
Kerajaan Majapahit yang begitu besar tentu saja memiliki benda-benda peninggalan yang memiliki bersejarah. Kira-kira apa sajakah itu? Kamu bisa simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit tentu saja sangat berharga. Melalui peninggalan tersebut, kamu dapat mengetahui apa yang terjadi di masa lampau. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang terjadi jika peninggalan-peninggalan tersebut tidak ditemukan.
Kerajaan Majapahit memiliki wilayah yang begitu besar, maka dari itu tidak mengherankan jika banyak sekali benda-benda peninggalan sejarahnya. Nah, nanti kamu akan membaca beberapa ulasannya mengenai peninggalan tersebut di sini.
Bagaimana? Sepertinya kamu sudah tidak sabar ingin segera membacanya, ya? Daripada kebanyakan basa-basi, kamu bisa menyimak artikel lengkap tentang peninggalan Kerajaan Majapahit berikut ini.
Peninggalan Bersejarah Kerajaan Majapahit Berupa Prasasti
Kerajaan Majapahit memiliki banyak sekali peninggalan. Salah satunya adalah berupa prasasti-prasasti yang banyak ditemukan di daerah Jawa Timur. Berikut ini ulasan lengkapnya:
1. Prasasti Canggu
Sumber: National Geographic Indonesia
Prasasti sejarah peninggalan Kerajaan Majapahit yang berupa lempeng tembaga ini ditulis pada tahun 1358 Masehi dan diterbitkan oleh Raja Hayam Wuruk. Isinya adalah mengenai jalur perdagangan, utamanya mengenai aturan lalu lintas pelayaran di sungai.
Di dalam prasasti tersebut tertulis setidaknya ada 34 pelabuhan yang terletak di sekitar sungai Brantas saja. Sementara itu di Pulau Jawa, ada kurang lebih 78 titik perlintasan. Canggu sendiri merupakan salah satu nama pelabuhan yang dekat dengan pusat Kota Majapahit dan ramai digunakan pada masa itu.
Pada prasasti ini tertulis mengenai hak dan kewajiban bagi para penambang perahu. Selain itu, disebutkan pula mengenai tata cara pembayaran pajak dagang kepada raja.
2. Prasasti Prapancasapura
Yang kedua, Prasasti Prapancasarapura diterbitkan pada tahun 1320 Masehi pada zaman pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi. Ia merupakan ibu dari raja keempat Kerajaan Majapahit, yaitu Hayam Wuruk.
Isi dari peninggalan tersebut menceritakan tentang kehidupan Hayam Wuruk. Mulai dari kehidupannya saat masih menjadi seorang pangeran dan setelah dinobatkan menjadi raja muda.
Selain itu, ditemukan pula nama Gajah Mada tertulis pada prasasti tersebut. Ia merupakan patih yang dekat dengan sang raja muda dan berhasil menaklukan banyak wilayah untuk tunduk di bawah kekuasaan Majapahit.
3. Prasasti Biluluk
Sumber: Pendidikanmu
Berbeda dari yang lainnya, prasasti yang satu ini ada tiga bagian dan ditulis pada waktu yang berbeda. Benda peninggalan ini dinamakan Biluluk karena sesuai dengan tempat di mana mereka ditemukan.
Ketiga prasasti tersebut adalah Biluluk I (1366), Biluluk II (1393), dan Biluluk III (1395). Inti dari isi prasasti tersebut adalah Kerajaan Majapahit memberikan hak istimewa di daerah Bluluk untuk mengatur perekonomian daerahnya sendiri.
Hal tersebut termasuk mengelola sendiri hasil pajak dan tidak perlu menyetorkannya ke perintah pusat, serta wewenang menimba air asin untuk pertanian garam. Selain itu, disebutkan juga bahwa tempat itu merupakan pusat kebudayaan dan keagamaan.
4. Prasasti Kudadu
Benda sejarah peninggalan Majapahit yang berbentuk lempengan tembaga ini ditemukan di sekitar lereng gunung Butak. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Raden Wijaya pada tahun 1294 Masehi.
Isi dari prasasti tersebut adalah mengenai perjuangan Raden Wijaya saat bertarung melawan pemberontakan Jayakatwang. Ia ditugasakan oleh mertuanya, yaitu Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari untuk mengahalau musuh. Sayang sekali, ia dan prajuritnya terdesak dan harus mundur.
Setelah itu, Raden melarikan diri ke Desa Kudadu. Beruntungnya, mereka diterima baik oleh pejabat-pejabat desa dan para penduduk karena masih setia dengan Kertanegara. Setelah menjadi raja, ia kemudian memberikan penghargaan kepada mereka.
