
Kalau membicarakan salah satu kerajaan bercorak Hindu yang paling tua di Indonesia, rasanya kurang pas jika tidak menyebutkan Kerajaan Tarumanegara. Nah, buat kamu yang penasaran dan ingin membaca informasi lengkapnya, cek selengkapnya saja di bawah ini.
Menurut bukti-bukti peninggalan sejarah yang ditemukan, Tarumanegara merupakan kerajaan bercorak Hindu tertua kedua di nusantara setelah Kerajaan Kutai. Sementara itu, kerajaan tersebut merupakan yang paling tua di Pulau Jawa.
Menurut naskah Wangsakerta, Tarumanegara didirikan sekita tahun 358 Masehi oleh Jayasingawarman. Lantas, siapakah Jayasingawarman? Kalau penasaran, kamu bisa menyimak jawabannya pada artikel berikut.
Tidak hanya itu saja, nanti kamu juga akan membaca ulasan mengenai letaknya, raja-raja yang memerintah, dan juga prasasti sejarah peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Yuk, langsung saja dibaca ulasan lengkapnya!
Faktor-Faktor yang Menjadi Penyebab Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Tarumanegara. Apakah sajakah itu? Kalau kamu penasaran, langsung saja temukan jawabannya lewat artikel berikut ini, ya!
Peninggalan Sejarah yang Menunjukkan Eksistensi Kerajaan Tarumanegara
Apakah kamu sedang mencari apa saja peninggalan sejarah dari Kerajaan Tarumanegara beserta ulasannya? Pas banget, nih, kamu bisa menyimak selengkapnya berikut.
Lokasi Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara dulunya berada di Jawa Barat. Tepatnya berada di sekitar Sungai Citarum dan Cisadane.
Hipotesa tersebut diambil oleh para sejarawan dan tentu saja tidak secara asal-asalan. Alasannya adalah karena di sekitar kedua sungai ini bukti keberadaan kerajaan tersebut banyak ditemukan.
Sementara itu, nama dari Kerajaan Tarumanegara sendiri berasal dari dua kata. Yang pertama, Taruma, yaitu sungai yang membelah wilayah Jawa Barat, yaitu Citarum. Namun, ada pula yang mengatakan kalau Tarum adalah nama tanaman yang banyak ditemukan di sekitar Sungai Citarum.
Kemudian, kata kedua adalah negara yang artinya kerajaan atau negara. Jadi, secara harfiah bisa diartikan sebagai sebuah kerajaan yang letaknya berada di sungai yang membelah Jawa Barat.
Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Menurut Naskah Wangsakerta, Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadiraja Jayasingawarman. Ia merupakan seorang pendeta yang berasal dari Salankayana, India.
Konon, di negara asalnya sedang terjadi peperangan dan kerajaannya dikuasai oleh Kerajaan Magadha. Maka dari itu, Jayasingawarman bersama beberapa orang kemudian pergi dari sana dan sampailah ke nusantara.
Setibanya di sini, ia mendirikan pemukiman di daerah Sungai Citarum. Yang kemudian dinamai Tarumadesya.
Seiring berjalannya waktu, banyak sekali pendatang yang datang dan menetap di pemukiman tersebut. Hingga kemudian, wilayah terus meluas karena warganya semakin banyak. Akhirnya, Jayasingawarman lalu mendirikan sebuah kerajaan.
Kerajaan Tarumanegara didirikan sekitar tahun 358 Masehi, tidak terlalu beda jauh dengan Kerajaan Kutai. Kerajaan ini bercorak Hindu yang menganut aliran Siwa.
Baca juga: Ulasan tentang Raden Patah, Sang Pendiri Kerajaan Demak yang Masih Keturunan Ningrat
Raja-Raja yang Pernah Menduduki Singgasana Kerajaan Tarumanegara
Sumber: Dictio
Tadi, kamu sudah menyimak sekilas mengenai sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara, kan? Nah selanjutnya, berikut ini adalah informasi mengenai raja-raja yang pernah berkuasa:
1. Rajadiraja Jayasingawarman
Yang pertama tentu saja pendiri Kerajaan Tarumanegara yang bernama Rajadiraja Jayasingawarman. Sayangnya, tidak terlalu banyak informasi yang didapatkan mengenai sang raja.
