
Taaruf dapat digolongkan ke dalam kelas kata nomina (kata benda). Arti taaruf adalah n perkenalan.
Berikut ini pembahasan lebih lengkap tentang makna kata dan pengertian taaruf.
(1) ta.a.ruf nomina (kata benda)
- (Ar) perkenalan
contoh:
para peserta musabaqah yang datang dari berbagai negara sahabat dan peserta dari dalam negeri mengadakan pawai taaruf keliling kota
Kata Turunan dari Taaruf
bertaaruf
Kamus Indonesia - Inggris
Terjemahkan taaruf dalam bahasa Inggris di Google Translate.
Pengertian Taaruf
Seperti yang sudah disebutkan di atas, pengertian taaruf adalah perkenalan. Berdasarkan etimologinya, kata tersebut berasal dari akar kata ع ر ف (aʿ-r-f) yang dalam bahasa Arab berhubungan dengan pengetahuan dan kesadaran.
Makna tersebut disebutkan dalam Alquran surat Al Hujurah ayat 13. Artinya adalah, “Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal (ta’ārafū). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Tafsir Imam Syafi’i menjelaskan bahwa ayat tersebut diturunkan sebagai tanda (syiar) bagi orang-orang yang berhijrah, seperti kaum Aus dan kaum Khazraj. Saat tahun pembebasan Mekah (‘am al-
fath), Nabi memberikan bendera pada masing-masing kaum agar mereka bisa saling mengenal di dalam atau luar peperangan. Tujuannya agar mereka bersatu dan meringankan beban berat di antara kaumnya.
Dalam bahasa aslinya, pengertian taaruf adalah untuk mengenal satu sama lain atau berkenalan sebagai bentuk hubungan silaturahmi. Lawan kata atau antonim dari taaruf adalah nakira yang artinya tidak merasa familiar.
Menurut Eliyyil Akbar, Taaruf merupakan proses untuk mengenal seseorang secara dekat, baik terhadap teman atau orang lain. Proses tersebut tak hanya secara verbal, tapi juga nonverbal.
Dari pengertian tersebut, dapat diketahui kalau taaruf merupakan interaksi antara dua orang atau lebih dengan maksud atau tujuan tertentu. Contoh taaruf bisa menyangkut hubungan persaudaraan, pertemanan, pernikahan, dan lain sebagainya.
Makna dalam Bahasa Persia
Dalam bahasa Persia, taaruf atau taruf memiliki makna yang agak berbeda, yaitu kesopanan atau seni etiket dalam kehidupan sosial. Biasanya hal tersebut berkaitan dengan sopan santun antara teman, tuan rumah dan tamu, atau dalam dunia politik.
Menurut seorang cendekiawan Timur Tengah bernama William O. Beeman, taaruf merupakan konsep yang cukup sulit untuk dijelaskan. Sebagai contoh, taaruf mengharuskan tuan rumah di Iran untuk menawari tamunya apa saja. Di saat yang sama, si tamu perlu menolak tawaran tersebut. Proses ini bisa berlangsung beberapa kali sampai akhirnya mereka tahu apakah tawaran dan penolakan tersebut tulus atau sekadar sopan santun.
Selain dalam hubungan sosial, taaruf juga dilakukan dalam bernegosiasi, misalnya dalam jual beli. Contohnya, seorang penjual bisa menolak menetapkan harga barang yang ia jual dan hanya mengatakan kalau barang tersebut tidak berharga (ghaabel nadaareh). Taaruf mewajibkan pembeli untuk memaksa ingin membayar (biasanya sebanyak tiga kali) sebelum negosiasi yang sesungguhnya dimulai.
Hal tersebut terkadang membuat wisatawan yang tidak terbiasa menjadi bingung. Seperti ketika ada seorang supir taksi yang menolak dibayar. Sebenarnya bukan berarti ia benar-benar menolaknya, tapi sekadar taaruf atau bersikap sopan untuk menyiratkan kalau ia senang bisa mengantar turis tersebut. Akan tetapi, turis menganggapnya benar-benar tidak perlu membayar.
