
Apa sajakah persiapan-persiapan yang dilakukan oleh para tokoh dan rakyat Indonesia sehingga akhirnya dapat meraih kemerdekaan? Kalau penasaran ingin mengetahui jawabannya, kamu bisa langsung membacanya di bawah ini.
Bangsa Indonesia sudah dijajah oleh bangsa asing selama ratusan tahun. Ketika ada kesempatan, tak ayal rakyat ingin segera menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Dengan diwakili oleh tokoh-tokoh pejuang, Indonesia melakukan persiapan untuk meraih kemerdekaan yang kronologi lengkapnya dapat disimak lewat artikel berikut.
Ketika kedudukan Jepang semakin melemah di Perang Pasifik, para pejuang mendesak agar pihak Jepang segera memberikan kemerdekaan untuk Indonesia. Permintaan itu disetujui asalkan sebagai timbal baliknya rakyat mau membantu pasukan Jepang melawan Sekutu.
Langkah paling awal dari persiapan kemerdekaan Indonesia adalah pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Lantas, apa yang terjadi selanjutnya? Daripada semakin penasaran, mending langsung cek saja, yuk!
Sejarah Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
BPUPKI resmi bubar setelah dianggap berhasil menjalankan tugasnya. Setelah itu, pemerintah Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau yang disingkat PPKI.
Sejarah dan Tujuan Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
Pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang membentuk sebuah lembaga untuk mempersiapakan kemerdekaan Indonesia. Namanya adalah Dokuritsu Junbi Cosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan ...
Kronologi Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang Penuh Perjuangan
Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945. Lantas, seperti apa kronologinya? Kalau ingin tahu lebih lanjut, kamu bisa menyimak selengkapnya lewat artikel ...
Informasi Lengkap tentang Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
Kamu mungkin sudah mengetahui mengenai fakta bahwa Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Namun, apakah kamu pernah merasa penasaran mengenai bagaimana sejarah lahirnya Pancasila ...
Kronologi Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia
Sumber: Wikimedia Commons
Berikut ini akan diulas secara runtut mengenai kronologi kemerdekaan Indonesia, mulai dari persiapan awal hingga pembacaan teks proklamasi.
Pembentukan BPUPKI
Peristiwa yang melatarbelakangi Jepang memberikan kemerdekaan untuk Indonesia adalah karena posisi mereka di Perang Pasifik semakin terdesak. Mereka membutuhkan pasukan tambahan untuk bertahan. Salah satu cara untuk menarik dukungan dan simpati rakyat adalah dengan memberikan apa yang diminta, yaitu kemerdekaan.
Sesuai apa yang telah dijanjikan, pemerintah Jepang lalu membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945. Pembentukan tersebut diumumkan oleh Jenderal Kumakichi Harada. Namun, peresmian lembaga tersebut baru terjadi pada tanggal 29 April 1945 pada saat perayaan ulang tahun Kaisar Hirohito.
Pemerintah Jepang kemudian menunjuk Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat sebagai ketua BPUPKI. Kemudian yang dijadikan pendamping atau wakil ketua adalah Raden Pandji Soeroso dan Icibangase Yosio.
Secara keseluruhan, anggota BPUPKI terdiri dari 67 orang. Anggota aktif yang merupakan tokoh pergerakan nasional berjumlah 60. Sementara itu, tujuh orang lainnya merupakan anggota khusus yang berasal dari militer Jepang. Anggota istimewa tersebut tidak memiliki hak suara dan hanya menjadi pengamat saja.
Baca juga: Ulasan Tentang Sejarah Romusha: Kerja Paksa Rakyat Indonesia pada Zaman Penjajahan Jepang
Sidang BPUPKI I dan II
BPUPKI mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Maret sampai 1 Juni 1945. Agendanya adalah untuk merumuskan dasar negara, bentuk negara, serta filsafat negara. Sebelum rapat dimulai, diadakan terlebih dahulu pelantikan anggota secara resmi.
