• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

PosKata

Inspirasi & Literasi Kata

  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
  • Home
  • Arti Nama
  • Inspirasi
  • Ruang Pena
  • Histori
  • Arti Kata
» Histori » Sejarah Kemerdekaan » Persiapan Kemerdekaan

Kronologi Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Penuh Perjuangan

Bagikan:
  • Facebook
  • Twitter
  • Whatsapp
  • Line
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia - Pengibaran Bendera
Sumber: Wikimedia Commons

Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Lantas, seperti apa kronologinya? Kalau ingin tahu lebih lanjut, kamu bisa menyimak selengkapnya lewat artikel proklamasi kemerdekaan Indonesia berikut.

Kamu mungkin sudah mengetahui fakta mengenai hari proklamasi kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Peristiwa bersejarah tersebut didorong oleh beberapa faktor sehingga terlaksana lebih awal dari yang direncanakan.

Salah satunya adalah karena pengeboman dua kota Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki. Kemudian, apa yang terjadi selanjutnya? Dapatkan ulasan lengkapnya di bawah ini.

Kamu tidak hanya akan menyimak mengenai peristiwa yang melatar belakangi proklamasi kemerdekaan Indonesia saja, tetapi juga beberapa fakta menarik lainnya. Daripada kebanyakan basa-basi, mending langsung dibaca saja, yuk!

Latar Belakang Pendorong Terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pesawat Sekutu Pesawat Sekutu
Sumber: Wikimedia Commons

Pasukan Sekutu menjatuhkan bom di Kota Hiroshima, Jepang pada tanggal 6 Agustus 1945. Kota tersebut dipilih karena merupakan kawasan padat penduduk, pusat tentara, dan pelabuhan penting yang terletak di tengah kota. Sekitar 130.000 orang tewas karena peristiwa tersebut.

Belum puas sampai di situ, tentara Sekutu menjatuhkan bom untuk yang kedua kalinya. Kali ini, di atas kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Korban jiwa yang jatuh juga cukup banyak meski tidak sepadat kota sebelumnya, yaitu sekitar 70.000 orang.

Akibat serangan mematikan tersebut, Jepang benar-benar kacau dan lemah. Berita mengenai serangan terhadap Jepang menyebar dengan cepat dan akhirnya sampai juga ke telinga Sutan Sjahrir dari golongan muda.

Setelah bertemu dengan anggota yang lain, ia kemudian ingin menemui Soekarno untuk mendesak agar Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaan. Dengan keadaan Jepang yang seperti itu, maka harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Akan tetapi, Soekarno, Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat sedang sedang berada di Dalat, Vietnam, untuk “menjemput kemerdekaan”.

Untuk yang belum tahu, golongan muda ini terdiri dari para pemuda yang ingin mewujudkan kemerdekaan tanpa bantuan Jepang. Selain Sutan Sjahrir, tokoh yang termasuk golongan muda adalah Chairul Saleh, Wikana, Sukarni, Adam Malik, Sayoko, dan Syarif Thayeb.

Sementara itu, golongan tua adalah para tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan dengan mengikuti alur yang telah ditetapkan oleh Jepang. Mereka adalah Soekarno, Hatta, Achmad Soebardjo, Kiai Haji Mas Mansyur, dan lain-lain.

Baca juga: Ulasan Tentang Sejarah Romusha: Kerja Paksa Rakyat Indonesia pada Zaman Penjajahan Jepang

Pergi ke Dalat

Seperti yang telah kamu baca di atas, Soekarno-Hatta dan dr. Radjiman bertolak ke Dalat secara rahasia pada tanggal 8 Agustus 1945. Rombongan tersebut baru tiba di sana pada tanggal 11 Agustus 1945.

Pada tanggal 12 Agustus 1945, ketiga perwakilan dari Indonesia tersebut kemudian bertemu dengan pemimpin militer tertinggi Jepang, yaitu Marsekal Terauchi. Menurut sebuah sumber, Terauchi mengakui kekalahan Jepang dan akan menghadiahkan kemerdekaan pada Indonesia.

Akan tetapi, laki-laki petinggi Jepang itu menyarankan proklamasi kemerdekaan setidaknya tanggal 24 Agustus 1945. Dengan berbagai pertimbangan, Soekarno, Hatta, dan dr. Radjiman pun menyetujuinya.

Pada saat pertemuan ini, Terauchi juga meresmikan pembentukan PPKI dengan menunjuk Soekarno sebagai ketua dan Hatta sebagai wakilnya. Sebelumnya, lembaga kepanitiaan tersebut sudah terbentuk pada tanggal 7 Agustus 1945.