Proses Menuju Pernikahan
Di Indonesia sendiri, taaruf lebih dikenal oleh masyarakat muslim sebagai proses penjajakan sebelum menikah. Sehingga akhirnya banyak pengertian taaruf yang fokus membahas tentang pencarian pasangan hidup.
Abdullah dalam buku karya Salim A. Filah, Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan menyebutkan kalau taaruf adalah suatu proses penjajakan dan mengenal calon pasangan hidup. Proses tersebut menggunakan lembaga online maupun offline terpercaya sebagai mediator dalam memilihkan pasangan sesuai kriteria yang diinginkan sebelum menuju jenjang pernikahan.
Menurut Widiarti, taaruf adalah jembatan yang memperdekat jarak agar bisa melihat dengan lebih gamblang atau terbuka, apakah si calon memang cocok atau tidak. Perempuan dan laki-laki yang memiliki tujuan untuk menikah dipertemukan. Pada proses ini, mereka tidak hanya berdua saja, melainkan ditemani oleh mediator, yaitu orang yang memfasilitasi kegiatan perkenalan agar laki-laki maupun perempuan bisa lebih mendalam dalam mengenal calon pasangannya.
Hidayat dalam Ummi menjelaskan kalau taaruf merupakan bentuk komunikasi timbal balik antara wanita dan pria untuk saling memperkenalkan diri dan saling mengenal dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah pernikahan. Tujuan taaruf dimaksudkan untuk menuju pernikahan yang islami, sehingga tata cara yang dilakukan pun harus sesuai dengan syariat.
Berdasarkan Ari Pusparini, taaruf adalah proses perkenalan yang bertujuan untuk mewujudkan suatu pernikahan. Dengan proses ini, taaruf dinilai dapat menjaga kesucian hubungan, kehormatan diri dan pasangan dengan nilai-nilai ketuhanan.
Taufiq Tri Hidayat dan Amika Wardana menyatakan kalau taaruf ialah proses perkenalan antara calon pasangan sebelum memutuskan untuk menikah. Biasanya proses taaruf tersebut dilakukan atas dasar agama dengan penuh tanggung jawab dan keseriusan untuk segera menikah dalam batas waktu yang telah disepakati.
Leyla Imtichanah dalam buku berjudul Taaruf (Proses Perjodohan Sesuai Syariat Islam) menyebutkan kalau berkenalan mempunyai makna universal yang mencakup semua kategori yang berkaitan dengan hubungan teman, saudara, dan lain sebagainya. Jika disebutkan secara spesifik, taaruf diartikan sebagai perkenalan dalam rangka mengetahui secara mendalam tentang calon suami atau istri tanpa proses pacaran.
Perbedaan dengan Pacaran
Beberapa orang mungkin masih menganggap jika taaruf sama saja dengan pacaran. Menurut mereka, pacaran juga merupakan proses penjajakan sebelum menuju pernikahan. Padahal, sebenarnya kedua hal tersebut memiliki perbedaan.
Dalam agama Islam, pacaran sering kali dianggap hanya memberikan kerugian waktu, uang, dan tenaga manusia yang melakukannya. Meski berbeda-beda tergantung kebutuhan pelakunya, taaruf biasanya hanya memakan waktu beberapa bulan sebelum proses khitbah atau pinangan, sementara pacaran bisa lebih lama.
Perbedaan lainnya, pacaran memungkinkan kedua insan untuk saling bersentuhan yang sebenarnya dilarang dalam agama Islam. Dalam proses taaruf sendiri terdapat pendamping yang mengenalkan dan menemani, sehingga kedua pasang yang berniat melakukan perkenalaan itu bisa menjaga diri dari fitnah. Sementara pacaran tidak ada pihak yang mendampingi.