Ya, seperti yang telah kamu baca di atas, ia merupakan orang asli India yang kemudian menetap di nusantara. Ia memerintah dari tahun 358 hingga 382 Masehi.
Semua informasi ini tertulis dalam naskah Wangsakerta. Hanya saja, banyak ahli sejarah yang meragukan kebenaran dari tulisan tersebut.
2. Dharmayawarman
Setelah Jayasingawarman wafat, tampuk kekuasaan selanjutnya berada di tangan anak lelakinya, yaitu Dharmayawarman. Ia resmi menjabat sebagai raja pada tahun 382 Masehi.
Sama seperti ayahnya, informasi tentang raja kedua Kerajaan Tarumanegara tersebut tidaklah banyak yang bisa digali. Ia meninggal pada tahun 395 dan diistirahatkan di tepi Kali Candrabaga.
Baca juga: Nama Para Raja yang Pernah Memerintah Kerajaan Kutai
3. Purnawarman
Purnawarman adalah raja dari Kerajaan Tarumanegara yang paling terkenal sepanjang sejarah. Ia merupakan putra dari Dhamayawarman yang lahir pada tanggal 16 Maret 372 Masehi.
Dirinya dinobatkan sebagai raja pada tahun 395 Masehi. Gelarnya adalah Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhima Prakarma Suryamaha Purusa Jagatpati.
Pada masa pemerintahannya, Raja Purnawarman memindahkan ibu kota kerajaan baru di tepi pantai. Pembangunan ibu kota tersebut selesai pada tahun 397 Masehi dan kemudian diberi nama Sundapura.
Raja Purnawarman berhasil membawa Kerajaan Tarumanegara menuju puncak kejayaan pada masa kepemimpinannya. Ia melakukan perluasan wilayah sampai ke daerah Jawa Tengah.
Selain itu, ia juga membangun saluran irigasi yang sangat besar. Tak hanya untuk mencegah bencana alam, tetapi juga untuk kesejahteraan rakyat.
4. Raja Keempat Hingga Ketujuh
Setelah wafat pada tahun 434 Masehi, Raja Purnawarman kemudian digantikan oleh Wisnuwarman. Masa pemerintahannya berjalan lebih dari 20 tahun dan selesai di tahun 455 Masehi.
Sejarah kepemimpinan Kerajaan Tarumanegara kemudian berlanjut ke Indrawarman. Sayang sekali, tidak banyak informasi mengenai bagaiman keadaan kerajaan saat diperintah oleh raja kelima ini. Ia memerintah dari tahun 455 hingga 515 Masehi.
Pada tahun 515, kekuasaan berada di tangan Candrawarman. Selama dua puluh tahun ia memerintah dan mangkat pada tahun 535 Masehi.
Selanjutnya, nama raja Kerajaan Tarumanegara yang ketujuh adalah Suryawarman. Selama memimpin, ia meneruskan kebijakan politik yang telah dilakukan oleh ayahnya.
Malah, ia membuatnya menjadi lebih baik. Dari yang awalnya terpusat, ia lantas memberikan wewenang kepada pemimpin daerah untuk mengatur pemerintahannya sendiri.
Baca juga: Candi-Candi Bersejarah Peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya
5. Raja-Raja Selanjutnya
Sepeninggal Suryawarman, Kerajaan Tarumanegara kemudian dipimpin oleh Kertawarman. Ia naik tahta pada tahun 561 Masehi.
Pada masa kepemimpinannya ini, situasi kerajaan kurang kondusif. Ia menikahi seorang perempuan berkasta sudra bernama Setyawati.
Diketahui, sang raja sebenarnya tidak bisa memiliki keturunan. Akan tetapi, istrinya malah berpura-pura hamil.
Setelah itu, mereka memutuskan untuk mengangkat anak yang juga bergolongan sudra bernama Brajagiri. Karena hal tersebut, sang anak angkat tidak bisa mewarisi tahta.
Ketika Kertawarman turun tahta pada tahun 628 Masehi, yang melanjutkan kepemimpinan adalah sang adik, yaitu Sudhawarman. Ia memerintah dari tahun 628 hingga 639 Masehi.
Kemudian pada tahun 639, Hariwangsa dinobatkan menjadi raja menggantikan Sudhawarman. Nah, raja yang baru ini besar di India dan dididik dengan aturan yang keras dan memegang teguh kasta.
