
Drama dapat digolongkan ke dalam kelas kata nomina (kata benda). Arti drama adalah n komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan; cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater; kejadian yang menyedihkan.
Kata ini bersinonim dengan cerita; kisah; pertunjukan. Berikut ini pembahasan lebih lengkap tentang makna kata dan pengertian drama.
(1) dra.ma nomina (kata benda)
- (Sas) komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan
contoh:
dia gemar menonton drama - (Sas) cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater
Sinonim: cerita, kisah, komidi bangsawan, lakon, pertunjukan, sandiwara, teater, tonil
Kata Turunan dari Drama
pendramaan
Gabungan Kata Drama
- drama absurd: (Sas) drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konvensi alur, penokohan, tematik
- drama air: (Sen) pertunjukan teatrikal yang dikembangkan dari pertunjukan sirkus, dimainkan di dalam air
- drama akademik: (Sen) drama yang naskahnya ditulis oleh siswa sekolah berdasarkan prinsip-prinsip akademik
- drama anjing: (Sen) bentuk drama populer di Inggris abad ke-19 yang menampilkan anjing sebagai bagian dari peran
- drama atenian: (Sen) teater Yunani abad ke-4 dan ke-5 SM, sering diacu sebagai periode klasik
- drama baca: (Sen) naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan
- drama banyolan: (Sen) drama yang penuh dengan adegan dan dialog lucu
- drama baru: (Sen) drama di Inggris periode 1890 hingga 1914 yang memengaruhi banyak penulis
- drama berbingkai: (Sen) drama dalam drama
- drama bersajak: (Sen) bentuk penulisan drama berjenis puisi; drama prosa berunsur sajak
Kamus Indonesia - Inggris
Terjemahkan drama dalam bahasa Inggris di Google Translate.
Pengertian Drama
Secara Etimologi
Dilihat dari etimologinya, drama berasal dari kata draomai yang dalam bahasa Yunani memiliki arti bertindak, berlaku, beraksi, atau berbuat. Sementara itu, ada juga yang menyebutkan bahwa drama berasal dari kata dran yang artinya melakukan sesuatu.
Menurut Para Ahli
Setelah mengetahui arti drama menurut etimologinya, sekarang saatnya beralih ke definisi drama menurut para ahli.
1. E.R. Reaske
Pengertian drama menurut Reaske adalah suatu karya sastra atau komposisi yang merupakan gambaran aktivitas manusia dalam menjalani kehidupan yang diwujudkan dalam berbagai dialog dan gerak laku para tokoh di dalamnya.
2. Krauss
Sementara itu menurut Krauss, drama merupakan sebuah gambaran seni yang berasal dari nyanyian dan tarian ibadat Yunani Kuno yang berisikan dialog dramatis beserta konflik yang penyelesaiannya dipentaskan di atas panggung.
3. Nurhayati
Menurut Nurhayati, drama merupakan lakon sebuah cerita kehidupan yang berbentuk dialog dan memiliki konflik. Drama bisa dikatakan sebagai karya sastra, bisa juga sebagai seni pementasan.
4. Suyoto
Suyoto mengatakan pengertian drama ialah cerita kehidupan manusia yang dipentaskan berdasarkan naskah, gerak laku, memiliki dialog, dilengkapi dengan tata panggung, dan dilihat oleh penonton.
5. Tambojang
Dan yang terakhir, Tambojang menyatakan bahwa drama merupakan kisah unik yang tidak hanya dibaca saja, tapi harus dipentaskan dan disaksikan oleh para penonton. Drama merupakan kesenian ephemeral atau singkat yang menceritakan kisah di satu waktu dan berakhir di waktu itu juga.
Tujuan dan Manfaat Drama
Salah satu jenis kesenian ini juga memiliki tujuan dan manfaat. Adapun tujuan dan manfaatnya disimak berikut:
1. Tujuan
a. Drama bertujuan sebagai media untuk mengembangkan bakat seseorang.
b. Menyajikan hiburan yang penuh dengan estetika untuk orang-orang.
c. Memberikan edukasi atau pengetahuan mengenai salah satu seni keindahan.
