Kerajaan Ternate Islam mengalami masa kejayaan ketika dipimpin oleh Sultan Baabullah sekitar tahun 1570-an. Lantas, apa yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Ternate ini? Jawabannya dapat kamu temukan lewat artikel berikut.
Menurut catatan sejarah, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Islam Ternate. Salah satunya adalah karena tidak adanya penerus yang sebaik Sultan Baabullah.
Namun, apakah benar seperti itu? Jawabannya nanti bisa kamu temukan di sini. Selain mengenai alasan kemundurannya, kamu juga akan menemukan ulasan singkat tentang masa kejayaan kerajaan Islam Ternate.
Gimana? Apakah kamu semakin penasaran dan ingin segera mengetahui jawabannya? Kalau begitu daripada kebanyakan basa-basi, mending langsung cek saja informasinya di bawah ini, ya!
Masa Kejayaan Kerajaan Islam Ternate
Sebelum berlanjut membahas tentang penyebab runtuhnya Kerajaan Ternate, tidak ada salahnya jika menyimak sekilas tentang masa kejayaannya. Ya, hitung-hitung untuk menambah wawasan.
Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, Kerajaan Ternate mencapai masa kejayaannya ketika dipimpin oleh Sultan Baabullah. Hal tersebut bisa diraih setelah berhasil mengusir Portugis dari wilayahnya.
Perjuangannya tentu saja tidak mudah. Butuh waktu kurang lebih lima tahun setelah penobatannya, sampai akhirnya dapat benar-benar membuat Portugis bertekuk lutut.
Melakukan Ekspansi Wilayah dan Menjalin Kerjasama dengan Kerajaan-Kerajaan Lain
Setelah kemenangan terhadap Potugis, Sultan Baabullah kemudian mengambil alih benteng pertahanan Sao Jaoa Baptista milik Portugis. Tak hanya dijadikan sebagai tameng pertahanan, bangunan itu kemudian dijadikan istana. Namanya kemudian berubah menjadi Gammalamo.
Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Ternate berhasil melakukan ekspansi wilayah. Daerah kekuasaannya tidak hanya Ternate saja, tetapi sampai ke Maluku, Mindanao, Papua, dan Timor. Wilayahnya kurang lebih meliputi 72 pulau besar dan kecil.
Perluasan wilayah itu didapatnya tidak hanya dengan penaklukkan saja, lho. Akan tetapi, ada juga yang melalui politik pernikahan. Konon, Sultan Baabullah menikahi seorang putri bernama Owutango yang berasal dari Teluk Tomini.
Selain itu, ia juga menjalin kerjasama dengan kerajaan-kerajaan di luar negeri. Salah satunya adalah Kerajaan Inggris. Menurut catatan Francis Drake, sang sultan menjalin pertemanan yang erat dengan Ratu Elizabeth I.
Di tahun 1580, Sultan Baabullah melakukan hongi atau ekspedisi pelayaran besar-besaran ke kerajaan-kerajaan di nusantara untuk mempererat hubungan. Ia kemudian bertemu dengan Tunijallo, pemimpin Kerajaan Gowa. Sejak saat itu, hubungan kedua kerajaan tersebut menjadi semakin baik.
Baca juga: Informasi Lengkap tentang Silsilah Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Mataram Islam
Kejayaan di Sektor Ekonomi
Kerajaan Ternate merupakan daerah penghasil rempah-rempah yang sangat besar, terutama cengkih dan pala. Maka dari itu, sektor perdaganganlah yang menjadi fokus untuk menyokong perekonomian kerajaan.
Terlebih lagi pada waktu Portugis masih berkuasa, dilakukan penyeragaman pertanian, yaitu menanam tanaman cengkih. Maka dari itu, hasilnya kemudian semakin berlimpah.
Harganya pun menjadi melambung tinggi karena kualitasnya bagus. Karena hal tersebut, Kerajaan Ternate semakin menancapkan kukunya sebagai kerajaan yang menguasai perdagangan rempah-rempah.
Sektor perdagangan memiliki kaitan yang erat dengan pelayaran. Tidak mengherankan jika sektor ini juga mendapatkan perhatian yang lebih dari Sultan Baabullah.
Sang sultan menetapkan peraturan yang memperketat keamanan di pelabuhan-pelabuhannya. Kapal-kapal dagang asing merasa aman untuk singgah di Ternate.
Selain itu, tidak ada lagi hak-hak istimewa yang diberikan kepada pedagang asing. Mereka semuanya diperlakukan dengan sama. Bahkan, sang raja memberi peraturan orang-orang tersebut harus melepaskan topi dan sepatu saat tiba di sini sebagai bentuk penghormatan dan menjaga sikap.
