Apakah kamu ingin mengetahui apa saja peninggalan dari Kerajaan Islam Ternate yang masih ada sampai sekarang? Nah, jawabannya bisa kamu temukan di artikel berikut.
Bangunan-bangunan kuno merupakan salah satu bukti nyata dari keberadaan sebuah peradaban kerajaan. Begitu pula dengan tempat-tempat peninggalan dari Kerajaan Ternate yang sampai sekarang masih ada.
Nah, beberapa tempat bersejarah ini masih dapat dikunjungi, lho. Cocok juga kalau dijadikan referensi destinasi wisata sejarahmu nanti.
Penasaran dan sudah tidak sabar untuk mengetahui apa saja peninggalan dari Kerajaan Ternate ini? Daripada kebanyakan basa-basi, mending langsung saja simak selengkapnya di bawah ini, yuk!
Tempat-Tempat Peninggalan Sejarah Milik Kerajaan Islam Ternate
Adapun yang tempat-tempat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Museum Kedaton Kesultanan Ternate
Salah satu tempat peninggalan sejarah milik Kerajaan Ternate yang masih ada hingga sekarang adalah Museum Kedaton Kesultanan Ternate. Lokasinya berada tak jauh dari pusat kota. Tepatnya, ada di Jalan Sultan Khairun, Kelurahan Sao-Siao, Ternate Utara.
Bangunan tersebut dibangun pada tanggal 24 November 1813 oleh salah satu penerus pemimpin Kerajaan Ternate, yaitu Sultan Muhammad Ali. Luas seluruh areanya mencapai 1,5 hektar. Sementara itu, bangunannya memiliki luas 1500 meter.
Menurut sumber sejarah, arsitektur dari bangunan ini merupakan campuran antara kebudayaan setempat dengan Tiongkok. Maklum saja, sang arsitek konon memang berasal dari sana.
Bentuk dari bangunan tersebut adalah segi delapan. Sekilas, wujudnya mirip dengan seekor singa yang sedang duduk. Bangunan ini benar-benar terlihat megah dan indah karena menghadap ke laut dan memiliki latar belakang Gunung Gamalama.
Istana tersebut dikelilingi oleh tembok setinggi tiga meter sehingga menyerupai benteng. Sementara itu, di depan museum tersebut berdiri tiga tiang bendera.
Tiang yang pertama digunakan untuk mengibarkan bendera balakusu se kano-kano yang artinya rakyat kesultanan. Bendera tersebut berwarna hitam.
Kemudian, tiang yang tengah digunakan untuk mengibarkan bendera Republik Indonesia, yaitu Merah Putih. Lalu, yang terakhir adalah bendera kesultanan yang berwarna kuning.
Tempat Tinggal Para Sultan dan Penyimpanan Benda-Benda Sejarah
Mulai tahun 1980-an, museum peninggalan dari Kerajaan Ternate ini diserahkan untuk dikelola oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Meskipun begitu, dulu tempat ini masih digunakan sebagai tempat tinggal oleh keluarga sultan. Bahkan, ada beberapa abdi dalem yang secara turun temurun mengurusi bangunan tersebut.
Lalu pada tahun 1982, dilakukan pemugaran terhadap bangunan kuno tersebut. Setelah selesai, kedaton ini secara resmi digunakan sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah milik kerajaan.
Ada banyak sekali peninggalan berupa emas yang disimpan di sini. Beberapa di antarnya adalah pakaian sultan dari benang emas, gelang, kalung, giwang, dan cincin.
Di tempat ini juga tersimpan mahkota milik sultan yang disimpan di ruangan yang khusus. Konon, mahkota yang memiliki umur lebih dari 500 tahun itu memiliki rambut yang dapat tumbuh, lho. Untuk memotong rambut tersebut tidak bisa sembarangan dan biasanya diadakan upacara Istampa yang dilakukan setiap hari raja Idul Adha.