2. Manfaat Drama
a. Dapat membantu para lakon atau aktor untuk mengolah emosinya dengan lebih baik.
b. Membantu meningkatkan rasa percaya diri dan nilai sosial yang dimiliki seseorang.
c. Sebagai sarana untuk mendidik dengan cara yang lebih menyenangkan.
d. Membantu seseorang untuk lebih bisa menghargai pendapat orang lain.
Ciri-Ciri Drama
Sementara itu, mengenai ciri-ciri drama bisa disimak di bahwa ini:
1. Ada Tokoh atau Karakter
Salah satu ciri dari drama adalah memiliki karakter yang diperankan oleh manusia, boneka, atau wayang.
2. Ada Dialog
Ciri selanjutnya adalah dalam pementasan, kisahnya diceritakan melalui kata-kata dalam bentuk dialog atau monolong. Untuk yang belum tahu, dialog adalah percakapan antar tokoh, sementara monolog adalah percakapan tokoh dengan dirinya sendiri.
3. Konflik
Bukan drama namanya kalau tidak ada konflik yang terjadi. Konflik inilah yang merupakan inti dari sebuah drama.
4. Tempat Pementasan
Drama biasa dipentaskan di sebuah panggung yang sudah dilengkapi dengan properti yang mendukung jalannya cerita.
5. Penonton
Pertunjukan drama dipentaskan di sebuah panggung dan disaksikan oleh banyak orang.
6. Durasi Waktu
Untuk drama panggung, durasi waktu penampilannya biasanya berkisar tiga jam.
Unsur-Unsur Drama
Sebagai salah satu jenis seni, drama tentu saja memiliki unsur-unsur yang membangunnya. Untuk lebih jelasnya, baca saja uraiannya berikut ini.
1. Tema
Sama seperti karya sastra yang lain, drama tentu saja harus memiliki tema umum untuk membangun cerita yang ditampilkan. Tema sendiri dibagi menjadi dua, yakni tema utama dan tema tambahan.
Pengertian dari tema utama dalam drama adalah gagasan umum yang menjadi pokok cerita dalam sebuah naskah drama. Sementara itu, tema kecil merupakan tema yang berguna untuk membangun tema utama.
2. Tokoh dan Penokohan
Dalam drama, tokoh-tokoh dibedakan menjadi beberapa, yaitu:
a. Tokoh idaman: tokoh yang menjadi fokus dalam drama tersebut, biasanya memiliki karakter baik.
b. Tokoh gagal: merupakan tokoh yang berseberangan dengan tokoh idaman, dengan adanya tokoh ini maka penokohan tokoh idaman akan semakin bersinar.
c. Tokoh statis: tokoh-tokoh dalam drama yang karakternya tidak mengalami perubahan dari awal hingga akhir.
d. Tokoh dinamis: adalah tokoh-tokoh yang mengalami perubahan, bisa jadi mengenai karakter atau pola pikirnya.
3. Alur
Supaya dapat dinikmati oleh penonton, sebuah drama tentu saja harus memiliki alur yang jelas. Alur ini tersaji dalam dialog-dialog yang diucapkan oleh para tokoh. Adapun pengaturan alurnya, yakni:
a. Orientasi: bagian awal drama yang merupakan pengenalan para tokoh dan awal dimulainya konflik.
b. Komplikasi: merupakan bagian puncak dari suatu konflik atau klimaks.
c. Resolusi: bagian di mana konflik diselesaikan.
4. Dialog
Seperti yang sudah dibaca di atas, dialog merupakan unsur penting dari drama yang berupa percakapan antar tokoh. Dari dialog inilah, penonton bisa mengetahui alur cerita sebuah drama.