Baca juga: Informasi tentang Prasasti Bersejarah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Perlu Kamu Ketahui
Faktor-Faktor yang Menjadi Penyebab Runtuhnya Kerajaan Ternate
Nah sekarang, tibalah saatnya untuk membahas tentang hal-hal yang menjadi penyebab kemunduran Kerajaan Islam Ternate. Di bawah ini adalah penjelasannya.
1. Tidak Ada Penerus yang Cakap
Ketidakmampuan penerus untuk memimpin sepertinya menjadi faktor umum penyebab runtuhnya sebuah kerajaan, termasuk di Ternate. Setelah Sultan Baabullah meninggal dunia, tumpu kekuasaan kemudian jatuh ke tangan Said Barkati.
Namun sayang sekali, ia tidak memiliki pengaruh yang sama seperti ayahnya. Di masa inilah, kerajaan mulai mengalami kemunduran.
Penobatannya sebagai raja tersebut juga pada awalnya mendapatkan penolakan dari Mandar Syah. Ia adalah saudara tiri Baabullah yang mengklaim kalau dirinyalah yang berhak meneruskan tahta kerajaan.
Mengetahui hal tersebut, Sultan Said Barkati kemudian menyusun rencana licik. Rencananya berjalan dengan mulus dan ia berhasil menyingkirkan paman tirinya.
Nah, pada masa pemerintahannya ini, ia juga mendapatkan tekanan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah dari bangsa Spanyol yang ingin menguasai Maluku. Tidak tanggung-tanggung, mereka menjalin aliansi dengan Portugis.
Selain itu, Kaicili Tolu yang merupakan saudara Mandar Syah tidak terima dan ingin menuntut balas kematian saudaranya. Ia menyusun rencana untuk menggulingkan Sultan Said Barkati dengan bekerja sama dengan Spanyol dan Portugis.
Untuk menghadapi mereka, Sultan Said Barkati kemudian bekerjasama dengan pemimpin Mindanao. Sayang sekali usahanya gagal. Ia kemudian ditangkap oleh Spanyol dan kemudian dibuang ke Filipina.
2. Perseteruan dengan Kesultanan Tidore
Faktor lain yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Ternate adalah perseteruan dengan tetangga kerajaannya, yaitu Tidore. Pada mulanya, kerajaan ini memiliki hubungan yang sangat baik. Sayangnya, kedatangan bangsa asing menghancurkan itu semua.
Bangsa asing seperti Portugis dan Spanyol pada awalnya datang ke Maluku untuk mencari rempah-rempah. Namun kemudian, mereka menjadi serakah dan ingin memonopoli perdagangan.
Selanjutnya, Ternate bersekutu dengan Portugis. Sementara itu, Tidore bekerjasama dengan Spanyol. Masalah awalnya adalah karena persaingan perdagangan.
Nah dari situlah, masalah kemudian merembet ke perkara-perkara yang lain. Konflik terus saja terjadi pada masa pemerintahan penerus-penerusnya.
Menariknya, kedua kerajaan tersebut sempat akur kembali pada era pemerintahan Sultan Baabullah. Mereka bekerjasama dan akhirnya dapat mengusir Portugis ke Ambon di tahun 1575.
Namun setelah semuanya selesai, mereka kemudian saling bermusuhan kembali. Peristiwa tersebut dipicu oleh tindakan Sultan Tidore, yaitu Gapi Bangguna yang malah pergi ke Ambon untuk menemui Portugis di tahun 1576.
Sultan Tidore itu datang ke sana untuk menjalin kerjasama. Tujuannya adalah supaya Portugis membantunya untuk menghadapi Ternate dan perdagangan rempah dialihkan ke kerajaannya.
Bahkan, ia memberi izin Portugis untuk mendirikan benteng pada tahun 1578. Lalu di tahun 1582, Portugis bersekutu dengan Spanyol untuk melemahkan kekuatan Ternate.
Baca juga: Informasi Lengkap tentang Ken Arok, Sang Pendiri Kerajaan Singasari yang Punya Masa Lalu Kelam
3. Pendudukan Belanda
Faktor terakhir yang menjadi pemicu runtuhnya Kerajaan Ternate adalah karena pengaruh Belanda. Hal itu bermula dari Kerajaan Ternate yang merasa kewalahan karena menghadapi aliansi Portugis dan Spanyol.