Selama rapat tersebut, para anggotanya belum mendapatkan kesepakatan mengenai perumusan dasar negara Republik Indonesia yang pas dan mewakili semua lapisan masyarakat. Maka dari itu, dibentuklah Panita Sembilan yang ditugaskan secara khusus untuk membahas dasar negara.
Panitia Sembilan diketuai oleh Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Sementara itu, anggota yang lain adalah Ahcmad Soebadjo, Mohammad Yamin, Kiai Haji Abdul Wahid Hasyim, Abdoel Kahar Moezakir, dan Raden Abikusno Tjokrosoejoso.
Rumusan yang diajukan oleh Panitia Sembilan kemudian dibahas oleh semua anggota yang menghadiri sidang BPUPKI II yang berlangsung pada tanggal 10 Juli hingga 17 Juli 1945. Agenda dari sidang tersebut adalah membahas tentang wilayah, kewarganegaraan, rancangan undang-undang dasar, ekonomi, dan pendidikan.
Karena hal yang dibahas dalam rapat tersebut cukup banyak, anggota BPUPKI kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Akan tetapi, pada waktu itu masih terjadi perdebatan mengenai isi dari Piagam Jakarta yang memuat dasar negara. BPUPKI resmi dibubarkan pada tanggal 7 Agustus 1945 karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Baca juga: Bukti Peninggalan-Peninggalan Sejarah dari Kerajaan Gowa-Tallo, Serambi Mekah di Indonesia Timur
Pembentukan PPKI
Sumber: Wikimedia Commons
Persiapan kemerdekaan Indonesia selanjutnya adalah dengan membentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Kali ini, Ir. Soekarno yang ditunjuk oleh pemerintah Jepang untuk menjadi ketuanya.
Sementara itu, anggotanya bisa dibilang lebih sedikit, yaitu hanya 21 orang saja. Mereka ini diambil dari perwakilan-perwakilan daerah seperti Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Sunda Kecil, Maluku dan etnis Tionghoa.
PPKI resmi dibentuk pada tanggal 9 Agustus 1945 setelah membubarkan BPUPKI. Peresmiannya sendiri dilakukan di Vietnam dengan Jenderal Terauchi yang memimpin pelantikan.
Adapun tugas dari PPKI adalah melanjutkan program kerja dari lembaga sebelumnya. Salah satunya adalah meresmikan pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
Ketika lembaga ini terbentuk, keinginan golongan muda atau terpelajar untuk mendapatkan kemerdekaan sudah tidak terbendung lagi. Mereka bahkan menginginkan kalau proklamasi segera dilaksanakan tanpa kemiliteran harus campur tangan.
Akan tetapi, ide ini ditolak oleh golongan tua yang tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan. Untuk meredam gejolak tersebut, Jenderal Terauchi kemudian memberikan pengumuman kalau Indonesia akan mendapatkan kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus 1945.
Namun, sebelum kemerdekaan yang dijanjikan terlaksana, Jepang terlebih dahulu mendapatkan serangan telak dari Sekutu. Dua kotanya, yaitu Hiroshima dan Nagasaki luluh lantah. Kejadian inilah yang kemudian membuat Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Baca juga: Informasi Lengkap tentang Ken Arok, Sang Pendiri Kerajaan Singasari yang Punya Masa Lalu Kelam
Peristiwa Rengasdengklok
Berita mengenai kekalahan Jepang tersebut akhirnya sampai juga ke telinga Soetan Sjahrir. Ia mendengar peristiwa itu lewat radio kemudian menyampaikannya kepada Soekarno-Hatta.
Agaknya, tanggapan dari kedua orang itu tidak sesuai dengan apa yang Soetan Sjahrir harapkan. Laki-laki itu mewakili golongan muda mendesak agar mereka segera memproklamasikan kemerdekaan.
Sementara itu, Soekarno-Hatta (golongan tua) lebih memilih menunggu kepastian mengenai kabar tersebut karena tidak mau salah langkah. Mereka lalu memutuskan untuk mengadakan rapat pada tanggal 16 Agustus 1945 bersama PPKI dan menanti kabar terbaru dari Dai Nippon.