Peresmian ini semakin meyakinkan golongan tua kalau Jepang akan benar-benar memberikan kemerdekaan. Maka dari itu, mereka tidak sabar untuk segera memberitahukan kabar bahagia ini kepada rakyat.

Baca juga: Sejarah Singkat tentang Terbentuknya VOC, Persekutuan Dagang Milik Belanda

Pertentangan Antara Golongan Muda dan Tua

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia - Sutan Sjahrir Sutan Sjahrir
Sumber: Wikimedia Commons

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Soekarno, Mohammad Hatta, dan dr. Radjiman Wedyodiningrat akhirnya tiba di tanah air. Mengetahui kepulangan tersebut, Sutan Sjahrir kemudian bergegas untuk bertemu dengan mereka.

Ia mendesak agar golongan tua segera melakukan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Karena menurut pandangan golongan muda, kemerdekaan adalah hak Indonesia yang sudah seharusnya tidak bergantung pada bangsa lain.

Dirinya juga menganggap pertemuan dengan petinggi Jepang itu sebagai tipu muslihat semata. Akan tetapi, golongan tua tidak serta merta mengiyakan hal tersebut karena tidak mau kalau terlalu gegabah.

Selain itu, Soekarno sendiri juga masih belum yakin jika Jepang benar-benar menyerah pada Sekutu. Apabila tetap memaksakan, ia takut akan ada pertumpahan darah lagi, terlebih jika pejuang belum siap.

Dengan tegas, Soekarno mengatakan bahwa urusan memproklamasikan kemerdekaan adalah urusan PPKI. Di lain pihak, golongan muda benar-benar merasa ragu dengan lembaga bentukan Jepang itu.

Baca juga: Informasi tentang Prasasti Bersejarah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Perlu Kamu Ketahui

Jepang Resmi Menyerah kepada Sekutu

Pada tanggal 14 Agustus 1945, secara resmi Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Kabar yang tersiar cepat melalui siaran radio ini pun terdengar oleh golongan muda. Karena peristiwa ini, mereka kemudian semakin mendesak golongan tua untuk segera melaksanakan proklamasi.

Namun lagi-lagi, desakan tersebut tidak terlalu mengubah banyak keadaan. Soekarno berkata akan menentukan hasilnya setelah rapat PPKI yang akan terselenggara pada tanggal 16 Agustus 1945.

Golongan muda tentu saja tidak puas dengan jawaban tersebut. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha sendiri, bukan semata-mata hadiah dari Jepang.

Pada tanggal 15 Agustus 1945, Soekarno-Hatta pergi ke kantor penguasa militer Jepang untuk mendapatkan konfirmasi mengenai penyerahan secara resmi itu. Sayangnya, kantor tersebut kosong tidak ada orang.

Selanjutnya bersama dengan Achmad Soebardjo, mereka pergi menemui Laksamana Muda Maeda. Tidak banyak hal yang bisa dikatakan oleh Maeda. Laki-laki tersebut juga belum mendapatkan konfirmasi dari pusat.

Baca juga: Informasi Lengkap tentang Ken Arok, Sang Pendiri Kerajaan Singasari yang Punya Masa Lalu Kelam

Peristiwa Rengasdengklok

Achmad Soebardjo Achmad Soebardjo
Sumber: Wikimedia Commons

Sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia juga diwarnai dengan peristiwa Rengasdengklok. Lantas, apa itu peristiwa Rengasdengklok? Itu adalah kejadian di mana golongan muda “menculik” Soekarno-Hatta beserta keluarganya agar tidak mendapatkan pengaruh dari Jepang.

Kronologinya bermula dari Wikana dan Darwis dari golongan muda pergi menemui Soekarno pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 22.00. Mereka mendesak supaya proklamasi dilakukan esok hari. Kedua belah pihak sempat terlibat pertentangan yang cukup sengit.

Akan tetapi, Soekarno tetap teguh pada pendirian bahwa semua keputusannya menunggu rapat PPKI tanggal 16 Agustus. Perwakilan golongan muda pulang dengan tangan hampa. Selanjutnya, mereka mengadakan rapat.

Hasilnya adalah mereka akan mengamankan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Tepatnya, di rumah Jiauw Ki Song, seorang keturunan Tionghoa. Pengamanan kedua tokoh tersebut berjalan sangat lancar karena mendapatkan pengawalan dari prajurit PETA, yaitu Latief Hendraningrat.