5. Latar
Yang dimaksud dengan latar adalah keterangan tentang waktu, tempat, atau suasana sebuah cerita dalam pementasan drama. Untuk lebih jelasnya, berikut ini ulasannya!
a. Latar waktu: merupakan gambaran tentang kapan terjadinya peristiwa dalam drama tersebut, misalnya saja pada malam hari tanggal 13 Juni 2013.
b. Latar tempat: penggambaran tentang tempat terjadinya peristiwa, contohnya adalah di ruang keluarga, di teras, di balkon, dan lain-lain.
c. Latar suasana: merupakan gambaran suasana yang dialami oleh si tokoh. Misalnya saja sedang sedih, gembira, atau lainnya yang penyampaiannya bisa melalui mimik wajah atau gerak laku.
d. Latar sosial: penggambaran dari status sosial para tokoh-tokoh yang terlibat dalam drama tersebut. Salah satu contohnya yaitu anak dari konglomerat.
6. Amanat
Amanat merupakan pelajaran penting yang didapatkan oleh penonton setelah menonton drama tersebut. Pesan moral tersebut biasanya tersirat.
Struktur Drama
Penjelasan mengenai struktur dalam drama selengkapnya bisa dibaca berikut ini.
1. Babak: merupakan rangkuman peristiwa yang terjadi dalam urutan waktu tertentu.
2. Adegan: merupakan gambaran perubahan kejadian dan biasanya ditandai dengan adanya pergantian latar.
3. Dialog: percakapan yang berlangsung antara tokoh-tokohnya.
4. Prolog: berisikan gambaran umum mengenai cerita yang akan dipentaskan.
5. Epilog: merupakan bagian akhir dari drama yang dan merupakan kesimpulan dari cerita yang dipentaskan.
Jenis-Jenis Drama
Drama memang ada banyak sekali macamnya dan bisa dikategorikan berdasarkan isi, jumlah percakapan, sarana penyampaian, dan lain-lain. Kalau sudah tidak sabar untuk mengetahuinya, langsung saja baca ulasan lengkapnya ini:
1. Berdasarkan Jumlah Percakapan
a. Pantomim: pertunjukan drama yang menggunakan isyarat, gerak tubuh, mimik wajah, dan tanpa menggunakan kata-kata.
b. Mini kata: drama yang menggunakan dialog singkat-singkat atau menggunakan dialog seminimal mungkin.
c. Dialog monolog: pementasan drama yang banyak menggunakan kata-kata.
2. Berdasarkan Bentuk Sastra
a. Drama puisi: adalah drama yang struktur dialognya disusun dengan menggunakan ritme dan rima seperti puisi.
b. Drama prosa: pertunjukan drama yang dialognya bebas dan tidak terikat oleh irama atau rima.
3. Berdasarkan Keberadaan Naskah
a. Drama tradisional: merupakan drama yang tidak menggunakan naskah, dialog yang nantinya diucapkan oleh para pemain merupakan hasil improvisasi atau spontan.
b. Drama modern: jenis yang satu ini adalah drama yang paling umum digunakan, yaitu menggunakan naskah.
4. Berdasarkan Sarana Penyampaian
a. Drama panggung: adalah drama yang dipentaskan di atas panggung dan tidak ada pengulangan adegan jika melakukan kesalahan.
b. Drama televisi: merupakan drama yang ditayangkan di layar televisi dan tidak disiarkan secara langsung.
c. Drama film: adalah tayangan drama yang ditampilkan di bioskop.
d. Drama wayang: merupakan drama yang karakternya diambil dari tokoh-tokoh pewayangan.
e. Drama boneka: pertunjukan drama yang diperankan oleh boneka.
f. Drama radio: yaitu drama yang disiarkan di radio dan hanya bisa didengarkan saja.
5. Berdasarkan Sajian Isinya
a. Tragedi: drama ini biasanya mengisahkan tentang kesedihan atau kemalangan yang dialami oleh tokohnya karena tema yang diangkat umumnya tentang bencana, penderitaan, atau kematian.
b. Komedi: berbeda dari yang sebelumnya, jenis drama yang satu ini biasanya berisikan hal-hal lucu yang membuat penonton tertawa dan biasanya berakhir dengan bahagia.
c. Tragikomedi: gabungan dari drama tragedi dan komedi, biasanya drama ini akan menceritakan kesedihan akan tetapi diselingi komedi dan memiliki akhir yang bahagia.
d. Melodrama: merupakan salah satu jenis drama yang begitu mempengaruhi perasaan, umumnya menceritakan tentang kisah cinta atau kesedihan.
e. Farce: adalah jenis drama yang lucu dan memiliki konflik ringan, nama lainnya yaitu komedi picisan.
f. Kolosal: merupakan drama yang menceritakan kisah tentang zaman kerajaan.
