
Cerpen dapat digolongkan ke dalam kelas kata nomina (kata benda). Arti cerpen adalah n cerita pendek.
Berikut ini pembahasan lebih lengkap tentang makna kata dan pengertian cerpen.
(1) cer.pen /cêrpèn/ nomina (kata benda)
- (akr) cerita pendek
Kamus Indonesia - Inggris
Terjemahkan cerpen dalam bahasa Inggris di Google Translate.
Pengertian Cerpen
Senada dengan arti yang tercantum dalam KBBI yang telah dipaparkan di atas, cerpen sebetulnya ialah kependekan dari cerita pendek. Akan tetapi jika membahas soal pengertian cerpen, definisinya bisa saja lebih panjang daripada penjelasan arti katanya.
Cerpen merupakan cerita rekaan (fiksi) yang di dalamnya terdapat penokohan, alur, latar, serta umumnya terdiri dari kurang lebih 10.000 kata. Untuk lebih jelasnya, simak terlebih dulu definisi cerita pendek menurut para ahli yang terangkum di bawah ini!
Definisi Cerpen Menurut Para Ahli
a. H.B. Jassin
H.B. Jassin dalam bukunya berjudul Tifa Penyair dan Daerahnya (1977) menyebut bahwa cerpen ialah cerita yang pendek. Nama cerpen biasa dipakai untuk cerita fiksi yang panjangnya bisa satu halaman, atau paling tidak antara 10 hingga 20 halaman saja.
Lebih dari itu, maka sudah tidak dapat lagi disebut sebagai cerita pendek. Jassin menambahkan, sebuah cerita pendek haruslah memiliki bagian paling penting dalam fiksi, yaitu pendahuluan dan penyelesaian sengketa (konflik).
b. Edgar Allan Poe
Pengertian cerpen menurut Edgar Allan Poe, yaitu sebuah bacaan singkat yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Rentang waktu sekali duduk diperkirakan antara setengah sampai paling lama dua jam.
Cerpen cenderung memiliki efek tunggal, bahkan karakter, plot, dan latarnya juga terbatas, tidak beragam, dan tidak kompleks. Pengarang tidak melukiskan kehidupan tokohnya secara menyeluruh, tetapi hanya bagian-bagian penting yang mendukung cerita.
c. Jacob Sumardjo dan Saini K.M.
Dalam buku Apresiasi Kesusastraan (1997), Sumardjo dan Saini mengungkap pengertian yang cukup sederhana tentang cerpen. Keduanya berpendapat, cerpen adalah cerita yang pendek, meski tak semua cerita yang pendek dapat disebut cerpen.
d. Endah Tri Priyatni
Endah Tri Priyatni dalam bukunya yang berjudul Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi (2010) memaparkan, cerpen merupakan salah satu bentuk karya fiksi. Sesuai namanya, cerpen memperlihatkan sifat yang serba pendek, mulai dari peristiwa yang diungkapkan, tokoh, isi cerita, dan jumlah kata.
e. Suminto A. Sayuti
Sosok yang satu ini juga memiliki pandangan tersendiri terkait pengertian cerpen yang diungkapkan dalam bukunya, Berkenalan dengan Prosa Fiksi (2000). Menurutnya, cerita pendek mempunyai sejumlah kualitas dengan sifat-sifat khusus.
Sifat-sifat tersebut, yaitu pemadatan (compression), pemusatan (concentration), dan pendalaman (intensity). Ketiga sifat itu berkaitan dengan panjang cerita dan kualitas struktural yang diisyaratkan oleh panjang ceritanya.
f. Nugroho Notosusanto
Selain mendefinisikan pengertian cerpen sebagai cerita pendek, Nugroho Notosusanto juga memaparkan secara detail strukturnya secara umum. Ia menyebut bahwa cerpen setidaknya terdiri dari 5.000 kata dan ditulis dalam kertas kuarto spasi ganda.
g. Burhan Nurgiyantoro
Burhan Nurgiyantoro memaparkan tentang cerita pendek dalam bukunya yang berjudul Teori Pengkajian Fiksi (2002). Ia menyatakan, cerpen mempunyai kelebihan yang khas, yakni mampu mengungkapkan lebih banyak dan secara implisit dari yang diceritakan.
h. Henry Guntur Tarigan
Ahli yang namanya kerap menjadi rujukan dalam penulisan karya ilmiah ini memaparkan pula mengenai arti dan pengertian cerpen dalam bukunya, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra (1984). Cerpen menurutnya ialah cerita rekaan yang masalahnya singkat, jelas dan padat, serta terkonsentrasi pada suatu peristiwa.
i. Suharianto
Bukan hanya bentuknya yang pendek, ruang lingkup permasalahan dalam cerpen pun hanya disuguhkan sebagian kecil saja dari kehidupan tokoh yang menarik perhatian pengarang. Hal ini disampaikan Suharianto dalam bukunya, Dasar-Dasar Teori Sastra (1982).
j. E. Kosasih
Kosasih dalam bukunya yang bertajuk Ketatabahasaan dan Kesusastraan (2004) menuturkan, cerpen adalah sebuah karangan pendek yang berbentuk prosa. Di dalamnya dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang mudah dilupakan pembaca.