Beberapa benda-benda perlengkapan untuk perang, yaitu senapan, meriam, tombak, parang juga tersimpan di sini. Selain itu, ada pula naskah-naskah seperi Al-Qur’an kuno, perjanjian-perjanjian, dan maklumat.
Apabila ingin berkunjung ke sini, kamu harus menyiapkan uang sebesar Rp20.000. Jam bukanya mulai dari 08.00–14.00 WIT.
Baca juga: Ulasan Lengkap tentang Peninggalan Sejarah yang Berharga dari Kerajaan Mataram Islam
2. Masjid Sultan Ternate
Bangunan bersejarah selanjutnya adalah Masjid Sultan Ternate. Letaknya tak jauh dari Museum Kedaton Kesultanan Ternate, yaitu sekitar 100 meter saja.
Lokasinya yang dekat tersebut dipilih bukan tanpa tujuan, lho. Pasalnya, masjid tersebut memiliki peranan yang sangat penting karena menjadi pusat untuk menyelenggarakan tradisi atau ritual keagamaan kerajaan.
Mengenai tahun berapa pembangunannya, tidak ada yang dapat mengetahuinya secara pasti. Menurut beberapa sumber sejarah, bangunan tersebut mulai dibangun tahun 1500-an pada masa pemerintahan Sultan Zainal Abidin. Namun, ada juga yang berpendapat kalau masjid ini baru dibangun pada tahun 1600-an.
Aristektur dari bangunan peninggalan Kerajaan Islam Ternate ini sangatlah unik. Atap masjidnya tidak berupa kubah, melainkan berwujud enam undakan limas. Bentuk tersebut merupakan ciri khas dari masjid yang dibangun di masa awal-awal Islam berkembang di nusantara.
Bahan yang digunakan untuk membangun tempat sejarah Kerajaan Ternate ini adalah batu. Sementara itu, bahan perekatnya menggunakan campuran kulit pohon kalumpang.
Kalau ingin beribadah di masjid yang juga disebut Sigi Lamo, harus ada aturan-aturan yang kamu patuhi dan tidak boleh dilanggar. Laki-laki yang datang ke sini harus memakai celana panjang dan kopiah, tidak diperkenankan mengenakan sarung.
Sementara itu, perempuan tidak diperbolehkan untuk beribadah di sini. Hal tersebut bertujuan untuk menjaga tempat ini tetap suci dan tidak ternodai dari ketidaksengajaan jika wanita tiba-tiba mendapatkan tamu bulanan.
3. Makam Sultan Baabullah
Makam dari sultan Kerajaan Ternate yang paling terkenal, yaitu Baabullah, juga merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang masih ada. Kalau mau datang ke sini, kamu harus menyiapkan tenaga yang ekstra.
Pasalnya, letaknya berada di kampung tertua dan tertinggi di wilayah ini. Namanya adalah Puncak bukit Foramadiahi. Untuk sampai ke sini, kamu harus mendaki Gunung Gamalama sekitar satu kilometer.
Area pemakaman sang raja ini cukup luas dan dikelilingi oleh kebun pala milik penduduk. Sementara itu, cungkupnya memiliki ukuran sekitar 3,2 x 12 meter. Nisannya terbuat dari keramik.
Cungkup tersebut diberi pagar yang kemudian dipasangi kelambu berwarna putih. Nah, lingkungan sekelilingnya pun dibangun tembok setinggi 1,2 meter.
Di sebelah barat daya makam tersebut terdapat sebuah pohon beringin yang sangat besar. Dan, pintu masuknya sendiri berada di sebelah timur.
Baca juga: Masa Kejayaan dan Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Banten
4. Benteng Kalamata
Ternate mendapatkan julukan Kota Seribu Benteng bukanlah tanpa alasan. Hal itu dikarenakan banyak sekali benteng-benteng peninggalan Portugis yang dibangun di sini. Salah satu contohnya adalah Benteng Kalamata.
