
Filsafat dapat digolongkan ke dalam kelas kata nomina (kata benda). Arti filsafat adalah n pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya; teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan.
Filsafat bersinonim dengan makulat; metafisika; ajaran. Berikut ini pembahasan lebih lengkap tentang makna kata dan pengertian filsafat.
(1) fil.sa.fat nomina (kata benda)
- pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya
- teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiata
- ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi
- falsafah
Sinonim: makulat, metafisika, adicita, ajaran, aliran, fikrah, haluan ([ki]), ideologi, paham, pemikiran, prinsip
Kata Turunan dari Filsafat
berfilsafat
Kamus Indonesia - Inggris
Terjemahkan filsafat dalam bahasa Inggris di Google Translate.
Pengertian Filsafat
Secara Etimologi
Ditinjau dari segi etimologinya, arti filsafat diambil dari kata philosophia dalam bahasa Yunani. Philosophia sendiri berasal dari dua kata, yaitu philos yang berarti cinta dan sophia yang artinya kebijaksanaan. Sehingga, bisa dikatakan arti filsafat secara etimologi adalah cinta kebijaksanaan.
Menurut Para Ahli
1. Aristoteles
Menurut Aristoteles, filsafat memiliki kewajiban untuk menyelidiki sebab dan asas segala benda. Maka dari itu, filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, etika, ekonomi, retorika, estetika, dan politik.
2. Al Farabi
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang yang alam maujud dan memiliki tujuan untuk menyelidiki hakikatnya yang sebenarnya.
3. Bertrand Russel
Sedangkan arti filsafat menurut Russel yaitu sesuatu hal yang berada di tengah-tengah antara sains dan teologi. Filsafat berisi pemikiran-pemikiran tentang masalah-masalah yang pengetahuan definisinya tidak bisa dipastikan seperti teologi. Akan tetapi, filsafat juga mirip seperti sains yang menarik perhatian akal manusia jika dibandingkan otoritas tradisi atau otoritas wahyu.
4. Imanuel Kant
Menurut Imanuel Kant, filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang pangkal dan pokok dari semua pengetahuan. Di dalamnya, filsafat mencakup empat hal, yakni agama, antropologi, etika, dan metafisika.
5. Harun Nasutioan
Filsafat adalah berpikir menurut logika yang tidak terikat apa pun, baik itu agama, dogma, maupun tradisi secara mendalam sampai ke dasar-dasar persoalan.
6. Hasbullah Bakry
Filsafat merupakan ilmu yang menyelidiki tentang segala sesuatu secara mendalam tentang alam semesta, ketuhanan, dan manusia sehingga bisa menghasilkan pengetahuan mengenai bagaimana sikap manusia setelah mendapatkan pengetahuan tersebut.
7. Marcus Tullius Cicero
Filsuf asal Itali ini mendefinisikan filsafat sebagai ibu dari semua seni. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa filsafat merupakan seni kehidupan.
8. Prof. Dr. Ismaun
Sementara menurut Ismaun, filsafat adalah usaha pemikiran dan renungan manusia menggunakan akal dan hatinya secara sungguh-sungguh. Manusia berpikir secara kritis sistematis, universal, integral, fundamentalis, dan radikal untuk mencapai dan mendapatkan kebenaran yang sejati.
9. Plato
Filsafat merupakan pengetahuan mengenai segala yang ada. Atau, juga bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang ingin mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
10. Stephen R. Toulmin
Arti dari kata filsafat menurut Toulmin, yaitu cabang iilmu yang menjelaskan unsur-unsur yang terlibat adalah proses penyelidikan ilmiah, prosedur pengamatan, pola-pola perbincangan, metode penggantian dan perhitungan, pra anggapan metafisis dan selanjutnya digunakan untuk menilai landasan bagi kesalahan yang ditinjau dari sudut logika formal, metafisika, dan metodologi praktis.
Sejarah Filsafat
Secara singkat, sejarah filsafat Barat bisa dibagi menjadi lima zaman yang penjelasannya bisa dibaca berikut ini:
1. Zaman Yunani
Di zaman ini, pengetahuan belum dianggap sebagai ilmu karena kebanyakan didapat dari mitos-mitos atau legenda. Lambat laun, orang-orang pun mulai bertanya-tanya dan mencari jawaban mengenai apa yang terjadi di sekitar mereka baik itu mengenai keadaan alam, lingkungan, maupun dunia.
Filsafat Barat muncul pertama kali di Yunani karena orang-orangnya tidak terlalu menggantungkan diri pada agama sehingga tidak membatasi pemikiran mereka. Berbeda dengan Israel, Mesir, maupun Babilonia yang meskipun dinilai lebih maju dan beradab, orang-orangnya begitu memegang teguh agama. Orang pertama yang mendapatkan gelar filsuf adalah Thales.
2. Skolastik
Di sini, orang-orang mulai merasionalkan pengetahuan yang di dapat dari zaman sebelumnya. Pengetahuan yang sudah dirasionalkan kemudian dianggap sebagai ilmu pengetahuan.
