warna di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Dalam artikel ini akan diulas mengenai legenda asal mula Telaga Warna di Jawa Barat.

Kisah yang sudah diceritakan secara turun-temurun ini mengandung pesan moral yang barangkali bisa kamu petik. Selain itu, fakta-fakta menarik yang berkaitan dengan telaga ini juga bisa menambah wawasanmu.

Bagaimana? Tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang asal usul Telaga Warna di Jawa Barat? Kalau iya, mari simak ulasan yang dilengkapi pembahasan unsur intrinsiknya di bawah ini, yuk!

Cerita Rakyat Asal Mula Telaga Warna

Telaga Warna Jawa Barat - Perempuan di Tengah Telaga Sumber: Instagram – _itskhan

Dalam kisah asal mula Telaga Warna di Jawa Barat, diceritakan bahwa pada zaman dahulu di daerah tersebut berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kutatanggeuhan. Kerajaan ini dipimpin oleh Prabu Suwartalaya sebagai raja dan sang permaisuri yang bernama Ratu Purbamanah.

Di bawah kepemimpimpinan Prabu Suwartalaya, rakyat yang tinggal di Kerajaan Kutatanggeuhan hidup dalam kemakmuran dan ketenteraman. Sayangnya, kebahagiaan yang dirasakan oleh rakyat Kutatanggeuhan tidak dialami oleh sang raja dan ratu yang belum kunjung dikaruniai anak.

Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah telah mencoba beragam cara untuk mendapatkan momongan, salah satunya adalah dengan meminum ramuan yang dikonsumsi oleh raja dan ratu. Selain itu, pasangan suami istri ini juga telah mengundang banyak dukun untuk bisa membacakan mantra-mantra agar sang ratu segera hamil.

Penasihat kerajaan kemudian menyarankan raja dan ratu untuk mengangkat anak yatim piatu saja karena masih banyak anak dari perwira dan prajurit yang ditinggal oleh orangtua mereka setelah gugur di medan perang. Namun, Prabu Suwartalaya menganggap kalau anak angkat tidak sama dengan anak kandung.

Meskipun masih memimpin dengan bijaksana, tapi Prabu Suwartalaya sering didapati sedang murung ketika sendirian. Begitu pun dengan Ratu Purbamanah yang terus menangis karena harapannya untuk mendapatkan momongan tak segera dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.

Usaha Terakhir Raja dan Ratu

Selanjutnya dalam dongeng asal mula Telaga Warna di Jawa Barat, dikisahkan bahwa akhirnya Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah pamit meninggalkan kerajaan sementara waktu. Sang raja kemudian meminta penasihat dan orang-orang kepercayaannya untuk memerintah dan menjaga kerajaan selama ia dan istrinya bertapa.

Sang raja dan ratu kemudian bertapa selama berminggu-minggu dan hanya mengucapkan satu permintaan dalam doa mereka, yakni agar segera dikaruniai anak. Hingga akhirnya pada suatu hari ada suara yang menjawab doa mereka.

Mula-mula, suara tanpa wujud itu menanyakan apa permintaan Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah. Pasangan suami istri itu kemudian menjawab ingin mempunyai anak. Pertanyaan selanjutnya adalah kenapa sang raja dan ratu tidak mau mengangkat anak dan dijawab oleh Prabu Suwartalaya bahwa mereka tidak ingin anak angkat, tapi anak kandung.

Lalu, suara itu kemudian menyuruh Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah untuk pulang ke Kerajaan Kutatanggeuhan. Beberapa minggu setelahnya, permaisuri menunjukkan tanda-tanda kehamilan.

Berita hamilnya sang ratu akhirnya menyebar hingga ke seluruh wilayah kerajaan dan disambut dengan suka cita oleh raja, orang-orang kerajaan, dan rakyat. Setelah kurang lebih sembilan bulan, sang permaisuri akhirnya melahirkan seorang bayi perempuan cantik yang diberi nama Putri Gilang Rukmini.

