
Apakah kamu sedang mencari ulasan mengenai sejarah kelahiran beserta tujuan pembetukan Jong Java? Kalau iya, pas banget, nih. Kamu bisa langsung menyimak ulasan lengkapnya di bawah ini, ya!
Menurut catatan sejarah, kelahiran Jong Java terinspirasi dari Budi Utomo. Diketahui, Jong Java merupakan sebuah organisasi yang memiliki tujuan untuk menggalang persatuan para pemuda di Jawa.
Pada awal pembentukannya, organisasi tersebut bernama Tri Koro Darmo. Lantas, apa yang membuat organisasi tersebut mengganti namanya?
Kalau kamu penasaran dan ingin segera mengetahui jawabannya, mending nggak usah buang-buang waktu lagi. Langsung cek saja sejarah kelahiran Jong Java berikut ini. Selamat membaca!
Latar Belakang Sejarah Kelahiran Jong Java
Sumber: Wikimedia Commons
Kelahiran organisasi-organisasi di Indonesia sebenarnya tidak lepas dari pelaksanaan Politik Etis atau Balas Budi oleh Belanda. Kebijakan yang digulirkan sekitar tahun 1901 tersebut memiliki dampak yang cukup baik untuk rakyat.
Untuk yang mungkin belum tahu, isi dari Politik Etis ada tiga hal. Yang pertama adalah pembangunan saluran pengairan untuk kepentingan pertanian (irigasi). Selanjutnya adalah pengadaan program perpindahan penduduk supaya penyebarannya merata (emigrasi.) Dan, yang terakhir adalah pendidikan utuk pribumi (edukasi).
Kebijakan mengenai pendidikan tersebut mendorong lahirnya kaum terpelajar yang melek pengetahuan. Pemerintah Belanda pada waktu itu membangun banyak sekali sekolah-sekolah yang tentu saja pengajarannya mengugunakan metode Barat.
Salah satu contohnya yaitu School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA). Sekolah tersebut kemudian dikenal sebagai pendidikan dokter untuk bumiputera.
Nah, para pemuda yang bersekolah di sinilah yang menggagas pembentukan sebuah organisasi. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan martabat bangsa.
Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mendapatkan kemajuan yang harmonis untuk Jawa dan Madura. Hal ini karena kedua wilayah tersebut menjadi pusat kegiatan karena yang paling banyak mendapatkan pengaruh dari Belanda.
Pada waktu itu mendirikan Budi Utomo, para pemuda belum mengenal konsep pergerakan secaran nasional. Yang mereka tahu bagaimana caranya untuk meningkatkan kehidupan rakyat di Jawa dan Madura menjadi lebih baik.
Organisasi Budi Utomo didirkan pada tanggal 20 Mei tahun 1908. Pendirinya adalah sembilan mahasiswa STOVIA.
Mereka adalah Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Soelaiman, M. Soewarno, RM Goembrek, Soeradji Tirtonegoro, Angka Prodjosudirdjo, Gondo Soewarno, dan Moehammad Saleh. Sementara itu, markasnya berada di Jakarta.
Perkembangan organisasi tersebut bisa dibilang begitu pesat. Pada bulan Juli saja, anggotanya sudah mencapai lebih dari 600 orang. Beberapa tokoh lain yang juga ikut bergabung adalah Tjipto Mangoenkoesoemo, Pangeran Noto Dirodjo, Soewardi Soerjaningrat, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Informasi Lengkap tentang Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
Lahirnya Jong Java
Berdirinya Budi Utomo merupakan tonggak dari kelahiran organisasi-organisasi pemuda yang lainnya. Organisasi pertama di Indonesia itu menjadi cikal bakal lahirnya pergerakan nasional.
Salah satu organisasi yang lahir karena terinspirasi dari Budi Utomo adalah Jong Java atau yang awalnya dikenal sebagai Tri Koro Dharmo. Sebenarnya, alasan pembentukannya adalah karena Budi Utomo terlalu ekslusif.