Pada zaman inilah lahir filsuf-filsuf besar yang populer dan dikenal hingga sekarang. Mereka adalah Sokrates, Plato, dan Aristoteles.
3. Pertengahan
Zaman pertengahan dianggap sebagai masa-masa kelam filsafat dikarenakan kuatnya otoritas gereja yang membatasi pemikiran orang-orang.
4. Modern
Masa-masa kelam pun lambat laun mulai menemui titik terangnya. Pada zaman ini juga disebut sebagai renaissance atau pencerahan.
Di sini, otoritas gereja hilang sehingga orang-orang menjadi lebih leluasa untuk berpikir. Mereka mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang sudah ada sebelumnya.
5. Kontemporer
Kontemporer adalah zaman sekarang ini. Ilmu pengetahuan sudah berkembang dan digunakan di mana-mana. Maka dari itu, ilmu pengetahuan harus dipertanggungjawabkan, apakah sudah sesuai atau tidak.
Ciri-Ciri Filsafat
1. Universal: filsafat memiliki pemikiran yang luas dan tidak terikat hanya pada aspek tertentu.
2. Radikal: memiliki pemikiran yang harus mendapatkan hasil sampai pada hal yang penting dan mendasar.
3. Sistematis: meskipun mungkin masih spekulasi, tapi harus memiliki metode dan pola pikir yang runtut serta logis.
4. Kritis: tidak mudah menerima begitu saja dan mempertanyakan segala sesuatunya.
5. Deskriptif: memiliki penjelasan yang terperinci.
6. Spekulatif: upaya akal budi manusia untuk menjelajah dan mengandai-andai yang tidak dibatasi oleh rekaman panca indra.
7. Analisis: mengulas dan menyelidiki hal-hal tentang dunia dan kehidupan manusia secara terperinci dan menyeluruh.
8. Evaluatif: sebuah usaha untuk menilai dan menyikapi segala sesuatu, penilaiannya harus bersifat memastikan kebenaran, kebaikan, dan kelayakan.
Subjek dan Objek Filsafat
1. Subjek
Seseorang yang memikirkan hakikat dari sesuatu secara mendalam dan sungguh-sungguh adalah subjek filsafat.
2. Objek
Objek filsafat dibedakan menjadi dua, yakni objek formal dan material.
- Objek material: adalah segala sesuatu yang ada, semu, dan tidak ada
- Objek formal: sudut pandang bagaimana subjek menelaah objek materialnya
Tujuan Filsafat
Adapun beberapa tujuan filsafat adalah sebagai berikut:
1. Behaviorisme
Filsafat bertujuan untuk menekankan proses untuk modifikasi seseorang dengan tujuan untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuan sehingga nanti bisa bertanggung jawab penuh, baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam masyarakat.
2. Humanisme
Pendidikan mengenai filsafat harus diajarkan untuk anak supaya dapat membantu mereka untuk lebih bisa mengaktualisasi diri, upaya pembentukan moral, dan dapat mengembangkan diri secara efektif.
3. Pragmatisme
Tujuannya adalah untuk tidak hanya mencari kebenaran dalam hidup saja, tetapi juga harus mendapatkan arti dan kegunaannya.
4. Realisme
Pada hakikatnya, realitas merupakan roh dan fisik yang bersifat dualitis. Maka dari itu, filsafat bertujuan untuk membentuk individu yang dapat menyesuaikan diri dan bertanggung jawab dalam bermasyarakat.
Cabang Filsafat
Seiring perkembangannya, filsafat dibagi menjadi enam cabang. Adapun penjelasannya bisa disimak di bawah ini.
1. Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang memiliki keterkaitan dengan teori pengetahuan. Di cabang ini membahas mengenai hakikat pengetahuan, justifikasi, dan rasionalitas keyakinan.
2. Estetika
Sesuai dengan namanya, cabang ini membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan keindahan. Biasanya berisi refleksi kritis terhadap seni, alam, dan budaya.
3. Etika
Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari perilaku, nilai, kebaikan, dan kejahatan. Utamanya, menyelidiki mengenai standar dan penilaian moral.
4. Filsafat Politik
Kalau yang satu ini mempelajari mengenai pemerintah dan hubungan individu dengan masyarakat atau negara. Biasanya yang dibahas adalah tentang kebebasan, keadilan, hak, hukum, dan masih banyak lagi.
5. Logika
Cabang filsafat tersebut mempelajari tentang penalaran dan argumen. Studi ini mengajarkan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.
6. Metafisika
Yang terakhir, metafisika adalah studi yang mempelajari tentang hakikat dasar tentang keberadaan dan realitas yang menyertainya. Umumnya yang dibahas adalah tentang eksistensi, ruang dan waktu, relasi antar keberadaan, dan keberadaan aktual dan karakteristik yang menyertainya.
Ajaran Ilmu Filsafat
1. Idealisme
Mengajarkan bahwa pada dasarnya realitas dunia merupakan ide yang bersifat rohani atau intelegensi. Ajaran ini terbagi menjadi dua, yakni idealisme subjektif dan idealisme objektif.
