
Kalau mendengar kata VOC, mungkin yang ada dipikiranmu adalah orang-orang Belanda yang menjajah Indonesia. Namun, apakah benar seperti itu atau adakah hal lain yang perlu kamu ketahui? Nah, ulasan singkat tentang VOC dan sejarah bisa kamu simak selengkapnya lewat artikel berikut.
Secara singkat, sejarah awal mula terbentuknya Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC terjadi karena persaingan perdagangan rempah-rempah, terutama di Belanda. Tak hanya bersaing sesama pedagang Belanda, tapi juga pedagang dari negara lain.
Pembentukan kongsi dagang tersebut pada mulanya dicetuskan oleh Parlemen Belanda pada tahun 1598. Setelah mengalami diskusi yang alot dan persiapan yang panjang, VOC pun resmi berdiri pada bulan Maret 1602.
Yang kamu baca barusan hanyalah secuil informasi tentang sejarah singkat VOC. Kalau ingin menyimak selengkapnya, mending langsung saja cek ulasannya di bawah ini, ya!
Sejarah Singkat yang Mendorong Lahirnya VOC
Sumber: Wikimedia Commons
Persaingan perdagangan yang ketat di Belanda bermula dari lepasnya negara tersebut dari kungkungan Spanyol pada tahun 1560. Setelah itu, mereka mencoba untuk membuka jalur perdagangan sendiri.
Salah satu caranya adalah dengan menjual kembali rempah-rempah yang dibeli dari Portugis. Semakin lama, harga beli semakin melonjak sehingga keuntungan yang didapatkan menjadi sedikit. Maka dari itu, mereka memutuskan melakukan ekspedisi untuk menemukan tempat yang menjadi sumber penghasil rempah-rempah.
Perkumpulan para pedagang kemudian menunjuk Cornelis de Houtman untuk memimpin ekspedisi. Bersama dengan pasukannya, mereka berangkat pada tahun 1592.
Selama bertahun-tahun orang-orang Belanda itu berlayar di laut untuk mencari keberadaan nusantara yang dulu disebut sebagai Kepulauan Rempah-Rempah. Hingga akhirnya, mereka tiba di Banten pada tahun 1596.
Pada mulanya, mereka diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar. Namun karena berlaku kasar, mereka akhirnya diusir. Selanjutnya, mereka berlayar dan tiba di Bali. Di sini, mereka mendapatkan rempah-rempah berkualitas baik untuk dibawa pulang ke negara asalnya.
Baca juga: Candi-Candi yang Menjadi Bukti Kemegahan Kerajaan Mataram Kuno
Latar Belakang Terbentuknya VOC
Sumber: Wikimedia Commons
Ekpedisi yang dilakukan oleh Cornelis de Houtman tersebut sebenarnya bukanlah sebuah keberhasilan. Namun dari situ, semakin banyak pedagang-pedagang yang terdorong untuk datang ke nusantara. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk mendapatkan rempah-rempah berkualitas baik dengan harga murah.
Di tahun 1598, banyak perusahaan dagang Belanda yang mengirim kapal-kapalnya untuk membeli rempah-rempah ke nusantara. Di antara kapal-kapal itu, ada yang berhasil menepi ke Maluku, yaitu armada yang dipimpin oleh Jacob Van Neck.
Setelah berhasil bernegosiasi dengan pedagang, pasukannya berhasil membawa banyak sekali rempah-rempah ke negaranya. Ketika dijual kembali, keuntungan yang mereka dapatkan mencapai 400%.
Dari sinilah, semakin banyak perusahaan mengirim kapal untuk mengeruk rempah-rempah ke nusantara. Sayangnya, hal tersebut bukannya membuat mereka untung, tapi malah buntung.
Pasalnya, pasokan rempah-rempah menjadi membludak sehingga harga pasaran menjadi anjlok. Padahal, biaya yang dikeluarkan cukup besar.
VOC Resmi Berdiri
Karena peristiwa tersebut, Parlemen Belanda mengusulkan supaya perusahaan-perusahaan bersatu menjadi sebuah kongsi dagang pada tahun 1598. Meskipun sempat terjadi diskusi yang alot dan perencanaan yang panjang, akhirnya perserikatan dagang Belanda terbentuk juga.