Letak dari benteng ini berada di pesisir pantai Ternate. Lebih tepatnya berada di Kelurahan Kayu Merah, Ternate Selatan. Jaraknya kira-kira hanya 15 menit saja dari pusat kota.
Benteng yang dibangun oleh Fransisco Serrao pada tahun 1540 ini pada awalnya digunakan sebagai pertahanan dari serangan Spanyol. Ketika bangsa penjajah itu diusir dari Ternate, kepemilikan benteng ini berpindah pindah.
Spanyol mengambil alih benteng tersebut pada tahun 1609. Setelah itu, pada tahun 1609 direbut dan dijadikan benteng pertahanan VOC. Sempat direbut oleh Sultan Nuku dari Tidore pada tahun 1789, namun dapat diambil alih lagi oleh Belanda di tahun 1810.
Di tahun 1845, bangunan yang memiliki nama lain Benteng Santa Lusia ini ditinggalkan begitu saja. Barulah di tahun 1989, Pemerintah Indonesia merenovasi tempat bersejarah ini sebelum semakin rusak karena terkena abrasi air laut.
Pemugaran besar-besaran terjadi di tahun 1994 untuk mengembalikan bentuk bangunan ini seperti sedia kala. Nah, seperti pada gambar yang kamu lihat di atas, benteng ini bentuknya sangat cantik sekali, bukan?
Bangunan kuno ini memiliki arsitektur yang tegas, tapi cantik berbentuk segi empat yang tidak beraturan. Tempat ini dibangun menggunakan batu andesit dan batu karang.
Dindingnya memiliki ketinggian sekitar 3 meter dan tebal 60 cm. Selain itu, dilengkapi dengan empat bastion untuk mengintai musuh.
Apabila ingin menikmati keindahan tempat ini beserta pemandangannya, kamu cukup datang saja ke sini karena tidak dipungut biaya. Namun, kalau ingin memberikan sumbangan sukarela tetap diterima, kok.
5. Benteng Tolukko
Letak dari bangunan peninggalan sejarah di era Kerajaan Ternate ini berada di Kelurahan Sangadji, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate. Wilayah ini dipilih karena sangat strategis.
Selain karena dekat dengan laut, tempatnya juga berada di dataran tinggi sehingga dapat digunakan untuk mengawasi gerak-gerik musuh maupun kesultanan. Sama seperti Kalamata, benteng ini juga didirikan atas perintah Fransisco Seerao pada tahun 1540.
Pada awalnya, tempat ini dibangun sebagai benteng pertahanan dari serangan bangsa Eropa lain. Selain itu, bangunan tersebut digunakan sebagai tempat untuk menyimpan rempah-rempah yang menjadi komoditas perdagangan.
Hingga kemudian pada tahun 1577, Portugis diusir dari Ternate sehingga benteng ini dikuasai oleh pihak kesultanan. Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama karena benteng ini jatuh ke tangan Belanda pada tahun 1610.
Setelah direnovasi oleh Pieter Both, benteng ini kemudian menjadi markas pertahanan VOC. Bangunan yang semula bernama Santo Lucas ini kemudian diganti menjadi Hollandia.
Benteng Talukko tersebut dibangun di atas fondasi batuan beku. Konstruksinya sendiri terbuat dari campuran batu karang, batu kali, dan pecahan bata. Tempat yang berbentuk segi empat ini dilengkapi dengan tiga bastion atau menara pengintai, halaman dalam dan ruang bawah tanah.
Menurut catatan, bangunan ini memiliki sebuah lorong rahasia yang bisa langsung terhubung dengan pantai. Pada masa penjajahan, lorong tersebut digunakan untuk melarikan diri jika ada sesuatu yang tidak diinginkan di dalam terjadi di benteng. Namun untuk alasan keamanan, pada tahun 1996 lorong ini ditutup secara permanen.
