Apakah kamu sedang mencari informasi tentang kejayaan dan juga hal-hal yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno? Jika iya, tidak perlu bingung mencarinya ke mana-mana lagi karena kamu bisa langsung menyimaknya pada artikel berikut ini.
Kesultanan yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah ini merupakan kerajaan bercorak Islam yang sangat berjaya di ujung Pulau Sumatra. Wilayahnya taklukkannya pun sangat luas di sepanjang pantai pulau tersebut. Lantas, apakah yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Aceh tersebut?
Ada beberapa faktor yang menjadi pemicunya. Banyak yang mengatakan kalau penyebabnya adalah perebutan kekuasaan oleh para penerusnya. Namun, ada pula yang mengatakan kalau salah satu alasannya adalah kekuatan penjajah yang semakin kuat. Manakah yang benar?
Kalau kamu penasaran dengan jawaban dari faktor penyebab yang sebenarnya, maka kamu harus membaca artikel berikut ini sampai habis. Tak hanya penyebab keruntuhannya saja, tapi kamu juga akan menyimak informasi tentang masa kejayaan kerajaan tersebut. Tunggu apalagi? Yuk, langsung saja dibaca!
Masa Kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam
Sebelum mengalami keruntuhan, sebuah kerajaan pasti pernah menikmati masa kejayaannya. Hal itu juga berlaku untuk Kerajaan Aceh Darussalam. Ulasan lengkapnya bisa kamu simak berikut:
Faktor Pendorong Kejayaan
Kerajaan Aceh Darussalam mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Ia memang dikenal sebagai seorang raja yang begitu tegas, adil, dan bijaksana. Di bawah kepemimpinannya, ia mampu membangkitan kerajaan dari keterpurukan akibat intrik-intrik perebutan kekuasaan di era pemerintahan sebelumnya.
Selain karena sifat sang raja, ada beberapa faktor yang menjadi pendorong kerajaan tersebut dapat berkembang dengan pesat. Salah satunya adalah karena letaknya yang ibu kotanya yang begitu strategis.
Bandar Aceh Darussalam lokasinya berada di pintu gerbang pelayaran dari Timur Tengah dan India yang biasanya berlayar ke Jawa, Cina, dan Malaka. Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, banyak pedagang-pedagang Islam yang kemudian memilih untuk singgah di Aceh. Terlebih lagi, jalur pelayaran kemudian berubah menjadi melalui pantai Pulau Sumatra bagian barat.
Pelabuhan-pelabuhan miliki Kerajaan Aceh dijaga sedemikian rupa dengan keamanan yang tinggi. Hal tersebut membuat para pedagang merasa aman untuk singgah di sini.
Baca juga: Alasan yang Menjadi Penyebab Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Bukti-Bukti Kejayaan Kerajaan Aceh
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh Darussalam memiliki wilayah yang sangatlah luas. Kekuasaanya tidak hanya di sebagian besar Pulau Sumatra saja. Akan tetapi, juga sampai Semenanjung Malaya dan Thailand bagian selatan.
Di era ini pula, para penjajah tidak dapat berkutik di wilayah Serambi Mekkah tersebut. Permintaaan Raja James I dari Inggris untuk berdagang di wilayahnya saja ditolak dengan tegas.
Penolakan tersebut juga berlaku untuk Belanda dan Portugis. Hal itu dikarenakan sang raja tahu, sekali mereka diizinkan maka nantinya akan menguasai wilayah dan seluruh sumber daya alam.
Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, sang sultan kemudian memperkuat armada militernya. Sebanyak puluhan ribu prajurit angkatan darat telah disiapkan. Termasuk juga, di dalamnya ada pasukan kuda dan gajah.
Sementara untuk angkatan lautnya, ia sudah melengkapi kapal-kapal canggih dengan meriam yang selalu siaga untuk menyerang musuh. Ia juga bekerja sama dengan daerah-daerah di sekitar Malaka supaya tetap waspada dan tidak termakan rayuan para penjajah.
Kehidupan rakyat pada era kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pun makmur dan terjamin. Hasil bumi para warga dipatok dengan harga yang wajar sehingga meningkatkan perekonomian warga. Selain itu, perdagangan yang melibatkan pedagang asing diawasi dengan ketat.
Bukti lain dari masa kejayaan Kerajaan Aceh Darussalam adalah pembangunan Masjid Raya Baiturrahman dan Taman Sari Gunongan. Taman itu sendiri didirikan sang raja untuk permaisurinya.
Aristekturnya saja berasal dari Turki dan Tiongkok. Bentuk bangunannya megah dengan area yang sangat luas.
Baca juga: Ulasan tentang Raden Patah, Sang Pendiri Kerajaan Demak yang Masih Keturunan Ningrat
Faktor-Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam
Nah, sekarang tiba saatnya untuk mengulik tentang faktor-faktor yang menyebabkan Kerajaan Aceh mengalami kemunduran. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Terjadi Perebutan Kekuasaan
Seperti kebanyakan masalah yang dihadapi oleh kerajaan-kerajaan lain, perebutan kekuasan juga menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam. Terlebih lagi, hal ini terjadi sepeninggal dari Sultan Iskandar Thani.