Golongan muda semakin gusar akan hal tersebut. Mereka ingin agar bangsa Indonesia segera menyatakan kemerdekaan sebelum Jepang ikut campur tangan lagi. Lagi pula, mereka berpikir bahwa kemerdekaan adalah hak rakyat yang sudah sepatutnya tidak harus bergantung pada pihak lain.
Baca juga: Masa Kejayaan dan Faktor yang Menjadi Penyebab Runtuhnya Kerajaan Islam Ternate
Sebuah Resolusi
Pada tanggal 15 Agustus, golongan muda kembali mengutus anggotanya untuk menemui Soekarno-Hatta. Namun rupanya, hal tersebut sia-sia belaka karena kedua orang itu tetap teguh pada pendirian untuk tidak gegabah meproklamasikan kemerdekaan.
Karena tidak ada cara lain, para pemuda itu kemudian “mengamankan” Soekarno-Hatta bersama keluarganya ke Rengasdengklok pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Mereka menjauhkan kedua tokoh itu supaya tidak dipengaruhi oleh Jepang.
Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan rapat yang akan dilakukan anggota PPKI. Golongan muda sepertinya kurang suka dengan lembaga tersebut karena itu adalah buatan Jepang.
Sementara itu di lain tempat, Achmad Soebarjo selaku perwakilan golongan tua mencoba menemui Wikana dari golongan muda untuk berdiskusi. Pembicaraan tersebut pada awalnya berjalan agak alot.
Akan tetapi, pada akhirnya mereka sepakat kalau deklarasi proklamasi akan diselenggarakan di Jakarta. Setelah itu, para tokoh tersebut kemudian pergi ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno-Hatta dan membawa mereka kembali ke Jakarta.
Baca juga: Informasi tentang Fujinkai: Organisasi Perempuan yang Dibentuk pada Masa Penjajahan Jepang
Proklamasi
Sumber: Wikimedia Commons
Persiapan kemerdekaan Indonesia selanjutnya adalah menyusun teks proklamasi. Hal tersebut dilaksanakan sesaat setelah Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.
Pada mulanya, kedua tokoh ini masih menyempatkan diri untuk menemui Mayor Jenderal Nishimura mengenai kemerdekaan Indonesia. Namun, jawaban yang diperoleh tidak memuaskan. Sang jenderal malah menyuruh mereka untuk tidak boleh mengubah keadaan politik di Indonesia.
Soekarno-Hatta kemudian pergi ke rumah Laksamana Tadashi Maeda. Maeda memang orang Jepang, akan tetapi ia mendukung perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan, ia memperbolehkan para pejuang untuk menyusun teks proklamasi di rumahnya dan menjamin keselamatan mereka.
Di salah satu ruangan milik Maeda, Seokarno, Hatta, Ahmad Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Melik kemudian berunding untuk membuat teks proklamasi. Sesuai dengan kesepakatan bersama, isi naskah proklamasi yang disetujui adalah yang diambil dari alinea ketiga rencana pembukaan UUD.
Isi Teks Proklamasi
Ada dua versi naskah proklamasi. Yang pertama adalah yang tulisan tangan Soekarno dan yang diketik oleh Sayuti Melik.
Naskah tulisan tangan berbunyi:
Proklamasi
Kami, bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal² jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-’05.
Wakil² bangsa Indonesia.
Sementara itu, versi yang ditulis oleh Sayuti Melik adalah:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja.
Djakarta,
hari 17
boelan 8
tahoen 05
Atas nama
bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
Baca juga: Budi Utomo: Organisasi Pergerakan Nasional Pertama di Indonesia
Pembacaan Naskah Proklamasi
Persiapan untuk mengumandangkan kemerdekaan Republik Indonesia telah usai. Soekarno mewakili bangsa Indonesia kemudian membacakan teks proklamasi.
Semula, pembacaan rencananya akan dilakukan di Lapangan Ikada. Namun ternyata, banyak tentara Jepang yang berada di sana sehingga situasi menjadi kurang kondusif. Akhirnya, pembacaan dilakukan di rumah milik Soekarno yang berada di Jalan Pegangsaan Timur No 56.