Kongsi yang diberi nama Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC ini resmi berdiri pada bulan Maret 1602. Organisasi tersebut terdiri dari enam perusahaan dengan 17 orang yang dijadikan sebagai pemimpin atau direktur yang bernama Heeren XVII. Markas VOC berada di Amsterdam.
Nah, pendirian kongsi dagang sebelumnya sudah dilakukan terlebih dahulu oleh Inggris dengan membentuk East India Company (EIC). Selain itu, Prancis juga yang mendirikan Perusahaan Hindia Timur Prancis pada tahun 1604.
Jadi, tujuan didirikannya VOC bukan semata-mata untuk meminimalisir persaingan tidak sehat antar pedagang Belanda. Akan tetapi, juga untuk menghimpun kekuatan melawan kongsi dagang bangsa lain pada kancah perdagangan di Asia Timur. Inilah ulasan singkat tentang sejarah berdirinya VOC.
Baca juga: Masa Kejayaan dan Penyebab Runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam
Kedatangan VOC di Indonesia
Sumber: Wikimedia Commons
Kedudukan VOC menjadi semakin kuat setelah pemerintah Belanda memberikan hak istimewa atau octrooi pada mereka. Hak tersebut adalah untuk memonopoli perdagangan, mencetak mata uang, dan memiliki armada laut. Karena sudah seperti negara, maka kemudian ditujuklah seseorang untuk menjadi Gubernur Jenderal di tanah jajahan.
Pada masa kedatangan Spanyol atau Portugis, mereka yang membawa misi Gold, Glory, dan Gospel ke tanah jajahan. Namun, berbeda dengan Belanda yang hanya menjalankan dua misi saja, yaitu mendapatkan kekayaan (gold) dan tanah jajahan (glory). Kedatangan VOC ke Indonesia pada tahun 1610 dipimpin oleh Gubernur Jenderal yang bernama Pieter Both.
Pada awalnya, sama seperti seperti kongsi-kongsi dagang lainnya. Mereka membeli rempah-rempah berkualitas dengan harga murah, lalu dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi ke negaranya.
Di Indonesia, VOC pertama kali mendirikan markas di Ambon. Wilayah tersebut memang menjadi sumber penghasil rempah-rempah, tapi lokasinya tidak termasuk dalam jalur strategis perdagangan. Untuk itu, mereka kemudian memindahkan markas ke Banten. Tujuannya adalah supaya dekat dengan wilayah dagang lain seperti Jepang dan Afrika.
Kedatangan Belanda di Banten tersebut disambut baik oleh Pangeran Wijayakrama. Setelah itu, kedua pihak ini mengadakan perjanjian dan membeli sebidang tanah di Batavia untuk dijadikan markas.
Saat perdagangan di pesisir Jawa mengalami kemunduran, VOC memanfaatkan kesempatan dan bisa mempertahankan Batavia dengan baik. Maka dari itu, tempat ini menjadi pelabuhan yang sangat strategis. VOC pun semakin berjaya dan kemudian menjadi sewenang-wenang.
Kongsi Dagang Belanda ini semakin mengalami kejayaan setelah dapat merebut Malaka dari Portugis pada tahun 1641. Selanjutnya, mereka memfokuskan perhatian di Jawa. Sebelumnya, mereka juga berdagang di daerah Asia lain, contohnya adalah Siam, Burma, dan Tiongkok.
Baca juga: Kisah Lengkap tentang Sultan Maulana Hasanuddin, Sang Pendiri Kerajaan Banten
Masa Berakhirnya Kejayaan VOC
Sumber: Wikimedia Commons
Sebelum masuk ke pembahasan akhir kejayaan VOC di Indonesia, tidak ada salahnya untuk membahas sedikit mengenai kebijakan-kebijakan yang diberlakukan selama mereka berkuasa. Contoh kebijakan yang dijalankan oleh Pieter Both adalah melakukan monopoli perdagangan yang sangat ketat.