Macam-Macam Cerita Pendek
Macam-macam cerpen dapat terbagi berdasarkan aliran cerita, teknik pengarangan, jumlah kata, dan isinya. Untuk mengetahui informasi lengkapnya, simak baik-baik uraian berikut:
a. Cerpen Berdasarkan Aliran Cerita (Genre)
1. Genre Realisme
Sesuai dengan namanya, genre realis lebih menampilkan cerpen sesuai dengan kejadian yang ada, secara apa adanya. Semua yang tertulis dalam cerita cenderung mengungkap kisah kehidupan orang awam kebanyakan.
2. Genre Naturalisme
Genre naturalis disebut sebagai salah satu cabang dari realis. Jika realis menuliskan cerita apa adanya, naturalis melukiskan semua peristiwa dalam kehidupan tanpa diseleksi. Hampir setiap hal diungkapkan dalam cerpen dengan genre ini.
3. Genre Romantisme
Romantisme diambil dari kata roman, yang merujuk pada hal-hal bersifat ke-roman-romanan. Roman sendiri ialah sebuah istilah yang digunakan untuk sastra klasik yang bercerita mengenai kehebatan manusia, pencapaian manusia, penaklukan bangsa asing (penjajah) yang disajikan secara dramatis.
Dalam perkembangannya, roman kemudian identik dengan segala hal yang mengungkap seputar kehidupan percintaan yang romantis. Kisah cinta yang disampaikan dalam cerita pun tak selalu bahagia, tetapi ada pula kesedihan, kemarahan, kekecewaan, atau yang lain.
4. Genre Ekspresionisme
Tak hanya dalam cerpen, aliran ekspresionisme dikenal pula dalam karya seni lain jenis apa pun. Aliran ini dianggap merupakan sesuatu yang keluar dari diri seniman, bukan dari peniruan alam dunia.
Dari pengertian itu, kiranya dapat disimpulkan bahwa pengarang yang menganut aliran ini mendapatkan inspirasi menulisnya bukan dari dunia luar, melainkan berdasarkan pengalamannya sendiri.
5. Genre Determinisme
KBBI mendefinisikan determinisme sebagai suatu paham yang menganggap setiap kejadian atau tindakan, baik yang menyangkut jasmani maupun rohani, merupakan konsekuensi kejadian sebelumnya dan ada di luar kemauan.
Dalam sebuah karya, teori determinisme merupakan teori monokausal yang menganggap ada faktor tunggal yang menyebabkan sebuah perubahan.
6. Genre Surealisme
Surealisme adalah aliran yang meyakini adanya kontradiksi antara realita dan mimpi, sehingga membentuk kesatuan baru yang imajinatif. Barangkali, pengarang yang menganut aliran ini akan cenderung menciptakan cerpen-cerpen berisi cerita fantasi.
b. Cerpen Berdasarkan Teknik Pengarangan
1. Well Made Short Story (Cerpen Sempurna)
Teknik penulisan cerpen yang well made biasanya cukup berfokus pada satu tema, plotnya jelas, serta memiliki ending atau penyelesaian yang mudah dipahami. Umumnya, cerpen semacam ini dibuat berdasarkan realita atau kisah nyata.
2. Slice of Live Short Story (Cerpen Tak Utuh)
Cerpen tidak utuh biasanya tidak merujuk pada satu tema. Bahkan, plotnya pun tidak tertata dan ending-nya cenderung mengambang. Meski begitu, kelebihan dari teknik ini ialah, ceritanya bersifat kontemporer dan ditulis berdasarkan ide yang lebih original.
c. Cerpen Berdasarkan Jumlah Kata
Berdasarkan jumlah kata, cerita pendek dibagi menjadi tiga kategori, yaitu cerita mini, cerita ideal, dan cerita panjang. Berikut penjelasannya:
1. Cerita Mini (Cermin)
Cerita mini atau yang disebut pula dengan nama flash fiction merupakan cerita singkat yang bahkan lebih pendek dari cerpen pada umumnya. Tidak ada standar yang jelas mengenai jumlah kata, tetapi flash fiction biasanya lebih pendek dari 1.000 atau 2.000 kata.
2. Cerpen yang Ideal
Beberapa ahli berbeda pendapat mengenai panjang pendeknya cerpen yang ideal, sehingga tidak ada patokan pasti yang menentukan berapa jumlah kata yang tepat. Paling tidak, cerpen dianggap ideal jika jumlah katanya terdiri dari 2.000 sampai 10.000 kata.
3. Cerpen Panjang
Panjangnya sebuah cerpen maksimal tidak boleh lebih dari 20.000 kata. Jika lebih dari itu, maka sudah bukan termasuk ke dalam kategori cerpen, tetapi novelet atau mungkin novela.
d. Cerpen Berdasarkan Isinya
Berdasarkan isinya, cerita pendek dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis. Di antaranya adalah cerpen anak, remaja, dewasa, percintaan, komedi/lucu, sejarah, roman, tragedi, dan masih banyak lagi.