5. Prasasti Katiden
Sumber: SPKT Kemdikbud
Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit ini ditemukan di Kabupaten Malang dan ditulis pada tahun 1392 Masehi. Prasasti tersebut terdiri dari dua bagian yang dikeluarkan pada tahun yang berbeda. Akan tetapi, isinya kurang lebih sama.
Prasasti tersebut menceritakan Raja Bhre Wengker Sri Wijayarasa yang mengajak para petinggi kerajaan untuk lebih peduli kepada rakyat dan lingkungan. Selain itu, disebutkan pula mengenai pembebasan pajak untuk 11 desa. Sebagai gantinya, para penduduk desa tersebut harus memelihara hutan di wilayah Gunung Lejar.
6. Prasasti Waringin Pitu
Prasasti yang ditulis pada tahun 1447 M ini ditemukan di desa Surondakan, Trenggalek, Jawa Timur. Maka dari itu, juga dikenal dengan nama Prasasti Surondakan.
Benda bersejarah dikeluarkan oleh Sri Maharaja Prakrama Wardana ini terdiri dari 14 lempengan tembaga. Isinya adalah mengenai penunjukan daerah Waringin Pitu sebagai dharma perdikan kerajaan.
Selain itu, di dalamnya juga menyebutkan tentang 14 keraton yang berada di bawah kekuasaan keluarga kerajaan Majapahit. Adapun, para penguasa tersebut memakai gelar Bhre.
7. Prasasti Wurare
Sumber: Wikimedia Commons
Kemudian, prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit selanjutnya yang bisa kamu temukan dalam artikel ini adalah Wurare. Prasasti tersebut ditulis dalam bahasa Sanskerta dan diterbitkan pada tahun 1289 Masehi.
Isi dari prasasti tersebut adalah memperingati penobatan arca Mahaksobya. Nah, arca tersebut merupakan perwujudan dari Raja Kertanegara.
Tak hanya itu saja, benda tersebut juga berisikan sajak yang terdiri dari 19 bait dan menceritakan seorang pendeta bernama Arry Bharad. Ia merupakan seorang yang sakti karena bisa membelah tanah Jawa menjadi dua bagian hanya dengan menggunakan air dari kendinya.
8. Prasasti Sukamerta
Prasasti peninggalan Kerajaan Majapahit selanjutnya adalah Prasasti Sukamerta yang ditulis pada tahun 1296 Masehi dan ditemukan di Gunung Penanggunan, Jawa Timur. Ini adalah prasasti kedua yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya.
Pada benda peninggalan tersebut tertulis mengenai sang raja yang menikahi empat putri dari Raja Kertanegara. Keempat putri tersebut adalah Dyah Sri Tribhuaneswari, Dyah Dewi Gayatri, Dyah Dewi Pranjaya Pramita, dan Dyah Dewi Narendraduhita.
Selain mengenai pernikahannya, di dalam prasasti itu juga tertulis cerita mengenai putranya yang bernama Jayanegara. Di situ, disebutkan bahwa sang putra berhasil menjadi seorang raja dalam usia yang masih muda.
9. Prasasti Jiyu
Sumber: Kebudayaan Kemdikbud
Pada urutan kedelapan, ada prasasti Jiyu yang ditulis pada tahun 1408 Saka. Benda yang berbentuk batu tersebut ditemukan di sebuah lahan persawahan milik warga di dusun Jerukwangi, Desa Jiyu.
Pada prasasti tersebut terdapat simbol dua telapak tangan, bulan, bintang, payung, dan tongkat yang dililit ular. Isinya adalah tentang pemberian tanah kepada seseorang bernama Sri Brahmajara Gangadhara.
10. Prasasti Karang Bogem
Kemudian, ada Prasasti Karang Bogem yang berwujud sekeping logam. Benda tersebut dikeluarkan oleh Batara Parameswara pada tahun 1387.
Peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit tersebut berisikan peraturan mengenai penetapan wilayah yang perikanan di desa Karang Bogem. Selain itu, juga membicarakan tentang wajib pajak para nelayan.
Peninggalan Bersejarah Kerajaan Majapahit Berupa Karya Sastra
Selain peninggalan berupa prasasti, Kerajaan Majapahit juga meninggalkan beberapa karya sastra yang sangat berharga. Mau tau apa saja? Langsung saja dilanjutkan membacanya, yuk!
1. Kitab Negarakertagama
Sumber: Wikimedia Commons
Salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang cukup terkenal adalah Kakawin Negarakertagama. Puisi yang berbahasa Jawa Kuno tersebut merupakan karangan Mpu Prapanca.