Hal tersebut dikarenakan anggotanya adalah mahasiswa STOVIA. Maka dari itu, dibentuklah Tri Koro Dharmo supaya dapat merangkul pelajar dari sekolah mana saja.
Organisasi Tri Koro Dharmo didirikan oleh Satiman Wirjosandjojo pada tanggal 7 Maret 1915. Kamu kira-kira penasaran tidak mengapa sang pendiri memberi nama tersebut? Dalam bahasa Indonesia, Tri Koro Dharmo memiliki arti Tiga Tujuan Mulia.
Sesuai dengan namanya, tujuan awal didirikannya Tri Koro Dharmo memanglah mulia. Ketiga tujuan tersebut adalah untuk mempersatukan para pelajar pribumi, meningkatkan minat akan kesenian dan bahasa nasional, dan yang terakhir untuk memajukan pengetahuan umum para anggotanya.
Adapun susunan organisasi Tri Koro Dharmo adalah sebagai berikut:
- Ketua: Dr. Satiman Wirjosandjojo
- Wakil Ketua: Wongsonegoro
- Sekretaris: Sutomo
- Anggota: Mosodo, Muslich, Abdul Rachman
Baca juga: Kronologi Terjadinya Peristiwa Perang 10 November 1945 di Surabaya
Wujud Nyata dari Tujuan Tri Koro Dharmo
Untuk mewujudkan tujuan-tujuannya, organisasi ini melakukan beberapa. Salah satu contohnya adalah dengan menyelenggarakan pertemuan atau kursus-kursus keterampilan. Mereka juga memberikan beasiswa untuk pelajar yang membutuhkan.
Tidak sampai di situ saja, organisasi tersebut sering mangadakan pertunjukan seni. Hal itu supaya semakin menarik minat pemuda di bidang kesenian.
Dalam waktu yang cukup singkat, Tri Koro Dharmo mengalami perkembangan yang pesat. Mereka lalu membuka beberapa cabang organisasi di kota-kota besar.
Hal menarik lainnya yang perlu kamu tahu dari perkumpulan ini adalah ternyata anggotanya juga menerbitkan majalah. Isinya tentu saja tidak jauh-jauh dari meningkatkan rasa nasionalisme para pemuda.
Dengan menerbitkan majalah itu, mereka juga bisa lebih mendekatkan diri dengan organisasi pemuda kedaerahan yang lain. Kalau para pemuda dari daerah-daerah menjalin hubungan yang baik, persatuan dan kemerdekaan yang menjadi cita-cita bersama pasti akan segera terwujud.
Baca juga: Informasi tentang Fujinkai: Organisasi Perempuan yang Dibentuk pada Masa Penjajahan Jepang
Kongres-Kongres Tri Koro Dharmo
Penjelasan mengenai kongres yang pernah diadakan oleh Tri Koro Dharmo atau Jong Java dapat kamu simak berikut ini:
1. Kongres Pertama
Organisasi Tri Koro Dharmo mengadakan kongres pertama pada tanggal 12 Juni 1918. Tempat yang dipilih untuk pelaksanaannya adalah Kota Solo.
Pada kongres kali ini, banyak pemuda yang mengusulkan agar organisasi tersebut mengubah namanya. Alasannya adalah karena penggunaan nama Tri Koro Dharmo membuat lingkupnya sempit karena terlalu Jawa sentris.
Hal itu membuat para pemuda dari Sunda atau Madura merasa kurang diterima. Supaya kedepannya tidak menimbulkan masalah dan nantinya mampu merangkul lebih banyak pelajar dari daerah lain, maka namanya pun diubah menjadi Jong Java.
Setelah perubahan nama tersebut, Jong Java kemudian menerima anggota pelajar tak hanya dari Jawa saja. Akan tetapi, juga dari daerah Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
Kamu mungkin bertanya-tanya, mengapa Madura, Bali, dan Lombok dapat masuk ke organisasi tersebut? Jawabannya adalah karena mereka memiliki kebudyaan yang serupa dengan daerah Sunda dan Jawa yaitu Hindu Jawa.