Baca juga: Dongeng Kancil dan Buaya Beserta Ulasannya yang Akan Membuatmu Terkesan!

Awal Mula Bencana

Kalung Emas

Sebagai satu-satunya putri kerajaan, Gilang Rukmini diperlakukan dengan istimewa. Apa pun yang ia pinta akan berusaha semaksimal mungkin diwujudkan oleh raja dan ratu. Selain itu, rakyat juga ikut memberikan hadiah-hadiah yang mewah kepada sang putri.

Terbiasa mendapatkan perlakuan spesial dari orangtua dan rakyat Kerajaan Kutatanggeuhan, Gilang Rukmini akhirnya tumbuh menjadi putri cantik jelita yang manja. Kecantikannya sendiri tak ada yang menandingi, wanita-wanita lain di seluruh negeri tidak bisa dibandingkan dengan putri dari Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah ini.

Saat usia Gilang Rukmini menginjak usia tujuh belas tahun, Kerajaan Kutatanggeuhan mengadakan perayaan besar dan meriah untuk sang putri tercinta. Rakyat pun ikut berlomba-lomba untuk memberikan hadiah berharga, yakni perhiasan emas dan permata untuk sang putri.

Prabu Suwartalaya kemudian mengumpulkan hadiah perhiasan emas dan permata untuk dibuat menjadi perhiasan baru yang lebih indah ke seorang empu. Ketika hari perayaan tiba, perhiasan dari sang raja telah berhasil diubah menjadi kalung emas yang indah oleh sang empu.

Raja dan ratu sangat mengagumi kalung indah itu dan yakin putri kesayangan mereka akan menyukai kadonya. Seluruh rakyat pergi berbondong-bondong ke halaman istana untuk merayakan ulang tahun putri Gilang Rukmini.

Terbentuknya Telaga Warna

Di depan rakyat yang ia pimpin, Prabu Suwartalaya disaksikan oleh istrinya memberikan perhiasan kalung indah kepada Gilang Rukmini. Namun, tak disangka ternyata sang putri tidak mau menerima kado dan melemparkan kalung itu di depan orangtua dan rakyat Kerajaan Kutatanggeuhan.

Semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut kaget dan hanya bisa diam. Tak lama, terdengarlah isakan tangis Ratu Purbamanah. Ibunda sang putri kemudian mengatakan betapa sakit hatinya melihat kelakuan Gilang Rukmini yang tidak tahu terima kasih.

Kesedihan yang dirasakan oleh Ratu Purbamanah membuat rakyat ikut berderai air mata, terutama kaum wanita. Di tengah-tengah ramainya tangisan, tiba-tiba terjadilah suatu keajaiban. Mata air muncul di halaman istana dan lama-lama semakin membesar.

Air deras yang terus keluar dari dalam bumi itu kemudian menenggelamkan rakyat, raja dan ratu, putri, serta siapa saja yang ada di sekitar istana. Banyaknya volume air kemudian menenggelamkan istana dan seluruh wilayah Kerajaan Kutatanggeuhan yang akhirnya menciptakan sebuah telaga.

Telaga yang airnya selalu menampilkan warna yang berbeda-beda di bawah sinar matahari itu kemudian dijuluki Telaga Warna. Warna-warna itu diduga merupakan pantulan dari peninggalan perhiasan-perhiasan putri Gilang Rukmini yang ada di dasar telaga.

Baca juga: Legenda Joko Kendil Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik dan Seru untuk Disimak

Unsur Intrinsik Asal Mula Telaga Warna

Cerita Rakyat Telaga Warna Jawa Barat - Hutan Sumber: Instagram – haniffakhry_

Setelah menyimak tentang cerita lebih lanjut mengenai asal mula Telaga Warna di Jawa Barat, saatnya kamu mengetahui apa saja unsur intrinsik yang ada di dalamnya. Informasinya dapat kamu simak di pembahasan berikut:

1. Tema

Tema dari legenda Telaga Warna di atas adalah perilaku durhaka seorang anak terhadap orangtua. Di akhir cerita, musibah air bah yang keluar dari dalam bumi akhirnya menenggalamkan seluruh penduduk kerajaan.

