
Di tengah kedudukannya yang semakin melemah melawan Sekutu, Pemerintah Jepang kemudian membentuk beberapa organisasi militer. Nah, Keibodan adalah salah satunya. Kalau penasaran dan ingin mengetahui ulasan lengkap tentang organisasi militer Keibodan, kamu bisa membacanya di bawah ini.
Untuk semakin memperkuat pertahanan di segala lapisan, Pemerintah Jepang membentuk beberapa organisasi kemiliteran. Salah satunya adalah organisasi semi militer Keibodan atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Unit Pertahanan Sipil.
Menurut catatan sejarah, laskar ini terbentuk bersamaan dengan Seinendan pada tanggal 29 April 1943. Lantas, apa yang membedakan Keibodan dan Seinendan?
Daripada semakin penasaran, mending langsung saja temukan jawabannya lewat artikel sejarah organisasi semi militer Keibodan berikut ini. Yuk, langsung saja dibaca!
Sejarah Berdirinya Organisasi Semi Militer Keibodan
Jepang mulai menguasai Hindia Belanda pada tahun 1942. Setelah itu, mereka kemudian membagi wilayah menjadi tiga daerah yang disesuaikan dengan kepentingan mereka.
Pulau Jawa dan Madura masuk ke dalam wilayah I dan dipimpin oleh divisi Tentara ke-16, Asamu Shudan. Selanjutnya, Pulau Sumatra masuk ke wilayah II dengan pemimpin Tentara ke-25, Tomi Shudan. Kedua wilayah ini berada di bawah Kemiliteran Angkatan Darat.
Sementara itu, daerah Nusa Tenggara, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku termasuk ke wilayah III. Kepemimpinannya berbeda dengan dua wilayah yang sebelumnya, yaitu dari Kemiliteran Angkatan Laut.
Nah seperti yang sudah kamu baca di atas, kedudukan Jepang dalam peperangan Asia Timur Raya semakin melemah. Untuk itu, mereka membentuk sebuah organisasi semi militer bernama Keibodan pada tanggal 29 April 1943.
Tujuan pembentukan Keibodan adalah sebagai laskar pembantu polisi Jepang dalam menjalankan tugasnya. Jadi, mereka tidak hanya akan bertugas untuk menjaga lalu lintas saja, tetapi juga turut menjaga keamanan di wilayah masing-masing.
Propandanya memang mendidik pemuda pribumi supaya turut membantu menjaga pertahanan wilayah dari serangan musuh. Namun, alasan yang sebenarnya adalah untuk mendapatkan barisan cadangan dalam peperangan. Semakin banyak pemuda yang terlatih, maka itu akan semakin bagus untuk membantu Jepang menguatkan posisinya.
Dari catatan sebuah sumber, diketahui bahwa sebagian pemuda yang masuk ke organisasi tersebut terpaksa ikut karena merasa takut pada Jepang yang dapat mengumpulkan massa secara paksa. Oleh pemerintah Jepang, Keibodan memang sengaja dijauhkan dari supaya tidak mendapatkan pengaruh dari kaum nasional.
Baca juga: Kebijakan Sistem Sewa Tanah yang Belaku pada Masa Penjajahan Inggris
Keanggotaan Keibodan
Syarat menjadi anggota Keibodan adalah laki-laki yang berusia antara 20–35 tahun. Namun kemudian, peraturannya berubah menjadi yang berusia 25–35 tahun. Syarat lainnya adalah harus berkelakuan baik dan sehat jasmani.
Organisasi ini berada langsung di bawah Departemen Kepolisian atau Keimubu. Karena hal tersebut, para anggotanya nanti menjadi tanggung jawab langsung kepala polisi di daerah penempatan. Sementara itu, pembina Keibodan mendapatkan julukan Keimumbu.
Apabila diterima, para anggotanya akan menjalani pelatihan di daerah Sukabumi. Lamanya pendidikan kurang lebih selama satu bulan.
Di beberapa daerah, organisasi tersebut dikenal dengan nama yang berbeda. Di wilayah Sumatra, pasukan tersebut lebih dikenal dengan nama Bogodan.
Lalu, penyebutan Keibodan di Kalimantan adalah Sameo Konen Hokokudan. Sementara itu, namanya lebih dikenal sebagai Kayo Keibotai di kalangan keturunan Tiongkok.
Baca juga: Bukti Peninggalan-Peninggalan Sejarah dari Kerajaan Gowa-Tallo, Serambi Mekah di Indonesia Timur
Perbedaan Seinendan dan Keibodan
Pada tanggal yang sama, rupanya pemerintah Jepang juga membentuk organisasi semi militer lain bernama Seinendan. Terus, apa yang membedakan keduanya?
Perbedaan yang utama adalah tujuan pembentukannya. Seperti yang sudah kamu baca sebelumnya, kalau tujuan utama dibentuknya Keibodan adalah untuk membantu polisi.
Namun kalau Seinendan, pembentukannya sedari awal memang untuk sebagai cadangan pasukan perang. Ya, walaupun tujuan akhirnya tetap saja, sih, yaitu untuk membantu Jepang dalam menguatkan pertahanan selama peperangan melawan Sekutu.
Selanjutnya, perbedaan lainnya adalah syarat keanggotaan. Untuk Seinendan, yang bisa menjadi anggota adalah yang usianya relatif lebih muda. Range umurnya adalah 14 sampai 22 tahun.
Mengenai jumlah keanggotaan, Seinendan memiliki anggota yang lebih banyak. Pada mulanya di Pulau Jawa, para pemuda yang ikut mencapai 35.000 orang.
Setelah itu, lama kelamaan semakin meningkat hingga mencapai kurang lebih dua juta orang. Jumlah tersebut dua kali lebih banyak dari anggota Keibodan yang hanya sekitar satu juta orang saja.
Kemudian yang terakhir, Keibodan tidak memiliki pasukan khusus yang merekrut anggota wanita. Sebaliknya, Seinendan memiliki barisan wanita yang dibentuk pada bulan Oktober 1944. Namanya adalah Josyi Seinendan.
Ulasan Singkat tentang Keibodan
Itulah tadi ulasan singkat mengenai organisasi semi militer Keibodan yang dapat kamu temukan di PosKata. Bagaimana? Apakah artikel di atas sudah menjawab pertanyaan-pertanyaanmu? Semoga saja iya.
Di sini, kamu tidak hanya dapat menemukan informasi tentang Indonesia pada masa penjajahan saja, lho. Kalau misalnya ingin mengetahui sejarah dari kerajaan-kerajaan beserta informasi menariknya, kamu bisa membaca artikel-artikel yang lain.
Contohnya saja ada kerajaan bercorak Hindu-Buddha seperti Kutai, Kediri, Pajajaran, dan lain-lain. Selain itu, pun ada kerajaan bercorak Islam seperti Demak, Aceh, atau Banjar. Baca terus, yuk!