Baca juga: Candi-Candi yang Menjadi Bukti Kemegahan Kerajaan Mataram Kuno
6. Benteng Kastela
Tempat bersejarah lainnya yang menjadi saksi perjuangan Kerajaan Ternate melawan Portugis adalah Benteng Kastela. Bangunan ini merupakan benteng tertua yang didirikan oleh Portugis.
Pada awalnya, gedung tersebut dibangun sebagai markas dagang dan benteng pertahana. Pembangunannya pun secara bertahap. Dimulai dari kepemimpinan Antonio de Brito pada tahun 1522, lalu baru selesai di tahun 1540 pada masa Jorge de Castro.
Bangunan ini menjadi tempat di mana Sultan Khairun Jamil dibunuh secara kejam atas perintah Lopes de Mesquita, Gubernur Portugis pada saat itu. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 28 Februari 1570 tersebut membuat kemarahan rakyat semakin menjadi.
Ketika Sultan Baabullah naik tahta, ia kemudian memerintahkan pasukan untuk mengepung benteng itu. Selama lima tahun lamanya, orang-orang Portugis yang berada di dalamnya menjadi terisolasi dan kekurangan bahan pangan.
Hingga kemudian, Portugis menyerah dan bersedia untuk pindah ke Ambon. Setelah itu, benteng diambil alih sang sultan dan dijadikan istana.
Namun sayang sekali, Bangsa Spanyol berhasil merebut benteng ini pada tahun 1606. Lalu pada tahun 1603, mereka membakar habis bangunan ini karena tidak mau kalau sampai jatuh ke tangan Belanda, saingan dagangnya.
Bangunan yang juga dikenal sebagai benteng Sao Joao Batista ini dulunya memiliki luas sekitar 2.724 m². Di dalamnya terdapat rumah pejabat, gereja, menara, dan juga kantor dagang.
Untuk sekarang, yang tersisa hanyalah puing-puingnya saja. Namun di sini, kamu dapat monumen pengingat perjuangan Rakyat Ternate yang berhasil mengusir Portugis.
7. Benteng Oranje
Nah kalau bangunan kuno yang satu ini bukan buatan Portugis, melainkan Belanda. Benteng ini dibangun atas perintah Cornelis Matchlief de Jonge pada tahun 1607.
Tempat tersebut dulunya didirikan di atas bekas benteng Portugis. Pada awalnya, lokasi bangunan peninggalan Kerajaan Ternate ini berada di samping laut. Namun setelah adanya reklamasi, bangunan ini kini berada di tengah kota dan beralih fungsi menjadi taman kota.
Ketika masih berjaya dulu, Benteng Oranje memiliki ukuran 180 x 165 meter. Sementara itu, temboknya mencapai 5 meter dengan tebal 1 meter.
Benteng ini mempunyai empat bastion atau menara pengintai. Di dalamnya terdapat beberapa bangunan, seperti rumah gubernur Jenderal, gudang senjata, barak prajurit, dan juga gereja. Selain itu, ditemukan juga meriam sebanyak 13 buah.
Di tahun 1822, bangunan bersejarah tersebut pernah menjadi tempat pengasingan Sultan Mahmud Badarudin II. Ia adalah salah satu Pahlawan Nasional yang berasal dari Palembang.
Baca juga: Peninggalan-Peninggalan Bersejarah Milik Kerajaan Aceh Darussalam yang Masih Ada Hingga Sekarang
Tempat Peninggalan Kerajaan Ternate Mana yang Akan Kamu Kunjungi?
Itulah tadi tujuh tempat bersejarah yang merupakan peninggalan era Kerajaan Ternate. Apakah kamu tertarik untuk berkunjung ke sana?
Tak hanya tentang Kerajaan Ternate saja, kamu juga dapat menemukan informasi menarik dari kerajaan-kerajaan nusantara yang lain di PosKata, lho. Tunggu apalagi? Simak terus, ya!