Perundingan Antara Golongan Muda dan Tua

Sidang PPKI yang semula akan diselenggarakan pada tanggal 16 Agustus 1945 batal. Hal tersebut karena Soekarno-Hatta tidak muncul pada waktu yang telah ditentukan.

Tak berapa lama, Achmad Soebardjo mendapatkan berita dari Sudiro mengenai penculikan yang dilakukan oleh golongan muda terhadap dua tokoh penting Indonesia tersebut. Karena benar-benar tidak memiliki gambaran mengenai keberadaan Soekarno-Hatta, akhirnya ia meminta bantuan Maeda.

Setelah mengetahui apa yang terjadi, pejabat Jepang tersebut bersedia membantu mencari. Maeda memang orang Jepang, tetapi ia sangat mendukung perjuangan Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Dari kediaman Maeda, Achmad Soebardjo kemudian pergi menemui para pemuda ke markas mereka di Jalan Prapatan Gambir 59. Setibanya di sana, ia bertemu dengan Wikana dan kemudian mengajaknya untuk berunding.

Semula, perundingan berjalan dengan begitu alot. Akhirnya, ia berhasil meyakinkan para pemuda dan membujuk mereka untuk memberi tahu keberadaan Soekarno-Hatta. Sekitar pukul 16.00, Achmad Soebardjo, Soediro, bersama Jusuf Kunto sebagai perwakilan golongan muda pun berangkat ke Rengasdengklok.

Baca juga: Prasasti-Prasasti Peninggalan yang Menjadi Bukti Eksistensi Kerajaan Mataram Kuno

Penjemputan Soekarno-Hatta

Dengan penjemputan Soekarno-Hatta ini, proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi semakin dekat. Ketiga orang itu tiba di Rengasdengklok ketika hari sudah senja.

Mereka juga tidak langsung dapat bertemu dengan Soekarno-Hatta. Terlebih dahulu, Achmad Soebardjo harus bertemu dengan Mayor Subeno, Komandan Peta Rengasdengklok, untuk berdiskusi sejenak mengenai jaminan terlaksananya proklamasi.

Mayor Subeno awalnya menginginkan proklamasi pada hari itu juga. Permintaan tersebut tentu saja ditolak mentah-mentah oleh Soebardjo karena tidak masuk akal.

Selanjutnya, Soebardjo menawarkan untuk pembacaan proklamasi keesokan harinya, yaitu tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Karena mengambil tanggung jawab penuh atas hal tersebut, Mayor Subeno pun mempercayainya.

Akhirnya, ia dipertemukan kembali dengan Soekarno-Hatta beserta keluarga dan kemudian bersiap-siap pulang ke Jakarta. Mereka berangkat sekitar pukul 21.00 malam dan baru tiba hampir tengah malam.

Baca juga: Informasi tentang Sin Po: Surat Kabar yang Tak Takut Memberitakan Perjuangan Indonesia

Penyusunan Teks Proklamasi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia - Teks Proklamasi Tulisan Tangan Teks Proklamasi Tulisan Tangan
Sumber: Wikimedia Commons

Setibanya di Jakarta, Soekarno-Hatta pergi menemui Mayor Jenderal Otoshi Nishimura dengan di antar oleh Maeda. Di sana, sang jenderal kemudian berkata kalau mendapatkan perintah dari Tokyo untuk mempertahankan status quo. Selama dalam status tersebut, artinya tidak boleh melakukan proklamasi.

Hal tersebut tentu saja membuat dua tokoh perjuangan Indonesia itu kecewa dan marah. Mereka juga menyindir Nishimura karena ingkar janji. Karena pada pertemua di Dalat, pihak Jepang sudah bersedia memberikan kemerdekaan. Ia juga meminta pada jenderal itu untuk tidak ikut campur dan menghalang-halangi PPKI.

Tak berapa lama, mereka kemudian pergi dari sana dan kembali ke rumah Laksamana Maeda. Mengapa kediaman milik Maeda dipilih untuk penyusunan teks proklamasi? Alasannya adalah rumahnya tidak akan mendapatkan pemeriksaan dari tentara Jepang.

Setibanya di tempat tersebut, sudah ada beberapa orang baik anggota PPKI maupun golongan muda. Kemudian yang menyusun teksnya adalah Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo.

Mereka melakukannya di ruang makan Maeda sekitar pukultiga pagi. Sementara itu, yang lainnya menjadi saksi. Menurut tulisan Achmad Soebardjo dalam biografinya, ia dan Hatta menyumbangkan ide secara lisan dan Soekarno yang menuliskan konsepnya.

Ketika semua sudah selesai, ketiga tokoh itu meminta mereka semua yang hadir untuk menandatangani teks proklamasi. Namun, usulan itu pada awalnya ditolak mentah-mentah oleh golongan muda.