2. Materialisme
Ajaran materialisme tidak mengakui adanya kekuatan spiritual meskipun terlihat nyata. Menurut ajaran ini, alam semesta adalah badaniah atau fisik. Aliran ini pun dibagi menjadi dua, yaitu materialisme humanistis dan dialektik.
3. Pragmatisme
Sementara itu, pragmatisme mengajarkan bahwa tidak ada hal yang bersifat mutlak. Maka dari itu tidak ada doktrin, semua tergantung dengan kemampuan yang dimiliki oleh individu.
4. Realisme
Menurut ajaran ini, hakikat asli dan abadi dalam kehidupan manusia adalah dunia rohaniah dan materi.
Metode-Metode Filsafat
Beberapa metode yang sering digunakan dalam filsafat adalah sebagai berikut:
1. Metode Analitika Bahasa
Metode ini dikemukakan oleh Wittgenstein. Awal mula ditemukannya metode tersebut karena ia begitu penasaran mengapa filsafat begitu membingungkan.
Setelah melakukan penelitian, ternyata peyebabnya adalah banyaknya bahasa filosofis yang kacau dan rancu. Maka dari itu, ia menciptakan metode ini dan aturan-aturan supaya bisa digunakan untuk membedakan dan meneliti pemakaian bahasa.
2. Metode Dialektis
Nama lain dari metode ini adalah Hegelian Method karena ditemukan oleh George Willhelm Hegel. Metode ini menggunakan tesis-antitesis-sintetis.
Maksudnya adalah mengiyakan sebuah konsep yang sudah lazim. Setelah itu membuat bantahan dari konsep tersebut. Dan akhirnya, menyimpulkan atau membuat sintesis dari kedua hal tersebut.
3. Metode Empiris-Eksperimental
Penyusun dari metode ini adalah David Hume. Di sini, ia meyakini bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang lebih daripada rasio. Maka dari itu, juga membutuhkan penelitian yang ketat supaya memperoleh bukti kebenaran empiris.
4. Metode Fenomenologis
Metode yang dipopulerkan oleh Husserl ini melihat sesuatu secara objektif dan tidak mengindahkan aspek subjektif lain seperti kepentingan, tekanan sosial, maupun perasaan.
Untuk mendapatkan bukti atau hasil, metode ini melakukan tiga kali reduksi atau penyaringan, yakni reduksi fenomologis, kemudian eiditis, dan yang terakhir reduksi transendental.
5. Metode Filsafat Eksistensialisme
Tokoh-tokoh yang mempopulerkan metode ini ialah Jaspers, Heidegger, Satre, Merleu-Point, dan Marcel. Metode ini merupakan kebalikan dari fenomenologis.
Apabila Fenomenologis lebih mementingkan objek, kalau metode ini malah lebih menekankan pada subjek. Hal itu dikarenakan sesuatu dianggap “ada” karena karena adanya pembentuk di sekitarnya.
6. Metode Filsafat Intuitif
Metode filsafat intuitif ini mengajarkan untuk berpikir tanpa harus dibatasi oleh rasio dan logika. Maksudnya adalah tidak serta merta berpegang teguh pada rasionalisasi dan logika manusia saja, tapi juga tidak menolaknya.
Manusia kadang kala harus menjaga jarak dengan logika, tetapi tetap percaya pada keaslian fitrah manusia. Metode tersebut dipopulerkan oleh Plotinus dan Bergson.
7. Metode Filsafat Matematis
Metode ini menggabungkan semua kelebihan analisa geometris, logika, dan aljabar. Nama lain metode ini adalah metode analitis.
8. Metode Kritis
Kalau metode yang satu ini dikembangkan oleh filsuf Yunani, yaitu Sokrates dan Plato. Metode tersebut merupakan hanalisa dari istilah dan pendapat. Setelah itu, kemudian dianalisa menggunakan asa-asas metodologis yang menjelaskan tentang keyakinan dan pertentangannya.
9. Metode Skolastik
Metode yang dikembangkan pada abad pertengahan oleh Thomas Aquinas ini berkaitan erat dengan metode pengajaran. Sifatnya sintetis-deduktif dan bertumpu pada prinsip-prinsip yang jelas sehingga dapat diperoleh kesimpulan.
10. Metode Transendental
Metode yang dipopulerkan oleh Imanuel Kant tersebut merupakan “peleburan” dari aliran empirisme dan rasionalisme yang bertolak belakang. Metode tersebut menerima ilmu-ilmu positif yang memberikan kemajuan dalam kehidupan. Dan, juga menerima nilai subjektif agama dan moral.
Manfaat Belajar Filsafat
1. Untuk mendalami pengetahuan sehingga mengetahui kebenaran dan dapat memahami dasar kehidupan diri sendiri.
2. Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan pandangan-pandangan sehingga memahami bahwa pengetahuan yang dipelajari adalah satu kesatuan.
3. Dengan mempelajari filsafat, tiap individu akan menjadi lebih terdidik dan bisa membangun diri sendiri
4. Mampu berpikir secara mendalam, rasional, dan komunikatif
5. Dapat mengkomunikasikan ide dengan lebih efektif sehingga bisa menulis atau mengutarakan argumen secara sistematis dan kritis