Sementara itu, hasil kongres Jong Java pertama ini ada dua hal:
- Untuk memperjuangkan kepentingan bersama, Jong Java setuju untuk mengadakan federasi dengan organisasi pemuda yang lainnya.
- Jong Java akan tetap menjadi perhimpunan pelajar. Akan tetapi, kedepannya akan sedikit masuk ke dunia politik. Karena bagaimanapun, organisasi ini nantinya akan menjadi inti dari pergerakan. Maka dari itu, harus memberikan pengetahuan dan penerangan kepada masyarakat umum supaya dapat mencapai kemerdekaan.
Menurut catatan sejarah, setelah pendeklarasian kelahiran Jong Java, di berbagai daerah muncul organisasi pemuda serupa. Beberapa contohnya adalah Jong Ambon, Jong Sumatera, dan Jong Celebes.
Baca juga: Ulasan Tentang Sejarah Romusha: Kerja Paksa Rakyat Indonesia pada Zaman Penjajahan Jepang
2. Kongres Kedua
Selanjutnya, Jong Java kembali mengadakan kongres kedua pada tahun 1919. Kali ini, tempat yang dipilih adalah Yogyakarta. Yang hadir dalam pertemuan tersebut bukan hanya anggota yang berasal dari Jawa saja, tetapi juga dari luar.
Beberapa agenda yang menjadi pembahasan dalam kongres tersebut antara lain:
- Menjadi milisi atau aktivis yang membantu rakyat Indonesia
- Mengubah bahasa Jawa supaya menjadi lebih demokratis
- Membahas tentang posisi perempuan Sunda di masyarakat
- Masalah tentang perguruan tinggi
- Pembahasan tentang tanah dan sejarah Sunda
- Nasionalisme Jawa dalam gerakan rakyat
3. Kongres-Kongres yang Lain
Sekitar pertengahan tahun 1920-an, organisasi ini mengadakan kongres ketiga di Solo. Setahun kemudian, para anggotanya menggelar pertemuan akbar di Bandung, Jawa Barat.
Agenda pembahasan dalam kedua kongres tersebut memiliki inti yang sama. Secara garis besar, mereka membicarakan tentang mewujudkan cita-cita Jawa Raya dan memperkuat tali persatuan antar suku di Indonesia.
Pada tahun 1922, perhimpunan Jong Java mengatakan kalau mereka tidak akan turun tangan dan menjalankan aksi politik. Pernyataan tersebut tercetus pada kongres kelima yang diselenggarakan di Solo.
Baca juga: Sejarah dan Tujuan Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Akhir dari Organisasi Jong Java
Seperti yang telah kamu simak dalam ulasan sejarah kelahiran Jong Java di atas, bahwasanya organisasi tersebut tidak mau terlibat dalam aksi politik. Akan tetapi, yang terjadi malah kebalikannya.
Tak berapa lama setelah kongres kelima usai, organisasi tersebut mendapatkan pengaruh politik yang kuat dari Sarikat Islam. Organisasi yang dipimpin oleh Agus Salim itu memang berkiblat ke arah politik.
Hingga beberapa tokoh sangat terpengaruh sehingga lebih condong ke politik dan agama. Karena tidak lagi sejalan dengan tujuan awal Jong Java, mereka keluar dan mendirikan organisasi sendiri. Namanya adalah Jong Islamieten Bond yang beranggotakan para pemuda dan pelajar Islam di Hindia Belanda.
Pada tahun 1925, Jong Java terlibat aktif dalam penyelenggaraan Kongres Pemuda 1. Beberapa tokohnya seperti Mohammad Tabrani, Soemarmo, dan Soewarsi menjadi pengurus inti rapat akbar para pemuda tersebut.
Selanjutnya sekitar tahun 1928, tercetus ide dari Jong Java sendiri untuk melakukan penggabungan dengan organisasi. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk memperkuat rasa persatuan antar pemuda dan pelajar di Hindia Belanda.