Ciri-Ciri Cerita Pendek
a. Jumlah Kata Terbatas
Seperti dijelaskan sebelumnya, jumlah kata pada cerita pendek terbatas dan tidak bisa lebih dari 20.000 kata. Bila memungkinkan, jumlah kata dalam sebuah cerpen dibatasi setidaknya sekitar 10.000 kata saja.
b. Cerpen Hanya Punya Satu Alur
Cerita pendek tidak memiliki alur yang rumit dan kisah berbelit-belit layaknya novel. Umumnya, cerpen hanya mempunyai satu alur yang jelas dan habis dibaca sekali duduk oleh pembaca.
c. Penokohan Terbatas
Selain jumlah kata dan alur, penokohan dalam cerpen juga dibatasi. Terkadang, cerpen hanya menceritakan tentang kehidupan satu tokoh saja. Tokoh tersebut juga tidak terkoneksi dengan terlalu banyak karakter lain di dalam sebuah cerita.
d. Hanya Memiliki Satu Konflik dan Satu Penyelesaian
Karena cerpen mengusung cerita yang sederhana dan tokohnya tidak banyak, di dalamnya hanya memiliki satu konflik. Bukan itu saja, cerpen yang ideal juga mempunyai satu penyelesaian dari konflik yang ada.
e. Memiliki Pesan Tersirat
Sama seperti karya-karya fiksi lain, entah puisi atau novel, cerpen juga mengandung pesan dan amanat yang dapat diambil pembaca. Akan tetapi, pesan tersebut tidak terungkap secara gamblang, melainkan tersirat di dalam keseluruhan cerita.
f. Meninggalkan Kesan Mendalam
Tak semua cerpen mampu mengesankan pembaca. Namun, apabila sebuah cerpen mampu membuat pembaca terkesan, kesan tersebut bisa melekat dengan sangat dalam di hati pembacanya. Terlebih, jika pembaca merasa cerpen yang dibacanya memuat kisah yang dekat dengan keseharian atau pengalaman dalam kehidupan pribadinya.
Unsur Intrinsik dalam Cerpen
Karya tulis fiksi, dalam hal ini cerpen, mempunyai unsur-unsur intrinsik yang membangun keseluruhan cerita. Beberapa unsur intrinsik yang membangun cerita di antaranya sebagai berikut:
a. Tema
Tema adalah ide pokok yang membangun sebuah cerita. Tema dapat diambil dari kehidupan sehari-hari, mulai dari persoalan cinta, misteri, aksi, dan lain sebagainya. Hanya saja, tema dalam cerpen sering kali tidak diketahui pembaca sebelum ceritanya dibaca sampai selesai.
b. Plot Cerita
Plot atau alur cerita dalam cerpen bisa dibilang lebih sederhana dibanding karya fiksi seperti novel. Alur yang biasanya muncul dalam sebuah cerpen, yaitu perkenalan, konflik, klimaks, penurunan konflik, kemudian konklusi atau penyelesaian.
c. Tokoh dan Penokohan
Tidak banyak tokoh yang terlibat dalam sebuah cerita pendek. Bahkan, seorang tokoh pun cukup untuk digunakan pengarang sebagai pembangun cerita, selama pengarang mampu menyampaikan pesannya kepada membaca melalui tokoh tersebut.
d. Latar
Latar tidak hanya mewakili setting tempat yang disebut dalam sebuah cerpen, tetapi juga meliputi ruang dan waktu, serta kejadian yang turut membangun keseluruhan cerita. Di sebuah cerpen, latar cerita sangatlah sederhana, bisa jadi hanya di suatu tempat saja dalam satu waktu.
e. Sudut Pandang
Ada beberapa sudut pandang kepengarangan yang biasa dipakai seorang pengarang untuk menyampaikan ceritanya. Mulai dari sudut pandang orang pertama, kedua, atau ketiga. Akan tetapi, yang umumnya dipakai dalam cerpen ialah sudut pandang orang pertama atau ketiga serba tahu.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen tidak mendayu-dayu dan cenderung lebih sederhana dibandingkan dengan karya fiksi lain. Terkadang, cerpen lebih menekankan penggunaan bahasa sehari-hari sehingga mudah dipahami pembaca.
g. Konflik dan Penyelesaian
Setiap cerita mempunyai konflik di dalamnya, tak terkecuali cerpen. Itulah yang membuat sebuah cerita menjadi menarik untuk dibaca, dan membuat pembaca penasaran akan seperti apa akhirnya.
Senada dengan konflik yang menarik, cerpen juga mesti mempunyai penyelesaian yang seru. Konflik dan penyelesaiannya dapat pula menjadi sarana pengarang dalam menyampaikan pesan khusus kepada pembaca tentang ceritanya.