Mereka pun terdesak dan akhirnya minta bantuan kepada Belanda. Karena bantuan terebut, kerajaan akhirnya dapat menahan gempuran. Namun tentu saja, bantuan yang diberikan itu tidaklah gratis.
Sebagai imbalannya, Kerajaan Ternate menandatangai kontrak monopoli perdagangan VOC. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 26 Juni 1607.
Di tahun yang sama, Belanda juga mendapatkan izin untuk membangun benteng pertahanan yang kemudian diberi nama Benteng Oranje. Dari sini, perlahan-lahan bangsa penjajah itu mulai menguasai Ternate.
Pengaruh Belanda menjadi semakin kuat. Mereka bisa dengan leluasa mempengaruhi sultan untuk mengeluarkan kebijakan yang pada akhirnya menyengsarakan rakyat.
Hal tersebut tentu saja menimbulkan ketidakpuasan dan kekecawaan yang teramat dalam di hati rakyat. Mereka tidak lagi mempercayai sang sultan. Setelah itu, timbullah pemberontakan-pemberontakan yang dikomandoi oleh bangsawan Ternate.
Baca juga: Hal-Hal yang Menjadi Penyebab Runtuhnya Kerajaan Pajajaran
Pemberontakan-Pemberontakan Melawan Belanda
Pada tahun 1641, raja muda Ambon yang bernama Salahakan Luhu memimpin perlawanan dengan menggempur pasukan Belanda yang berada di Maluku Tengah. Penyebabnya adalah karena Belanda melakukan penebangan pohon cengkih dan pala secara besar-besaran untuk mengontrol harganya yang murah.
Sayangnya, pemberontakan itu dapat dengan mudah diatasi. Sang pemimpin dan keluargnya ditangkap oleh Belanda. Mereka dieksekusi pada tahun tanggal 16 Juni 1643.
Pemberontakan selanjutnya terjadi pada tahun 1650. Para bangsawan, yaitu Pangeran Saidi, Majira, dan Kalamata berencana untuk menggulingkan Sultan Mandarsyah. Hal itu dikarenakan sang sultan selalu menuruti kemauan Belanda.
Pada awalnya, rencana mereka berhasil. Sultan Mandarsyah turun tahta kemudian digantikan oleh Sultan Manilha pada tahun 1650. Perseteruan pun menjadi semakin sengit.
Lima tahun kemudian, pemberontakan dari ketiga pangeran tersebut baru dapat diatasi. Pangeran Saidi disiksa hingga meninggal, sementara yang lainnya menjalani pengasingan. Belanda pun dapat memulihkan kedudukan Sultan Mandarsyah.
Sekitar tahun 1675, muncul kembali pemberontakan yang dipimpin oleh Sultan Sibori. Ia merasa sangat muak dengan perilaku Belanda yang semakin semena-mena.
Untuk menggalang kekuatan, ia kemudian bekerjasama dengan penguasa Mindanao, yaitu Datu Abdulrahman. Sayang sekali, usahanya itu tidak dapat berjalan dengan maksimal. Pasalnya, banyak daerah-daerah strategis untuk perlawanan sudah dikuasai oleh Belanda.
Sultan Sibori bersama dengan pasukannya tentu saja kalah. Mereka kemudian menyingkir ke Jailolo. Lalu di tahun 1683, sang sultan dipaksa untuk menandatangani sebuah perjanjian dengan Belanda.
Isinya yaitu supaya Ternate menjadi kerajaan yang bergantung pada Belanda. Inilah yang kemudian menandakan berakhirnya kedaulatan Kerajaan Ternate.
Setelah itu, sebenarnya masih ada beberapa pemberontakan lain. Namun, hasilnya kurang lebih sama. Mereka kalah melawan Belanda yang lebih unggul baik secara kekuatan militer dan persenjataan.
Baca juga: Bukti Peninggalan-Peninggalan Sejarah dari Kerajaan Gowa-Tallo, Serambi Mekah di Indonesia Timur
Sudah Menemukan Jawaban dari Penyebab Runtuhnya Kerajaan Islam Ternate?
Itulah dia beberapa faktor yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Ternate. Gimana? Semoga saja kamu sudah menemukan jawaban yang diinginkan, ya!
Nah, gimana kalau misalnya kamu ingin membaca informasi serupa mengenai kerajan-kerajaan lain di nusantara? Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir karena kamu dapat menemukannya di PosKata.
Tidak hanya tentang kerajaan-kerajaan bercorak Islam saja, lho. Akan tetapi juga, kerajaan bercorak Hindu atau Buddha seperti Majapahit, Tarumanegara, Singasari, dan masih banyak lagi. yuk, baca terus!