Untuk menghindari adanya perdebatan lagi, Sukarni akhirnya mengusulkan agar yang menandatangani Soekarno dan Hatta saja sebagai wakil bangsa Indonesia. Semua yang hadir menyetujui usulan tersebut. Selanjutnya, teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik.

Baca juga: HEIHO: Organisasi Pembantu Tentara Jepang yang Turut Diterjunkan ke Perang Asia Pasifik

Isi Teks Proklamasi

Teks proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia ada dua versi. Yang pertama adalah tulisan tangan Soekarno dan satunya sudah berupa ketikan. Secara garis besar isinya sama, hanya ada beberapa perbedaan kata yang tidak terlalu signifikan.

a. Teks Proklamasi Tulisan Tangan Soekarno

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesi
Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan
dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17-8-’05
Wakil2 bangsa Indonesia.

b. Teks Proklamasi setelah Mengalami Perubahan

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., di-
selenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang se-
singkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Lantas, mengapa penggunaan tahunnya ’05 dan bukan 45? Hal tersebut dikarenakan 05 merupakan penulisan singkat tahun 2605. Pada waktu itu, penggunaan tahun memang menyesuaikan penanggalan Jepang.

Baca juga: Ulasan Lengkap tentang Peninggalan Sejarah yang Berharga dari Kerajaan Mataram Islam

Terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Soekarno Sumber: Wikimedia Commons

Peristiwa bersejarah bangsa Indonesia, yaitu pembacaan teks proklamasi kemerdekaan mulai sekitar pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Jakarta. Tepatnya, berada di kediaman milik Soekarno.

Semula, acara akan berlangsung di Lapangan Ikada. Akan tetapi, di sana banyak sekali tentara Jepang yang bersiaga. Maka dari itu, rencana pun berubah.

Sebelum membacakan teks proklamasi, terlebih dahulu Soekarno memberikan pidato singkat. Intinya adalah setelah bertahun-tahun mengalami penjajahan, akhirnya dapat meraih kemerdekaan yang menjadi cita-cita bersama.

Setelah pembacaan berlangsung, acara kemudian dilanjutkan dengan pengibaran Sang Saka Merah Putih. Bendera tersebut dijahit oleh Fatmawati Soekarno.

Awalnya, para tokoh meminta Trimurti, seorang wartawan pergerakan, untuk mengibarkan bendera. Akan tetapi, wanita itu berujar kalau pengerekan bendera dilakukan oleh prajurit.

Akhirnya, Latief Hendraningrat dan Soehoed yang terpilih. Pengibaran bendera tersebut diiringi dengan lantunan lagu Indonesia Raya.

Usai kegiatan proklamasi kemerdekaan Indonesia, ada sekitar 100 anggota Barisan Pelopor yang terlambat datang karena perubahan lokasi. Mereka meminta untuk mengadakan pembacaan ulang. Namun, Soekarno menolak permintaan tersebut. Pasalnya, proklamasi hanya akan berlangsung sekali saja.

Beberapa saat kemudian, beberapa pejabat tinggi Jepang datang menemui Soekarno. Mereka awalnya ingin mencegah proklamasi kemerdekaan Indonesia, namun terlambat.

Selanjutnya, mereka meminta untuk melakukan pembatalan. Permintaan tersebut jelas ditolak karena proklamasi sudah terjadi. Utusan pemerintah Jepang pergi dengan tangan kosong.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat dengan Sosok Sultan Suriansyah, Pendiri dari Kerajaan Banjar

Penyebaran Berita Mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sudah berjalan dengan baik. Selanjutnya, yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menyiarkan kabar bahagia ini kepada seluruh rakyat.

Keadaan pada waktu itu bisa dikatakan masih belum stabil. Pasukan Jepang menjaga dengan ketat kantor-kantor penyiaran radio. Hal itu berlaku mulai tanggal 15 Agustus 1945, sejak berita Jepang menyerah kalah pada Sekutu.

Saluran dalam negeri hanya untuk menyiarkan acara hiburan. Sementara itu, saluran radio luar negeri sudah bener-benar dilarang. Para pejuang kemudian memutar otak untuk memikirkan bagaimana caranya supaya menyiarkan secara luas.

Kemudian, ada salah seorang wartawan kantor Domei bernama Sjachrudin yang nekad menembus pertahanan pasukan dan masuk ke ruangan penyiaran. Ia kemudian berdiskusi dengan Jusuf Ronodipuro di bagian teknik penyiaran. Hasilnya adalah mereka akan menggunakan siaran luar negeri yang sudah tak terpakai.