Brajagiri yang tadinya menjabat sebagai senapati, kemudian dipindah tugaskan menjadi penjaga gerbang kerajaan. Hal tersebut tentu membuatnya sakit hati. Ia pun membalas sakit hatinya dengan membunuh Hariwangsa.
Setelah itu, kerajaan diambil alih oleh Nagajayawarman pada tahun 640 Masehi. Selama 26 tahun ia menjadi raja dan berakhir ketika pada tahun 666 Masehi.
Dalam sejarah tercatat bahwa raja terakhir yang memimpin Kerajaan Tarumanegara adalah Linggawarman. Ia resmi naik tahta pada tahun 666 Masehi.
Sayangnya, kepemimpinannya hanya berlangsung selama tiga tahun saja. Setelah itu, kerajaan benar-benar runtuh.
Baca juga: Ulasan Lengkap Silsilah Raja-Raja yang Memerintah Kerajaan Majapahit
Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
Keberadaan Kerajaan Tarumanegara dapat diketahui dari peninggalan sejarah yang ditemukan. Benda-benda tersebut adalah:
1. Prasasti Ciaruteun
Sumber: Wikimedia Commons
Peninggalan sejarah dari Kerajaan Tarumanegara yang akan diulas adalah Prasasti Ciaruteun atau yang juga disebut Ciampea. Benda tersebut ditemukan sekitar tahun 1863 di Kampung Muara, tepatnya di aliran Sungai Ciaruteun.
Prasasti yang terbuat dari batu alam tersebut memiliki ukuran 200 x 150 cm. Beratnya mencapai delapan ton.
Pada batu tersebut terdapat tulisan sebanyak empat baris menggunakan huruf Pallawa. Selain itu, ada cap kaki Raja Purnawarman.
2. Prasasti Cidanghiyang
Selanjutnya, ada sebuah prasasti yang ditemukan di tepi Sungai Cidahiyang, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten. Maka dari itu, prasasti ini diberi nama Prasasti Cidanghiyang.
Benda bersejarah ini ditemukan pertama kali pada tahun 1947. Akan tetapi, baru benar-benar diperhatikan pada tahun 1954.
Prasasti ini berukuran 3 x 2 x2 meter dan terbuat dari batu andesit. Tulisan yang terpahat menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Isinya adalah puji-pujian untuk Raja Purnawarman.
Baca juga: Peninggalan Bersejarah dari Kerajaan Demak yang Masih Bisa Dilihat Hingga Kini
3. Prasasti Jambu
Benda sejarah dari Kerajaan Tarumanegara yang juga disebut Prasasti Koleangkak ini ditemukan di sebuah perkebunan buah Jambu di daerah Bogor. Prasasti tersebut ditemukan oleh Jonathan Rigg pada tahun 1854, namun baru benar-benar diteliti pada tahun 1954.
Prasasti Jambu ini dibuat dari batu yang ukurannya kurang lebih 2 – 3 meter. Isinya adalah tentang Raja Purnawarman yang yang menjadi pemimpin Tarumanegara.
4. Prasasti Kebun Kopi
Peninggalan sejarah Kerajaan Tarumanegara ini ditemukan pada tahun 1863 di sebuah perkebunan kopi di Bogor. Penemuannya pun bisa dibilang tidak sengaja karena pada saat itu sedang dilakukan pembukaan hutan untuk perkebunan kopi.
Prasasti yang juga disebut Tapak Gajah ini terbuat dari batu andesit yang memiliki warna kecoklatan. Ukurannya bisa dibilang cukup besar yaitu memiliki tinggi 69 cm, lebar 104 cm, dan panjang 164 cm.
Pada batu tersebut terdapat telapak kaki gajah yang diduga merupakan kendaraan Raja Purnawarman. Selain itu, terdapat sebaris kalimat yang dituliskan dalam bahasa Sanskerta dan menggunakan aksara Pallawa.
5. Prasasti Muara Cianten
Di urutan kelima ada Prasasti Muara Cianten yang baru ditemukan sekitar tahun 1864 oleh N.W Hopermans. Lokasinya ditemukan di tepi sungai Cisadane, tepatnya hampir berada di muara Sungai Cianten.
Benda yang terbuat dari batu tersebut memiliki ukuran panjang 317 cm, tinggi 140 cm, dan lebar 148 cm. Karena sudah terlalu lama terendam oleh air, tulisannya sulit sekali untuk dibaca. Maka dari itu, hingga sekarang belum diketahui apa isinya.