Banyak yang tidak menyetujui kalau Sultanah Safiatuddin meneruskan tahta menggantikan suaminya. Alasannya adalah mengangkat wanita sebagai pemimpin menentang hukum Islam. Selain itu, masih banyak yang berpikiran kalau pemimpin wanita tidaklah lazim.
Masalah sepertinya semakin runyam ketika sang sultanah mewariskan tahtanya kepada anak angkatnya yang juga seorang perempuan. Anak angkatnya tersebut konon sama sekali tidak memiliki hubungan darah.
Hal ini kemudian membuat kaum wujudiah protes dan menginginkan pemimpin laki-laki. Terlebih lagi, mereka berkata kalau keturunan langsung Kerajaan Aceh masih ada yang hidup.
Akhirnya, terjadilah peperangan untuk memperebutkan tahta kerajaan. Yang kemudian berimbas pada kestabilan keamanan dan perekonomian kerajaan tersebut.
2. Kedudukan Belanda Menjadi Semakin Kuat
Penyebab lain dari runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam adalah Belanda memperkuat kedudukannya di wilayah kerajaan tersebut. Beberapa daerah seperti Tapanuli, Mandailing, Siak, dan Minangkabau sudah jatuh ke tangan penjajah dari Eropa itu.
Hal ini membuat Sultan Mansur Syah menjadi gusar dan terdesak. Ia tidak mau wilayah-wilayah kekuasaannya juga jatuh ke tangan Belanda dan melakukan berbagai cara untuk menghentikannya.
Kedaulatan Kerajaan Aceh semakin terancam ketika Sultan Mahmud Syah naik tahta. Raja tersebut usianya masih muda saat menggantikan pemimpin yang sebelumnya. Sehingga, ia kurang berpengalaman dan kedudukannya pun menjadi lemah.
Akhirnya, ia meminta bantuan dari luar untuk menekan pengaruh Belanda. Salah satunya adalah semakin memperkuat hubungan dengan Kesultanan Turki. Namun hal tersebut tidak dapat terlaksana. Pasalnya, Turki sedang berperang melawan Rusia pada saat itu.
Selain itu, sang sultan juga meminta bantuan kepada Kerajaan Prancis. Namun, permintaan tersebut tidak ditanggapi oleh Louis Phillippe I, yang menjabat sebagai raja pada saat itu.
Kekuatan Aceh pun semakin lemah sehingga tidak dapat menghalau pengaruh Belanda. Belanda semakin gencar untuk menaklukkan kerajaan tersebut. Sedikit demi sedikit, wilayahnya akhirnya jatuh juga ke tangan penjajah juga.
Baca juga: Informasi Lengkap tentang Ken Arok, Sang Pendiri Kerajaan Singasari yang Punya Masa Lalu Kelam
3. Meletusnya Perang Aceh
Segala cara dilakukan oleh Belanda untuk dapat merebut Kerajaan Aceh Darussalam. Jalur diplomasi yang ditawarkan oleh Belanda tidak mempan untuk menggoyahkan pendirian Sultan Muhammad Daud Syah. Sebagai tambahan informasi, Sultan Daud Syah merupakan pengganti Sultan Mahmud Syah.
Kertas perjanjiannya dirobek-robek saat itu juga. Belanda semakin gusar dan tidak sabar untuk menaklukkan wilayah-wilayah besar kerajaan tersebut. Akhirnya, mereka memilih untuk mengobarkan peperangan. Meskipun kemudian, mereka mengalami kegagalan.
Akhirnya pihak Belanda menggunakan jalur halus sekali lagi. Dengan bantuan seorang Belanda yang telah menjadi Islam, mereka berhasil mendapatkan kepercayaan para kepala pemerintah daerah-daerah di bawah Kerajaan Aceh.
Hal tersebut membuat golongan ulama tak berkutik. Setelah itu, mereka mengejar para pejuang-pejuang Aceh yang bergerilya di hutan.
Sultan Daud Syah yang awalnya tidak pernah mau tunduk, akhirnya harus menyerah setelah Belanda menjadikan keluarganya sebagai tawanan. Ia ditangkap dan kemudian diasingkan bersama dengan keluarganya.
Nah, itulah yang menandai berakhirnya kepemimpinan sang sultan. Dengan demikian, hal itu menjadikan Sultan Muhammad Daud Syah sebagai raja terakhir Kerajaan Aceh Darussalam.
Baca juga: Informasi Lengkap Mengenai Silsilah Raja-Raja yang Memimpin Mataram Kuno
Sudah Mendapatkan Jawaban dari Penyebab Runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam, kan?
Itulah tadi ulasan tentang masa kejayaan beserta penyebab runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam. Bagaimana? Semoga kamu sudah menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaanmu, ya!
Kalau misalnya masih ingin menyimak informasi detail mengenai kerajaan tersebut, kamu bisa membaca artikel lainnya di PosKata. Tidak hanya tentang sejarah terbentuknya, tetapi juga silsilah raja beserta peninggalan-peninggalannya.
Untuk yang mencari artikel serupa mengenai kerajaan-kerajaan lain di nusantara, kamu juga bisa mendapatkannya di sini. Beberapa contohnya ada Kerajaan Singasari, Kediri, Majapahit, dan Samudra Pasai. Yuk, baca terus!