2. Tokoh dan Perwatakan

Terdapat tiga tokoh utama yang memiliki peran penting dalam kelangsungan kisah Telaga Warna di Jawa Barat. Sebut saja Prabu Suwartalaya, Ratu Purbamanah, dan Putri Gilang Rukmini.

Prabu Suwartalaya adalah raja yang setia, bijaksana, dan berhasil memimpin kerajaannya menjadi makmur dan tentram. Selain itu, ia juga merupakan sosok ayah yang penuh kasih sayang.

Sementara itu, Ratu Purbamanah digambarkan sebagai karakter yang tabah dan berhati lemah lembut. Kasih sayangnya kepada sang putri juga tidak bisa dipertanyakan lagi.

Memiliki paras yang cantik, karakter Putri Gilang Rukmini sendiri cenderung manja dan selalu ingin dipenuhi keinginannya. Selain itu, ia juga tidak bisa menghargai pemberian orang lain.

3. Latar

Berdasarkan jalan cerita dalam kisah Telaga Warna di Jawa Barat, setidaknya ada tiga latar yang dipakai. Pertama adalah istana tempat kediaman Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah, kemudian tempat di mana sang raja dan ratu bertapa, dan terakhir adalah halaman istana di mana perayaan ulang tahun Putri Gilang Rukmini digelar.

4. Alur

Berdasarkan jenisnya, alur cerita rakyat terbentuknya Telaga Warna di Jawa Barat termasuk dalam alur maju atau progresif. Bagian awal kisah menceritakan tentang Kerajaan Kutatanggeuhan yang sejahtera dan tenteram. Selanjutnya, konflik dibangun dengan munculnya masalah raja dan ratu yang tidak memiliki keturunan.

Ketika Prabu Suwartalaya dan Ratu Purbamanah akhirnya dikaruniai putri yang cantik jelita, sikap mereka yang terlalu memanjakan putri tercinta menjadi bumerang di kemudian hari. Puncak konflik terjadi ketika Putri Gilang Rukmini melempar kalung yang sebenarnya adalah hadiah dari rakyat dan orangtuanya.

Cerita kemudian ditutup dengan munculnya sumber mata air dari dalam bumi yang akhirnya menenggelamkan Kerajaan Ketatanggeuhan. Wilayah kerajaan yang tenggelam itu kemudian menjadi sebuah telaga.

5. Pesan Moral

Dari asal mula Telaga Warna di Jawa Barat di atas, kamu dapat mengambil pesan moral yang bisa diterapkan dalam hidup. Amanat pertama adalah untuk menghargai pemberian orang lain dalam bentuk apa pun.

Selanjutnya, jangan bersikap durhaka kepada orangtua karena mereka adalah orang-orang yang telah merawatmu sejak kecil. Jika memang berselisih pendapat, selesaikan dengan baik-baik.

Amanat terakhir adalah untuk tidak terlalu memanjakan anak. Jika memang ingin menumbuhkan kepribadian yang baik pada anak, perilakukan ia sewajarnya saja. Apa pun yang terlalu berlebihan itu tidak baik.

Kamu juga bisa mengambil unsur ekstrinsik dari cerita rakyat Telaga Warna di Jawa Barat. Sebut saja norma yang berlaku di masyarakat yang terdiri dari, nilai budaya, sosial, dan moral.

Baca juga: Legenda Lutung Kasarung dan Putri Purbasari Beserta Ulasan Menariknya

Fakta Menarik

Asal Mula Telaga Warna - Makan Monyet Sumber: Instagram – lutfihasibulawal

Sudah puas menyimak ulasan tentang cerita rakyat Telaga Warna di Jawa Barat? Kalau iya, kali ini informasi berikut akan mengulas seputar fakta-fakta menarik yang berhubungan dengan telaga tersebut. Yuk, simak!