Jusuf Ronodipuro membacakan teks proklamasi sekitar pukul tujuh malah. Selanjutnya, Soeprapto membacakan teks dalam bahasa Inggris. Berita pun mengudara dan bisa dengan cepat tersebar.

Orang-orang yang kebetulan mendengarkan siaran radio lalu membantu menyebarkan pernyataan proklamasi tersebut. Selain menggunakan saluran radio, mereka juga menggunakan telepon dan pegawai Pos Telegram untuk menyebarkan peristiwa sejarah itu.

Penyebaran proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak bisa langsung merata mengingat kondisi wilayah yang begitu luas. Pasalnya, ada rakyat yang bisa saat itu juga mendapatkan informasinya. Akan tetap, ada pula yang mengetahuinya beberapa minggu kemudian.

Baca juga: Sistem Tanam Paksa yang Diberlakukan pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia

Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia - Teks Proklamasi Ketikan Sayuti Melik Teks Proklamasi Ketikan Sayuti Melik
Sumber: Wikimedia Commons

Tadi kamu sudah menyimak ulasan mengenai kronologi peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia, kan? Nah selanjutnya, berikut ini ada ulasan singkat mengenai makna dari proklamasi itu sendiri.

1. Menjadi Tonggak Sejarah

Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah penegasan mengenai perjuangan untuk tetap mempertahankan martabat bangsa. Sebuah tonggak sejarah yang menjadi akhir dari penderitaan bangsa di bawah kungkungan bangsa asing. Dengan mengumandangkan proklamasi, Indonesia pun menjadi negara yang bebas dan merdeka.

2. Kemerdekaan Secara De Facto

Sebuah negara baru akan dinyatakan secara resmi sebagai negara setelah mendapatkan pengakuan kedaulatan secara de facto. Untuk yang belum tahu, de facto merupakan pengakuan yang dapat dinyatakan secara fakta. Dengan adanya proklamasi, Indonesia menyatakan pada dunia telah merdeka.

Bangsa ini pun bisa mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain. Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia adalah Mesir. Setelah mendapatkan pengakuan de facto, selanjutnya menyusul pengakuan secara hukum atau de jure.

3. Kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesia

Peristiwa bersejarah ini juga merupakan langkah awal terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun memiliki perbedaan suku, agama, maupun ras, Indonesia tetap menjadi sebuah kesatuan yang utuh.

Baca juga: Kronologi Sejarah Perang Padri: Perang Saudara yang Berubah Menjadi Peperangan Melawan Penjajahan Belanda

Ulasan Lengkap tentang Kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Demikianlah tadi informasi lengkap mengenai runtutan peristiwa yang terjadi sebelum dan pada masa tibanya proklamasi kemerdekaan Indonesia. Benar-benar berat sekali perjuangan bangsa ini pada waktu itu, ya?

Untuk itu sebagai generasi penerus, jangan sia-siakan perjuangan mereka. Salah satu hal yang dapat kamu lakukan adalah dengan tetap menjaga persatuan dengan menjaga toleransi dalam hidup berdampingan dengan saudara-saudara yang berbeda suku, agama, maupun ras.

Oh iya, selain mengenai penjajahan atau masa kemerdekaan, kamu juga dapat menemukan artikel menarik mengenai kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia, lho. Contohnya adalah Kerajaan Majapahit, Banjar, Gowa-Tallo, dan masih banyak lagi. Baca terus, yuk!

← Sejarah dan Tujuan Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Informasi Lengkap tentang Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia →

TIM DALAM ARTIKEL INI

Penulis
Errisha Resty

Errisha Resty, lebih suka dipanggil pakai nama depan daripada nama tengah.  Lulusan Universitas Kristen Satya Wacana jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang lebih minat nulis daripada ngajar. Suka nonton drama Korea dan mendengarkan BTSpop 24/7.

Editor
Elsa Dewinta

Elsa Dewinta adalah seorang editor di Praktis Media. Wanita yang memiliki passion di dunia content writing ini merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret jurusan Public Relations. Baginya, menulis bukanlah bakat, seseorang bisa menjadi penulis hebat karena terbiasa dan mau belajar.

Sidebar Utama

Artikel Terkait

Persiapan Kemerdekaan

  • Sejarah Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
  • Sejarah dan Tujuan Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
  • Informasi Lengkap tentang Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Persyaratan Penggunaan
  • Kebijakan Privasi

Copyright © 2023 PosKata.com Praktis Media Network. All Rights Reserved.