Baca juga: Informasi tentang Prasasti Bersejarah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Perlu Kamu Ketahui
6. Prasasti Pasir Awi
Kemudian, ada Prasasti Pasir Awi yang merupakan salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Tarumanegara yang ditemukan pada tahun 1864. Lokasi ditemukannya berada di kawasan perbukitan Cipamingkis, Bogor.
Pada benda yang dibuat dari batu alam ini terdapat cap sepasang kaki yang dipercaya milik Raja Purnawarman. Untuk isinya sendiri masih belum diketahui karena belum ada yang dapat menerjemahkannya.
7. Prasasti Pasir Muara
Peninggalan yang juga disebut prasasti Kebon Kopi II letaknya tidak jauh dari Kebon Kopi 1. Tepatnya, ditemukan di Kampung Pasir Muara, Desa Ciruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang.
Di dalam prasasti tersebut terdapat tulisan mengenai angka pembautannya, yaitu pada tahun 932 Masehi atau 854 Saka. Tulisannya menggunakan bahasa Melayu Kuno dan berisikan tentang adanya Kerajaan Sunda sebelum Tarumanegara runtuh.
8. Peninggalan Lain
Selain prasasti-prasasti di atas, ditemukan pula beberapa situs yang menunjukkan eksistensi Kerajaan Tarumanegara. Salah satunya adalah Situs Batujaya.
Lokasinya berada di tengah persawahan, tepatnya berada di Desa Segara dan Desa Telagajaya, Karawang, Jawa Barat. Di situs ini sudah ada beberapa candi yang ditemukan, yaitu Candi Blandongan, Candi Jiwa, dan Candi Serut.
Selain itu, ditemukan pula Situs Cibuaya yang terletak di Desa Cibuaya, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Di sini, ditemukan sebuah reruntuhan bangunan kuno yang disebut Lemah Duhur Lanang.
Reruntuhan tersebut memiliki ukuran sekitar 3,5 x 3,5 meter. Selain itu, bangunan ini bukan terbuat dari batu melainkan bata merah.
Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit yang Harus Kamu Tahu
Fakta Menarik dari Kerajaan Tarumanegara
Sumber: Wikimedia Commons
Setelah tadi menyimak mengenai lokasi, raja-raja yang berkuasa, dan peninggalan sejarahnya, selanjutnya kamu dapat membaca fakta menarik dari Kerajaan Tarumanegara yang sayang untuk dilewatkan.
1. Kehidupan Ekonomi
Seperti yang sudah kamu simak sebelumnya, peninggalan-peninggalan sejarah Kerajaan Tarumanegara kebanyakan ditemukan di aliran sungai. Maka dari itu, bisa dibilang daerah tersebut adalah pusat peradabannya.
Pada zaman dahulu, sungai-sungai tersebut digunakan sebagai jalur pelayaran dan perdagangan. Selain itu, kerajaan ini juga mengandalkan sektor pertanian.
2. Kehidupan Sosial
Kerajaan Tarumanegara memang bercorak agama Hindu. Hal tersebut karena pengaruh India sehingga para bangsawan menganut agama tersebut. Terlebih lagi, dalam beberapa prasasti peninggalan tertulis bahwa para anggota kerajaan adalah pemeluk Hindu yang taat.
Akan tetapi, untuk masyarakat pada umumnya masih menggunakan agama asli leluhur. Selain itu, ada sebagian kecil yang menganut Buddha. Meskipun memiliki kepercayaan yang berbeda, rakyatnya dapat hidup dengan damai.
Baca juga: Dapunta Hyang Sri Jayanasa, Sosok Pendiri Kerajaan Sriwijaya
Sudah Puas Menyimak Ulasan Sejarah tentang Kerajaan Tarumanegara Ini?
Nah, itulah tadi informasi yang bisa kamu dapatkan mengenai Kerajaan Tarumanegara. Semoga saja setelah membacanya dapat menambah pengetahuanmu, ya!
Nggak hanya soal Kerajaan Tarumanegara, kamu juga bisa, lho, mendapatkan informasi tentang kerajaan-kerajaan lain yang pernah ada di nusantara. Contohnya adalah Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Demak. Pastikan untuk membaca artikel-artikel di PosKata, ya!