Mereka tidak membiarkan sedikit pun celah bagi para petani menjual rempah-rempah pada orang lain. Para petani hanya boleh menjualnya pada VOC. Jika ketahuan melakukan pelanggaran, maka hukumannya akan sangat berat.
Kebijakan lain yang diterapkan oleh VOC adalah memberlakukan pajak sewa tanah. Dulu, para petani tidak hanya diperas tenaganya dan hasil panennya saja. Akan tetapi, mereka juga harus membayar sewa tanah milik mereka sendiri.
Pada waktu itu, rakyat memang benar-benar menderita. Di tanahnya sendiri, mereka harus bekerja keras hingga sedemikian rupa.
Faktor Penyebab dan Resmi Bubarnya VOC
Bibit-bibit kemunduran kejayaan dari kongsi dagang milik Belanda tersebut mulai terlihat sekitar pertengahan abad ke-18. Hal tersebut akibat berubahnya kepengurusan perserikatan ini yang kemudian berada di bawah kekuasaan penuh Raja Willem IV. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para petinggi untuk mencari muka di hadapan raja sehingga dapat berbuat seenaknya.
Kemudian, hal yang paling membuat VOC terpuruk adalah adanya korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh para pengurus. Mereka mengambil uang bersama untuk kepentingan pribadi. Akibatnya keuntungan dagang pun menjadi sangat jauh berkurang.
Dengan keuntungan yang sudah tidak seberapa, mereka juga harus menggaji para pegawai yang jumlahnya tidak sedikit. Ingat, wilayah kekuasaan mereka tidak hanya berada di Pulau Jawa saja, tetapi juga di Maluku dan Pulau Sumatra.
Selain itu, VOC juga harus mengeluarkan uang untuk membiayai perang dalam menghadapi perlawanan-perlawanan dari rakyat. Dengan keadaan ekonomi yang sudah tidak baik-baik saja, mereka tentu tidak mampu bersaing dengan kongsi dagang milik bangsa lain, terutama Inggris.
Pada tahun 1795, Pemerintah Belanda membentuk panitia untuk membubarkan perserikatan dagang itu. Selama masa tersebut, hak-hak istimewa yang diberikan pun dicabut.
VOC resmi bubar pada tanggal 31 Desember 1799 dengan meninggalkan hutang sebesar 134,7 gulden. Utang tersebut kemudian diambil alih oleh Pemerintah Belanda.
Baca juga: Bukti Peninggalan-Peninggalan Sejarah dari Kerajaan Gowa-Tallo, Serambi Mekah di Indonesia Timur
Fakta-Fakta Lain tentang VOC
Dari sejarah singkat VOC di atas, kamu tentunya sudah mendapatkan berbagai informasi untuk semakin menambah wawasanmu, kan? Nah selanjutnya, berikut ini ada fakta-fakta lain tentang kongsi dagang milik Belanda ini yang perlu kamu ketahui.
1. Membentuk Perkampungan
Sumber: Kekunoan
Guna membesarkan Batavia, VOC banyak mendatangkan orang-orang dari berbagai wilayah di Hindia Belanda. Setidaknya lebih dari 40 kelompok masyarakat ada di sini.
Mereka menyediakan lahan untuk dibuat sebuah perkampungan sesuai dengan etnis masing-masing. Contohnya adalah Kampung Melayu, Kampung Ambon, dan Bali. Jejak perkampungan tersebut masih dapat kamu temukan hingga sekarang.
Meski mendatangkan banyak orang ke Batavia, orang-orang Belanda sendiri tidak memiliki niat untuk menetap di tanah jajahan. Mereka selalu berpikir setelah masa tugasnya di sini selesai, maka harus kembali ke negara asal. Hal tersebut sesuai dengan tujuan mereka yang datang ke sini untuk mendapatkan kekayaan saja.
Namun demikian, banyak pula orang-orang Belanda yang menikah dengan wanita peranakan Portugis atau yang berasal dari Makassar dan Bali. Mereka semua tinggal di Batavia.