Bersama dengan Pemuda Indonesia dan Jong Sumatera, mereka lalu mendirikan sebuah organsiasi bernama Indonesia Moeda. Yang ditunjuk sebagai ketuanya adalah R. Koentjoro Poerbopranoto.
Indonesia Moeda resmi berdiri pada tanggal 31 Desember 1930. Hal inilah yang kemudian menandai bubarnya Jong Java.
Baca juga: Peristiwa Westerling: Sejarah Kelam Bagi Masyarakat di Sulawesi Selatan Usai Proklmasi Kemerdekaan
Tokoh-Tokoh Jong Java
Sumber: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Berikut ini adalah ulasan tokoh yang tidak hanya menjadi pencetus sejarah kelahiran Jong Java, tetapi yang juga turut membesarkan organisasi tersebut.
1. Dr. Satiman Wirjosandjojo
Tak banyak sumber sejarah yang mengulas tentang salah satu pendiri Jong Java ini. Diketahui, ia merupakan kakak kandung dari Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6.
Ia menggagas Tri Koro Dharmo bersama dengan dua teman lainnya. Akan tetapi, kedua temannya hanya sebagai anggota dan tidak menjadi pengurus.
Satiman sebagai seorang pelajar dan muslim yang taat. Pada waktu penjajahan Belanda, ia pernah mendirikan pesantren yang juga sebagai lembaga pendidikan tinggi berbasis Islam.
Sayangnya, usahanya tersebut gagal karena mendapatkan jegalan dari Belanda. Namun, ia tidak patah semangat begitu saja.
Ia lalu bekerja sama dengan Mohammad Hatta dan Mohammad Natsi untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam. Lembaga tersebut merupakan cikal bakal Universitas Islam Indonesia.
2. R. Koentjoro Poerbopranoto
Selanjutnya, ada Raden Koentjoro Poerbopranoto. Kamu mungkin tidak terlalu familier dengan tokoh yang satu ini. Namun, ia juga turut andil dalam perjuangan pergerakan nasional.
Tokoh yang satu ini lahir lahir pada tanggal 19 Desember 1906 di Ponorogo, Jawa Timur. Ia adalah anak dari Raden Mangoenpranoto yang berprofesi sebagai mantri hewan.
Ia menempuh pendidikan dasar hingga atas di tempat kelahirannya. Setelah itu, dirinya masuk ke sekolah hukum atau Rechtschool di Jakarta.
Kiprahnya di organisasi pemuda bermula dari dirinya yang masuk ke Jong Java. Lalu pada tahun 1927, ia diangkat sebagai ketua selama dua tahun. Pada masa kepemimpinannya ini, ia turut mendukung Kongres Pemuda II bersama dengan anggota lainnya.
Pada tahun 1933, Koentjoro menjadi bagian dari organisasi Budi Utomo. Ia juga menjadi anggota Partai Indonesia Raya (Parindra) yang merupakan fusi dari Budi Utomo dengan beberapa organisasi lain.
Tiga tahun kemudian, pria tersebut mendaftar menjadi anggota Volksraad atau dewan rakyat dan diterima. Namun, ia tidak terlalu banyak melakukan kegiatan politik. Setelah kemerdekaan Indonesia, ia lebih banyak terlibat dalam Komite Nasional Indonesia.
Baca juga: Ulasan Lengkap Peristiwa Pertempuran Ambarawa: Perang Besar antara TKR dan Pasukan Sekutu
Ulasan Sejarah Kelahiran Jong Java
Itulah tadi ulasan lengkap mengenai sejarah kelahiran, tujuan, dan sepak terjak Jong Java yang dapat kamu simak di PosKata. Semoga setelah membacanya dapat menambah wawasanmu mengenai perjuangan pergerakan kemerdekaan.
Nah di PosKata, kamu tidak hanya bisa membaca ulasan peristiwa pada zaman penjajahan saja, lho. Kalau ingin membaca info peristiwa setelah kemerdekaan juga ada.
Atau bahkan kalau mau membaca sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia pun bisa. Maka dari itu, baca terus PosKata, ya!