1. Perubahan Warna Telaga Lewat Ilmu Sains

Jika sinar matahari tidak ditutupi oleh awan, maka kamu bisa melihat perubahan warna yang dipantulkan telaga. Kadang warnanya bisa hijau menyatu dengan pepohonan yang ada di sekeliling telaga, kadang juga berubah menjadi kuning gelap, kuning terang, ataupun cokelat.

Secara ilmiah, pergantian warna itu sebenarnya disebabkan oleh ganggang yang tumbuh di telaga. Tumbuhan jenis algae itu hidup memenuhi telaga dan bisa mempengaruhi warna air.

2. Dijadikan Obyek Wisata

Meskipun terlahir dari legenda yang menyedihkan, Telaga Warna sebenarnya merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di Jawa Barat. Banyak turis dari dalam dan luar negeri yang mengunjungi tempat wisata ini.

Beragam kegiatan dapat kamu lakukan ketika mengunjungi Telaga Warna. Beberapa di antaranya adalah naik sampan hingga ke tengah danau, naik wahana flying fox, dan memberi makan monyet liar yang tinggal di sekitaran telaga. Tak lupa, kamu juga bisa mengobrol dan mengambil foto-foto keren berlatar belakang pemandangan alam yang indah.

Asal Mula Telaga Warna yang Berisikan Pesan Moral yang Bijaksana

Demikian cerita rakyat Telaga Warna di Jawa Barat yang dapat kami rangkum. Apakah kamu tertarik untuk membagikan kisah di atas kepada anak ataupun keponakan-keponakan kesayanganmu?

Jika tertarik dengan cerita-cerita rakyat lainnya, maka kamu perlu sering-sering mengunjungi situs PosKata. Beberapa kisah menarik yang mungkin bisa kamu simak adalah legenda Situ Bagendit, kisah Malin Kundang, dan asal usul Kota Banyuwangi. Selamat membaca!

← Kisah Asal-Usul Kesenian Populer Reog Ponorogo Beserta Ulasan Menariknya
Legenda Joko Kendil Beserta Ulasan Lengkapnya yang Menarik dan Seru untuk Disimak →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Aulia Dian

Penulis yang suka membahas makeup dan entertainment. Lulusan Sastra Inggris dari Universitas Brawijaya ini sedang berusaha mewujudkan mimpi untuk bisa menguasai lebih dari tiga bahasa.

Editor
Khonita Fitri

Seorang penulis dan editor lulusan Universitas Diponegoro jurusan Bahasa Inggris. Passion terbesarnya adalah mempelajari berbagai bahasa asing. Selain bahasa, ambivert yang memiliki prinsip hidup "When there is a will, there's a way" untuk menikmati "hidangan" yang disuguhkan kehidupan ini juga menyukai musik instrumental, buku, genre thriller, dan misteri.

Sidebar Utama

Artikel Terkait

Cerita Rakyat Jawa Barat

  • Cerita Rakyat Karang Nini dan Bale Kambang dari Jawa Barat Beserta Ulasan Lengkapnya, Kisah Kesetiaan Seorang Istri
  • Dongeng Ikan Mas Ajaib dan Pohon Emas Beserta Ulasannya, Pengingat Agar Selalu Tulus Melakukan Segala Hal
  • Legenda Asal Mula Kota Cianjur dan Ulasan Menariknya sebagai Dongeng yang Penuh Pesan Moral
  • Kisah Legenda Ciung Wanara Asal Jawa Barat yang Seru Beserta Ulasan Lengkapnya
  • Legenda Lutung Kasarung dan Putri Purbasari Beserta Ulasan Menariknya
  • Dongeng Situ Bagendit beserta Ulasannya, Kisah Menarik yang Sarat Pesan Moral
  • Legenda Sangkuriang & Tangkuban Perahu Beserta Ulasannya, Penting untuk Tambah Ilmu!
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Persyaratan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 PosKata.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.