2. Pegawai Berasal dari Berbagai Bangsa
Saat membaca sejarah singkat VOC, kamu mungkin berpikir bahwa pegawai-pegawai yang direkrut oleh mereka hanyalah orang-orang Belanda saja. Namun, faktanya tidaklah demikian.
Menurut catatan Denys Lombard, pegawai VOC banyak yang berasal dari Irlandia, Skotlandia, Jerman, Swis, bahkan Inggris. Tak hanya menjadi tentara saja, tapi ada pula yang menjadi tenaga ahli lain.
Untuk pegawai yang keluar dari perserikatan dagang tersebut, nantinya akan menjadi warga bebas. Sayangnya, peluang mereka untuk bekerja di bidang lain menjadi sangat terbatas dan nanti masih akan bersaing dengan orang-orang Tionghoa.
Baca juga: Informasi Lengkap tentang Silsilah Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Mataram Islam
3. Kedatangan Wanita Belanda di Indonesia
Sumber: BPAD Jakarta
Fakta selanjutnya yang dapat kamu jumpai dalam ulasan sejarah singkat VOC ini adalah tentang perempuan-perempuan Belanda yang akhirnya menginjakkan kaki di Hindia Belanda. Pada awalnya, orang-orang VOC yang datang kemari berjumlah 350 orang, dengan sedikit sekali anggota wanita karena berbagai pertimbangan.
Namun, hal itu kemudian membuat banyak tentara bermain dengan gadis Asia. Sang Gubernur Jenderal, yaitu J.P. Coen kemudian mendatangkan beberapa wanita Belanda untuk menjadi istri para tentara itu. Sayangnya, setelah menikah mereka malah memiliki kelakuan yang tidak baik.
Melihat hal itu, sang gubernur meminta agar pemerintah tidak mengirim wanita lagi. Larangan tersebut kemudian membuat wanita-wanita Belanda menyamar menjadi seorang laki-laki supaya dapat datang ke sini.
Alasannya tentu bermacam-macam. Ada yang datang karena menyusul lelaki pujaannya, lari dari tindak kriminal, atau untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Namun tindakan ini sangat dibenci oleh Pemerintah Belanda. Kalau ketahuan, mereka akan mendapatkan hukuman.
4. Adanya Perdagangan Budak
Fakta yang selanjutnya mungkin akan sedikit membuatmu tercengang. Pasalnya, pada zaman ini bukan hanyak rempah-rempah yang menjadi komoditas jual beli. Namun, budak-budak juga turut dijual ke luar negeri, terutama wanita.
Selain dibutuhkan tenaganya untuk bekerja, keberadaan budak juga menjadi salah satu tolok ukur atau simbol status sosial. Maka dari itu, mereka kemudian dirawat dengan baik. Namun sayang, banyak juga dari mereka yang tidak bernasib baik.
Karena hal itu, banyak budak yang kemudian ditampung di Markas VOC. Kebanyakan dari mereka ditinggalkan oleh majikan sehingga meminta dipulangkan ke daerah asal.
Pemerintah Belanda kewalahan mengurusi orang-orang buangan tersebut. Maka dari itu, terbitlah peraturan untuk membatasi budak yang dibawa ke sana.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat dengan Sosok Sultan Suriansyah, Pendiri dari Kerajaan Banjar
Apakah Pertanyaanmu Sudah Terjawab Lewat Ulasan Sejarah Singkat VOC Ini?
Demikianlah sejarah singkat mengenai VOC yang dapat kamu temukan di PosKata. Bagaimana? Semoga saja informasi di atas dapat menjawab pertanyaan-pertanyaanmu tentang masa pendudukan VOC, ya!
Selain ulasan mengenai kolonialisme, kamu juga bisa menemukan artikel-artikel lain di sini yang membahas tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia, lho. Tidak hanya tentang kerajaan Islam seperti Samudra Pasai atau Demak beserta fakta menariknya saja.
Akan tetapi, juga ada tentang kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha. Contohnya adalah Kerajaan Majapahit, Tarumanegara, Singasari, dan masih banyak lagi. Pokoknya baca terus, ya!