6. Berdasarkan Pengaruh Unsur Seni
a. Sendratari: adalah sebuah pertunjukan yang merupakan gabungan dari seni drama dan tari.
b. Tablo: adalah drama yang menonjolkan aspek dari tarian dan tanpa dialog, dengan kata lain para tokoh menyampaikan cerita menggunakan tarian.
c. Opera: adalah pertunjukan drama di mana dialognya disampaikan dengan dinyanyikan dan diiringi musik, istilah lainnya yaitu drama musikal.
7. Drama Lain-Lain
a. Drama baca: merupakan sebuah drama yang tidak cocok untuk dipentaskan, melainkan lebih cocok untuk dibacakan saja.
b. Drama borjuis: merupakan drama yang mengisahkan tentang kehidupan para bangsawan.
c. Drama rakyat: drama yang mengangkat kisah yang sudah turun temurun dan berkembang di masyarakat.
d. Drama liturgis: sebuah drama yang dipentaskan dan digabung dengan kebaktian di gereja, drama ini berkembang di abad pertengahan.
e. Drama satu babak: adalah drama yang hanya menceritakan suatu kisah, memiliki sedikit pemeran, dan alur yang singkat.
Tahapan Pementasan Drama
Setelah membaca tentang definisi, ciri-ciri, unsur, dan jenis-jenis drama, sekarang tiba saatnya untuk mengetahui tahapan-tahapan mengenai pementasan drama. Simak saja penjelasan lengkapnya berikut ini.
1. Menyeleksi dan Meneliti Naskah
Naskah adalah elemen penting dalam pementasan drama. Sebuah naskah harus melewati beberapa proses sebelum akhirnya dipilih dan layak untuk dipentaskan.
Setelah terpilih, naskah tersebut kemudian dibedah dan ditafsirkan, baik itu tentang tokoh dan perwatakannya, alur, latar, dan lain-lain.
2. Menyeleksi Para Pemain
Ketika naskah sudah siap, langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah mengadakan casting atau pemilihan peran. Pada umumnya, para peserta akan menjalani audisi dan menampilkan cuplikan dialog dari tokoh yang ingin diperankan.
Penunjukan pemain-pemain tentu tidak asal-asalan. Para pemain tersebut harus bisa menjiwai perannya.
Selain itu, terkadang kondisi fisik juga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk pemilihan pemain, terutama jika berkaitan erat dengan cerita. Misalnya saja, dalam cerita si tokoh dirundung karena memiliki gigi kelinci, maka nanti pemainnya harus memiliki gigi kelinci.
3. Latihan
Jika semua pemain sudah terpilih, maka tahap selanjutnya adalah harus melakukan latihan. Mereka harus berlatih dengan serius supaya dapat menjiwai karakter yang dimainkan. Sehingga dialog yang mereka ucapkan tidak kosong, tapi bisa benar-benar diekspresikan.
4. Pementasan Drama
Waktu pementasan drama biasanya sudah ditentukan, untuk itu para pemain harus sudah bisa menguasai karakternya sampai batas waktu tersebut. Dengan begitu, mereka tidak akan mengecewakan para penonton yang telah datang untuk menyaksikan.
Untuk bisa sukses menampilkan sebuah drama, para pemain harus memperhatikan beberapa hal. Yang pertama adalah mengenai intonasi, pelafalan, dan tempo saat berdialog supaya para penonton bisa dengan memahami apa yang diucapkan. Kemudian, para pemain juga harus bisa menuangkan apa yang dirasakan oleh tokoh yang tercermin dalam gerakan tubuh dan mimik wajah.