Benda pusaka yang berbentuk daun lontar ini ditemukan oleh seorang peneliti Belanda bernama J.L.A. Brandes pada tahun 1894, lalu dibawa ke negara asalnya. Setelah itu pada tahun 1974, Presiden Soeharto melakukan perundingan dan akhirnya bisa membawa kembali peninggalan bersejarah itu ke tanah air.
Negarakertagama berisi tentang catatan kejayaan Kerajaan Majapahit saat Hayam Wuruk memegang tahta. Bisa dibilang, kitab tersebut merupakan sebuah tanda penghormatan terhadap sang raja.
Semua kegiatan raja, mulai dari perjalannya dari suatu tempat ke tempat yang lain, jalannya pemerintahan, hubungan raja dengan anggota kerajaan lain, dan wilayah kerajaan Majapahit ada di sini. Tak hanya itu saja, kondisi sosial, politik, kebudayaan, hingga adat istiadat pun dapat dibaca pada kitab tersebut.
2. Kitab Sundayana
Karya sastra yang juga dikenal sebagai Kidung Sunda tersebut tidak diketahui siapa pengarangnya. Hanya saja, kitab tersebut menceritakan tentang Perang Bubat yang terjadi sekitar tahun 1357 Masehi.
Peperangan tersebut bermula dari Raja Hayam Wuruk yang menginginkan seorang permaisuri. Kemudian, hatinya tertambat pada seorang putri dari Kerajaan Sunda.
Rombongan sang putri kemudian pergi menuju ke Kerajaan Majapahit. Sayangnya, Patih Gajah Mada memiliki pemikiran lain dan merasa kalau inilah saatnya untuk menaklukkan kerajaan tersebut.
Akhirnya, meletuslah perang yang kemudian dinamakan Perang Bubat. Kerajaan Sunda yang memiliki jumlah prajurit tidak begitu banyak tentu saja terdesak. Pasukan Gajah Mada kemudian berhasil membunuh mereka semua.
3. Kitab Sutasoma
Sumber: Wikimedia Commons
Karya sastra yang juga disebut sebagai Kakawin Sutasoma ini merupakan karangan dari Mpu Tantular pada abad ke-14. Kitab yang ditulis pada lembaran daun lontar tersebut sebenarnya merupakan sebuah syair.
Isinya menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Raden Sutasoma, seorang putra raja dari Hastina. Pangeran tersebut memiliki kepribadian yang sangat baik dan selalu memperdalam ilmu agamanya.
Hingga pada suatu hari, sang raja menyuruhnya untuk menikah. Namun, ia menolak dan memilih untuk pergi dari kerajaan untuk bertapa dan menemukan makna hidup yang sebenarnya.
Nah dari syair ini pula, semboyan negara Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika lahir. Kata-kata tersebut diambil dari pupuh ke-139 pada bait ke V.
4. Kitab Pararaton
Selanjutnya, Kitab Pararaton merupakan sebuah naskah karya sastra yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Apabila dibandingkan dengan kitab lain, isinya cukup singkat, yaitu terdiri dari 1126 baris atau sekitar 32 halaman saja.
Sayangnya, tidak ada petunjuk mengenai siapa yang menuliskan kitab tersebut. Nah, kitab tersebut mengisahkan tentang kejadian-kejadian penting pada saat kejayaan Kerajaan Singhasari dan Majapahit.
5. Kitab Usaha Jawa
Dan yang terakhir, yaitu Kitab Usaha Jawa. Karya sastra yang tidak diketahui siapa nama pengarangnya ini menceritakan tentang usaha Gajah Mada dan Arya Damar dalam menundukkan Kerajaan Bali. Tentu saja, jalan yang ditempuh tidaklah mudah karena Raja Sri Astasura tidak mau menyerah begitu saja.
Untuk memenangkan pertempuran, petinggi Kerajaan Majapahit tersebut harus mengerahkan semua kekuatannya. Terutama, dalam menghadapi panglima sakti dari Kerajaan Bali, yaitu Ki Kebo Iwa.
Ulasan Peninggalan Sejarah Kerajaan Majapahit yang Menambah Wawasan
Demikianlah tadi, ulasan singkat mengenai sepuluh prasasti dan lima karya seni sastra dari Kerajaan Majapahit yang bisa kamu temukan di PosKata. Peninggalan yang diulas dalam artikel ini memang belum semuanya karena tidak semua benda ada penjelasan rincinya. Namun, semoga saja setelah membacanya kamu bisa sedikit memuaskan rasa ingin tahumu.
Kalau misalnya masih ingin mengetahui lebih jelas mengenai sejarah singkat, silsilah raja, maupun penyebab kemunduran kerajaan tersebut, kamu bisa menemukan jawabannya pada artikel lain di PosKata. Pokoknya, baca terus, yuk!