Acara pembacaan teks proklamasi berlangsung pada pukul 10.00. Kegiatan tersebut kemudian berlanjut dengan pengibaran bendera Merah Putih. Yang melakukan pengibaran adalah Latief Hendraningrat, Soehoed, dan S.K. Trimurti.
Setelah kegiatan selesai, rupanya ada sekitar 100 anggota Barisan Pelopor yang datang terlambat karena mengetahui informasi mengenai perubahan lokasi. Mereka pun meminta Seokarno untuk membacakan ulang.
Namun, permintaan itu ditolak karena pembacaan hanya berlangsung satu kali saja. Sebagai gantinya, Hatta kemudian memberikan amanat singkat kepada mereka.
Tak berapa lama, datanglah beberapa pejabat tinggi Jepang untuk menemui Soekarno. Rupanya mereka membawa kabar dari pemerintahan Jepang yang berisi pelarangan kegiatan proklamasi.
Dengan tegas dan tenang, proklamator Indonesia itu menjawab kalau proklamasi telah terjadi. Karena tidak ada yang dapat dilakukan lagi, akhirnya utusan pemerintah Jepang itu pergi dari sana.
Baca juga: Kronologi Terjadinya Agresi Militer Belanda 1: Usaha untuk Kembali Menguasai Indonesia
Penyiaran Berita tentang Proklamasi
Sumber: Wikimedia Commons
Segala usaha dan persiapan untuk melakukan proklamasi sudah berjalan dengan lancar. Masalah selanjutnya yang terjadi adalah bagaimana menyiarkan kabar tersebut ke seluruh penjuru daerah.
Pada waktu itu, kantor-kantor penyiaran radio mendapatkan pengawalan yang ketat dari pasukan Jepang. Hal tersebut terjadi mulai tanggal 15 Agustus 1945 setelah penyataan Jepang kalah dari Sekutu.
Bangsa asing itu melarang penyiaran radio dari saluran luar. Sementara saluran dalam negeri hanya boleh menyiarkan acara-acara hiburan saja.
Hingga kemudian, salah seorang wartawan kantor berita Domei, yaitu Sjachrudin, berhasil menembus pertahanan pasukan dan masuk ke ruang penyiar. Apa yang dilakukannya ini tentu saja tidak akan mudah karena seluruh saluran dipantau oleh Jepang.
Setelah itu, laki-laki tersebut melakukan perundingan dengan orang-orang di bagian teknik penyiaran. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menggunakan siaran luar negeri yang sudah tidak digunakan.
Pada pukul tujuh malam, teks proklamasi yang asli dibacakan oleh Jusuf Ronodipuro. Sementara itu, terjemahan dalam bahasa Inggris dibacakan oleh Soeprapto.
Dengan cepat, berita mengenai proklamasi pun mengudara. Orang-orang yang mendengarkannya pun ikut membantu menyebarkan berita tersebut. Selain melalui radio, cara lain yang digunakan untuk penyebaran adalah lewat pegawai Pos Telegram dan Telepon.
Karena wilayah Indonesia sangat luas, penyebarannya tentu saja memakan waktu. Ada yang mendapatkan berita pada saat itu juga, tapi ada yang beberapa minggu kemudian.
Baca juga: Informasi tentang Sin Po: Surat Kabar yang Tak Takut Memberitakan Perjuangan Indonesia
Sudah Puas Menyimak Kronologi Persiapan Kemerdekaan dan Pelaksaan Proklamasi di Atas?
Itulah tadi ulasan lengkap mengenai kronologi persiapan kemerdekaan Republik Indonesia beserta pelaksanaannya yang dapat kamu simak di sini. Perjuangan para pendahulu untuk menggapai kemerdekaan memang tidak main-main. Maka dari itu, mari jaga selalu kemerdekaan Indonesia dengan semangat persatuan.
Nah di PosKata, kamu tidak hanya bisa menemukan artikel mengenai zaman kemerdekaan atau penjajahan saja. Kalau misalnya ingin mencari informasi mengenai sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia, kamu juga dapat menemukannya di sini. Jadi tunggu apa lagi? Baca terus, ya!